Lowongan Kerja Disebar Lewat Perusahaan Fiktif
Praktik penipuan lowongan kerja memakai nama-nama perusahaan fiktif. Cara itu dipakai untuk mengelabui pelamar kerja.
Bagian ke-9 dari 19 tulisan
JAKARTA, KOMPAS — Investigasi harian Kompas mengungkap, komplotan mengawali aksinya dengan menyebar lowongan kerja dari perusahaan bodong disertai situs fiktif demi meyakinkan para pelamar. Hasil pelacakan digital dan penyamaran, hampir semua lowongan kerja di media sosial ataupun platform pencarian loker mencantumkan nama perusahaan bodong.
Kompas membuktikannya dengan menyamar sebagai pelamar kerja ke sejumlah lowongan yang terindikasi menipu korban. Salah satu loker yang dilamar adalah posisi staf administrasi restoran Jepang bernama Norren Han Sushi. Lowongan itu menyertakan akun Instagram @norrenhansushi dan situs www.norrenhansushi.store yang bisa diakses per 1 Agustus 2024. Namun, per Jumat (16/8/2024), laman itu sudah tidak dapat diakses.
Sekilas, lowongan itu mengesankan restoran baru yang membuka cabang di sejumlah daerah di Jakarta dan Banten awal tahun ini. Lowongan yang sama kami temukan di platform lowongan kerja Glints, 1 Agustus 2024.
Baca juga: Sindikat Penipu Lowongan Kerja Beroperasi Bagai Gurita
Foto dari internet
Dari laman restoran, Kompas melacak kemiripan foto ruang makan restoran dengan dekorasi kayu. Pelacakan dari Google Lens, sejumlah foto di resto itu bukanlah lokasi sebenarnya.
Foto ruang makan itu identik dengan foto salah satu artikel blog laman www.highstreet.co.id. Blog itu mengulas restoran bernama En Dining, 24 Januari 2019 yang berada di Mal Senayan City, Jakarta.
Sudut pengambilan gambar, pencahayaan, hingga obyek di dalam gambar itu sama persis. Foto En Dining di www.highstreet.co.id sudah ada sejak 2019, sedangkan laman milik Norren Han Sushi terdeteksi baru ada pada 2023.
Tim juga melacak foto-foto lain Norren Han Sushi yang diklaim sebagai lokasi resto cabang Pondok Indah, Kelapa Gading, serta Mal Karawaci Tangerang. Pencarian Google Lens pada foto-foto itu mengarah ke artikel blog desain interior www.the-metaphor.com. Foto-foto di ulasan itu adalah lokasi resto bernama Gyu-Kaku Japanese BBQ di Mal Grand Indonesia, Jakarta.
Baca juga: Mengecilnya Lapangan Pekerjaan, Membesarnya Peluang Penipuan
Tak hanya itu, kami menemukan semua foto pada laman Norrenhansushi.store identik dengan gambar dari berbagai sumber di internet. Foto makanan sushi pada menu food di laman itu adalah foto hidangan restoran populer Sushi Hiro. Begitu pula foto ramen di laman itu, identik dengan foto makanan di sejumlah artikel berita yang membahas tentang ramen.
Untuk mengetahui keberadaan resto, kami melihat bagian our outlet yang menjelaskan detail lokasi Norren Han Sushi. Dari laman itu, Norren Han Sushi mengklaim membuka dua cabang, yakni di Mal Kota Kasablanka lantai LG unit 11-12, Jakarta Selatan dan di Pondok Indah Mall 3 lantai 2, tanpa disertai nomor unit.
Baca juga: Bagaimana Pelamar bisa Terperangkap Penipuan Lowongan Kerja?
Dari pengecekan ke Mal Kota Kasablanka, unit 11-12 di lantai LG merupakan restoran Jepang lain yang tidak ada kaitannya dengan Norren Han Sushi. Ketika ditanya Kompas, salah satu pegawai restoran menyebut bahwa restoran itu berada di unit tersebut sejak 2015. Bagian informasi mal Kota Kasablanka menambahkan, tidak ada restoran Norren Han Sushi di mal tersebut.
Pengecekan tim ke Pondok Indah Mall, salah satu petugas keamanan mal menyebutkan, tidak ada restoran Norren Han Sushi di mal itu. Sampai berita ini diturunkan, pihak manajemen Pondok Indah Mall dan Kota Kasablanka belum merespons pertanyaan Kompas terkait keberadaan Norren Han Sushi tersebut.
Lewat penyamaran sebagai pelamar, seleksi calon pekerja Norren Han Sushi ini berujung pada wawancara di sebuah ruko di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Ruko itu merupakan kantor cabang PT KTT, salah satu lembaga penempatan tenaga kerja swasta (LPTKS).
Di sana, pelamar Norren Han Sushi diminta uang jaminan Rp 1,7 juta sebagai biaya pelatihan dan seragam. Pelamar juga diiming-imingi bisa langsung diterima bekerja dengan gaji Rp 4,9 juta per bulan. Adapun uang pelatihan akan dikembalikan setelah pembekalan di kantor pusat.
Namun, iming-iming itu hanya janji palsu. Setelah membayar Rp 1,7 juta, pelamar diarahkan ke kantor pusat PT KTT di Kalideres, Jakarta Barat, untuk pembekalan dan penempatan kerja ke perusahaan lain, yang tidak ada kaitannya dengan Norren Han Sushi. Uang jaminan juga tidak dikembalikan.
Baca juga: Cermati Informasi Lowongan dan Waspadai Permintaan Uang
Perwakilan platform Glints tidak mengetahui lowongan Norren Han Sushi di platform mereka itu terindikasi sebagai penipuan. Lowongan tersebut kini telah diblokir saat kami akses terakhir pada 8 Agustus 2024.
Head of Platform Operation Glints Cynthia Dewi menyatakan, tim Glints secara aktif telah mengawasi lowongan yang mengarah ke penipuan. Meski begitu, dia menyadari tidak ada sistem pengawasan yang sempurna.
Glints segera menghapus unggahan lowongan dan memblokir akun Norren Han Sushi setelah dilaporkan pada 8 Agustus.
"Kami menyadari tidak ada sistem yang sepenuhnya sempurna, tetapi kejadian postingan palsu seperti ini jarang terjadi, dan kami mematuhi standar industri dalam pencegahan penipuan. Kami terus meningkatkan sistem kami untuk memastikan keselamatan dan kepercayaan pengguna tetap menjadi prioritas utama kami," ucap Cynthia lewat pernyataan tertulis.
Tidak eksis
Cerita serupa terjadi saat Kompas memasukkan lowongan kerja di PT Lavanya Autopart Humanika. Kompas tidak menemukan profil PT Lavanya Autopart Humanika di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pelacakan secara digital juga menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak eksis.
Pembuatan lowongan dengan perusahaan fiktif itu berhasil menjebak korban, seperti dialami SA (19), pelamar kerja di PT KTT. SA terkecoh karena melihat nama entitas fiktif yang sekilas tampak kredibel.
Undangan wawancara perempuan ini mengatasnamakan Batavia Garden Resto, disertai dengan lampiran akun instagram @bataviagardenresto.official. SA meyakini undangan itu dan mengira restoran itu adalah Cafe Batavia yang berada di area Kota Tua, Jakarta.
Baca juga: Generasi Z Lebih Susah Cari Kerja
Saat wawancara, SA mendapati keanehan karena kantor berada di lokasi ruko yang tidak terawat. Kecurigaannya menguat karena dia diminta membayar uang Rp 1,7 juta untuk jaminan kerja.
Ketika dikonfirmasi, Richard salah satu perwakilan PT KTT, menyangkal jika perusahaannya membuat lowongan kerja dengan entitas fiktif untuk menjebak pelamar kerja. Menurut dia, lowongan kerja yang diiklankan jelas.
Dia mengklaim, sebagai penyalur tenaga kerja, perusahaannya yang menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan lain. ”Tidak ada. Tidak ada yang fiktif. Semua jelas,” ujarnya.
Baca juga: Lembaran Perjanjian Lemahkan Pelamar Kerja
Tidak hanya PT KTT, modus penggunaan entitas fiktif untuk menjaring pelamar kerja juga dilakukan PT PSL. Perusahaan ini juga menyertakan entitas perusahaan bodong dalam lowongan kerja.
Kami juga menyamar dan melamar ke lowongan kerja yang menyertakan PT Indo Pasific Express. Dari undangan wawancara kerja yang dikirim lewat Whatsapp, tercantum tautan ww.infocarrer-cergo.online yang seolah-olah laman resmi perusahaan.
Tim mengecek perbedaan nama perusahaan, yang sebelumnya di undangan disebut PT Indo Pasific Express, tetapi di situs disebutkan nama PT Tri Buana Express Logistik & Cargo.
Baca juga: Berharap Mengubah Nasib, Berujung Duit yang Raib
Di laman profil perseroan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham, tidak ada nama dua entitas di profil perseroan Kemenkumham. Padahal, pada bagian bawah situs Infocarrer-cergo.online disebutkan perusahaan itu ada sejak tahun 1993 di Jakarta.
Bahar selaku Kepala Cabang PT PSL Daan Mogot menolak memberikan jawaban. Dia mengarahkan ke atasannya. ”Yang Bapak pertanyakan, kewenangannya ada di direksi,” ujarnya.