Kemenaker Siap Tindak Penipu Lowongan Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan siap menindak komplotan penipu lowongan kerja yang merugikan calon tenaga kerja.
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Ketenagakerjaan siap menindaklanjuti dugaan penipuan lowongan kerja yang membuat pelamar merugi jutaan rupiah. Namun, mereka menunggu ada pelapor yang dapat memberikan data perusahaan terduga pelaku beserta alamat lengkap tempat perusahaan tersebut beroperasi.
Direktur Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kementerian Ketenagakerjaan (Bina PTKDN Kemenaker) Siti Kustiati menjamin pihaknya akan melakukan langkah-langkah lanjutan jika sudah menerima laporan lengkap.
”Seperti kasus-kasus terdahulu ketika disebut nama perusahaannya, alamatnya di mana, kami dari Direktorat Bina TKDN dengan Direktorat Bina Riksa (Direktorat Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan) datang langsung ke alamat. Langsung dengan polisi juga, itu gabungan,” tutur Siti Kustiati, Kamis (29/8/2024).
Ia mencontohkan, bulan lalu pihaknya datang ke area Bekasi karena mendapat laporan ada pekerja rumah tangga yang tidak dibolehkan pulang. Itu semua dimungkinkan asal informasi lengkap.
Terkait nama-nama PT yang disebut dalam laporan investigasi Kompas, Siti berharap ada yang melaporkan nama lengkap serta alamat para penyalur kerja itu. ”Apalagi, kan, tidak ada plang namanya. Jangan sampai kami datang tiba-tiba aktivitasnya berbeda dan salah,” kata Siti, yang akrab disapa Oki.
Baca juga: Sindikat Penipu Lowongan Kerja Beroperasi bagai Gurita
Bisa melapor
Kemenaker juga mengimbau masyarakat membuka ruang bagi anggota masyarakat yang hendak melaporkan penipuan lowongan kerja. Caranya, buka situs siapkerja.kemnaker.go.id, lalu pilih menu Bantuan.
Langkah itu akan mengarahkan ke situs bantuan.kemnaker.go.id. Dari sana, klik ”buat pengaduan”. Pelapor lalu memasukkan laporan dan diharapkan melampirkan dokumen bukti, misalnya salinan kuitansi pembayaran ke PT yang diduga menipu.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis (29/8/2024), mengatakan, kementerian berupaya mengantisipasi, mengurangi, dan stop lowongan kerja bodong. Salah satu upaya yang akan dilakukan ialah membuat posko penipuan lowongan kerja bersama dinas-dinas tenaga kerja provinsi.
Baca juga: Berharap Memperbaiki Nasib, Berujung Duit yang Raib
Namun, sebenarnya, pencari kerja yang merasa tertipu ataupun sudah menjadi korban penipuan lowongan kerja sejauh ini bisa melapor ke Kemenaker melalui telepon 1500630, Whatsapp 08119521156, dan akun resmi media sosial Kemenaker.
Dia mengakui, permasalahan penipuan lowongan kerja merupakan permasalahan yang rumit karena tidak sedikit lowongan yang beredar di internet dan memakai teknologi kecerdasan buatan. Oleh karena itu, Kemenaker berupaya menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Sandi dan Siber Negara, dan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
Dalam ketentuan internasional, lowongan kerja tidak boleh memungut uang dari pencari kerja. Hanya saja, jumlah pelaku kejahatan lowongan kerja bodong selalu berkembang lebih pesat daripada penanganan. Upaya memitigasi ini harus dilakukan bersama-sama.
Langkah mitigasi lainnya yaitu menggelar bursa lowongan kerja daring dan luring serta memvalidasi informasi lowongan kerja yang sudah dimasukkan perusahaan sejalan dengan kebijakan wajib lapor lowongan kerja.
Abdul Fickar Hadjar, dosen hukum pidana Universitasi Trisakti, memandang bahwa fakta-fakta yang terungkap melalui investigasi Kompas sudah bisa menjadi bukti terjadinya pidana penipuan lowongan kerja. Sindikat seolah-olah menyediakan lapangan kerja, padahal seandainya benar ada tidak sesuai dengan janji.
Selain itu, ada pembayaran oleh para korban pencari kerja. ”Dan ini sudah lebih dari cukup bukti bagi penegak hukum memprosesnya sebagai pelanggaran hukum, bahkan kejahatan,” katanya.
Fickar menambahkan, hal yang ironis ialah korban merupakan orang-orang yang justru sedang butuh penghasilan, tetapi malah harus kehilangan harta. ”Para korban ini sudah jatuh, tertimpa tangga pula,” ucapnya.
Masih beroperasi
Dari hasil penelusuran Tim Investigasi Harian Kompas, sedikitnya ada dua jaringan sindikat yang beroperasi di Jabodetabek. Jaringan pertama melibatkan kantor pusat PT KTT di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, dengan empat kantor cabangnya di Kabupaten Bekasi dan Jakarta Timur. Jaringan kedua melibatkan kantor PT CJA di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, yang bermitra dengan PT PSL di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, dan PT SAS di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
Berdasarkan pantauan pada Kamis (29/8/2024) siang, kantor pusat PT KTT di bilangan Kalideres masih beroperasi. Terlihat ada dua orang berpakaian rapi yang sedang berbincang dengan sekuriti di teras ruko. Sejumlah sepeda motor juga terlihat berjejer di tempat parkir yang berada di depan ruko PT KTT.
PT PSL yang berada di ruko kawasan Jalan Daan Mogot, Cengkareng, juga masih beraktivitas seperti sebelumnya. Tiga petugas sekuriti masih terlihat berjaga di depan ruko. Ada beberapa orang berpakaian rapi yang diduga pelamar kerja keluar dari dalam ruko.
Adapun salah satu cabang PT SAS di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tampak sepi dari aktivitas, Kamis (29/8/2024) siang. Meski pagar di area parkiran ruko itu terbuka, pintu ruko dalam keadaan terkunci. Kantor berupa ruko itu terlihat kosong selama dua hari terakhir.
Keadaan di PT SAS saat ini sangat berbeda apabila dibandingkan pada 3 Agustus 2024 silam. Ruko tiga lantai itu sebelumnya diketahui merekrut pencari kerja dan meminta uang total Rp 1,6 juta.
Lowongan fiktif
Setelah liputan investigasi tentang penipuan lowongan kerja terbit, iklan lowongan yang mencurigakan masih jamak ditemukan di internet. Bahkan, masih ada yang menggunakan nama perusahaan fiktif atau alamat situs bodong yang sebelumnya mengantar Kompas ke komplotan penipu.
Contohnya, Kompas mencari informasi dengan kata kunci ”lavanya autopart humanika” di mesin Google. Pada Juli 2024, lowongan kerja ke PT dengan nama itu mengarahkan Kompas ke perusahaan penyalur kerja PT KTT. Pelamar diminta membayar Rp 1,7 juta, tetapi lantas tidak mendapat kerja sesuai yang dijanjikan di awal.
Hasil penelusuran, masih ada iklan lowongan PT Lavanya Autopart Humanika di sebuah situs pencarian kerja. Iklan baru diunggah dua hari sebelumnya, atau berarti pada Selasa (27/8/2024). Kami juga mengecek situs beralamat https://www.infocarrer-cergo.online/.
Pada Juli lalu, perusahaan ekspedisi dan logistik PT Indo Pasific Express membuka lowongan dan menyertakan alamat situs itu sebagai miliknya. Setelah penyamaran sebagai pelamar, Kompas mendapati bahwa itu pancingan dari komplotan penipu lowongan kerja.
Baca juga: Lowongan Kerja Disebar Lewat Perusahaan Fiktif
Saat dibuka pada Kamis (29/8/2024), nama PT dalam situs beralamat tadi sudah bukan PT Indo Pasific Express, melainkan PT Tunas Abadi Indocargo. Meski demikian, pembuat situs masih mencantumkan foto yang sama, dan diduga merupakan hasil comot dari situs lain.
Lowongan lain yang terindikasi sebagai penipuan masih dapat ditemukan pada Kamis (29/8/2024). Sebagian lowongan itu disebar lewat situs perusahaan dan media sosial. Kompas menemukan resto bernama Tokugawa Sushi Restaurant yang menyebar lowongan lewat akun Instagram @tokugawasushirestaurant. Resto itu juga memiliki situs tersendiri, yakni www.tokugawashabusushi.store/p/carrer.html.
Resto Tokugawa ini memakai sejumlah foto serupa dengan situs milik Norren Han Sushi, yang berdasarkan temuan investigasi Kompas sebelumnya terindikasi kuat sebagai penipuan. Resto Tokugawa ini masih terlihat aktif menggunggah publikasi di Instagram dua hari lalu. Salah satu unggahan terakhirnya yaitu resto membuka lowongan kasir, waiters, dan cook helper.