Orang-orang di sekitar pelaku penipuan berkedok cinta turut menanggung malu. Mereka saat ini berusaha untuk mengembalikan nama baiknya.
Oleh
DHANANG DAVID, INSAN ALFAJRI, IRENE SARWINDANINGRUM, ANDY RIZA HIDAYAT
·4 menit baca
DHANANG DAVID
Wilayah rumah Iqbal, salah satu pelaku penipuan berkedok cinta, di Kabupaten Tangerang, Banten. AJ (53), ayah Iqbal tinggal di daerah ini. ia mengurung diri karena menanggung malu.
AJ (53) tak mampu menutupi rasa kesalnya terhadap Mohammad Iqbal Pangestu (29). Putra sulung yang seharusnya menjadi kebanggaan malah mencoreng nama baik keluarga. Satu setengah tahun ini, AJ mengurung diri di gubuk sederhana di Kabupaten Tangerang, Banten.
Bahkan, untuk shalat di masjid berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya, ia pun tak lakukan. Ia malu, tetangga mengecap Iqbal sebagai penipu. ”Dulu, saya sering jadi imam di sana. Apa yang saya katakan ke orang-orang setelah tahu anak saya begitu?” kata AJ di rumahnya, Senin (14/3/2022) malam.
Anak sulungnya, Iqbal, menghadapi tuduhan penipuan berkedok cinta terhadap setidaknya empat perempuan. Modusnya dengan cara memanipulasi data diri ketika mendekati korban, lalu meminta supaya korban membuka pinjaman daring atau online (pinjol). Sejak itu, beberapa korban mendatangi alamat rumah Iqbal di Tangerang. ”Polisi sudah ada yang datang ke sini. Ketua RT, RW, dan tetangga sekitar tahu. Saya sama sekali tidak tahu keberadaan Iqbal,” ucap AJ.
Beban hidup AJ makin berat karena impitan ekonomi. Ia sudah lepas tangan menghadapi kelakuan anaknya. ”Iqbal ini putus sekolah sejak kelas II SMP, setelah itu ia jarang pulang ke rumah. Saya pusing,” katanya.
Dia khawatir, masa depan keluarganya berantakan karena kasus ini. Ia tidak mau terseret lebih jauh dan berusaha menyelamatkan keluarga. ”Istri saya sakit-sakitan, adik perempuan Iqbal masih kuliah. Lebih baik saya menghidupi mereka yang tersisa. Jangan sampai hancur karena ulah Iqbal,” katanya.
Tetangga sekitar rumah orangtua Iqbal sudah tahu perilaku pemuda itu. Sebagian dari mereka pernah ditipu Iqbal. Saat kami mendatangi lingkungan sekitar rumahnya, orang-orang mengenali nama Iqbal. ”Belakangan, dia tidak tinggal di sini lagi. Keluarganya hidup sederhana,” kata Banani, Ketua RW setempat.
Nama baik lembaga
Tak hanya keluarga, penipuan berkedok cinta ini juga mencemarkan nama baik kampus dan instansi tempat mereka bekerja. Pihak Politeknik Maritim AMI Makassar (Polimarim) berkali-kali menerima laporan pengaduan atas mantan siswanya, Emirat Moniharapon (29). Dia dituduh menipu empat perempuan.
Korbannya teperdaya Emirat yang terlihat religius dan bertubuh gagah. Sebagian korbannya terjerat bujuk rayu Emirat melalui Facebook dan Instagram. Staf pengajar Polimarim, Badaruddin, geram pada tingkah anak didiknya ini. Sebelumnya, seorang perempuan berinisial NT datang ke kampus untuk mencari Emirat.
”Dia perempuan asal Malang, Jawa Timur. Jauh-jauh datang bersama orangtuanya hanya untuk mencari Emirat. Ia ditipu Rp 20 juta oleh Emirat,” ucapnya di Kampus Polimarim, Makassar, Sulawesi Selatan.
DHANANG DAVID
Dosen Polimarim, Badaruddin
Badaruddin tidak menyangka dan langsung memanggil Emirat untuk dimintai penjelasan. Ia juga memanggil ibu Emirat supaya orangtua kedua belah pihak saling bertemu. ”Akhirnya kedua belah pihak membuat surat perjanjian yang meminta Emirat segera mengembalikan uang milik NT,” ujarnya.
Kasus itu tidak sampai dilaporkan ke polisi karena status Emirat yang sebentar lagi akan lulus kuliah. Emirat merupakan taruna angkatan 2013. Selama di kampus, Emirat dikenal sebagai sosok taruna yang pintar dan tidak pernah membantah pengajarnya. ”Postur tubuhnya tegap dan kekar. Wajahnya tampan, mungkin ini jadi modal utamanya untuk mendekati korban,” katanya.
Badaruddin mengira masalah ini sudah selesai. Beberapa bulan setelah Emirat lulus, tiba-tiba Badaruddin ditelepon RK (43), ibu satu anak asal Bekasi, Jawa Barat. Ia mengaku ditipu Emirat Rp 180 juta lewat hubungan cinta palsu. Mendapat laporan itu, emosi Badaruddin memuncak. ”Anak ini ternyata mencoreng nama baik kampus. Ini masuk pelanggaran berat. Jika tahu akan begini, lebih baik tidak kami luluskan,” ujarnya.
Mengenai hal ini, saat ditemui, Emirat tidak komentar. Dia lebih banyak memberi klarifikasi tuduhan penipuan yang dilayangkan RK.
Sementara itu, lembaga sosial Thisable Enterprise memberi klarifikasi setelah kasus Dewala viral di Twitter dan Instagram pada 2021. Lembaga itu membuat pernyataan supaya instansinya tidak ikut terseret dalam pusaran kasus Leonardus Wahyu Dewala (32).
Sebelumnya, Dewala mencatut nama lembaga itu di situs LinkedIn, bahwa ia pernah bekerja di sana. Thisable Enterprise menyatakan, Dewala sudah tidak bekerja di sana sejak Oktober 2019. Dewala juga bukan pegawai tetap, melainkan masuk dalam masa percobaan pada periode Agustus-Oktober 2019.
IRENE SARWINDANINGRUM
Leonardus Dewala (32) yang menghadapi tuduhan eksploitasi seksual oleh 74 perempuan di akun Instagram @aliskamugemash menyatakan tak terima dengan tuduhan itu di di rumahnya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (23/3/2022).
Pihak Thisable Enterprise tidak ingin dilibatkan dalam setiap pemberitaan miring tentang Dewala. Menurut mereka, pencantuman nama Thisable Enterprise di profil LinkedIn Dewala berada di luar kendali instansi. Klarifikasi Thisable disampaikan saat Dewala menghadapi tuduhan melakukan eksploitasi terhadap 74 perempuan yang dikenalnya melalui aplikasi Tinder dan Bumble sejak 2013-2021.
Dewala menolak semua tuduhan itu dan dia tidak berhubungan dengan perempuan sebanyak itu. Saat ditemui di rumahnya, Maret lalu, Dewala mengaku pernah bekerja di lembaga Thisable Enterprise selama tiga bulan. Tugasnya meyakinkan perusahaan-perusahaan agar menerima 1 persen penyandang disabilitas dari semua karyawan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Penyandang Disabilitas.
Dewala mengklaim mundur dari pekerjaan karena berbeda pandangan dengan pemimpin lembaga itu, Angkie Yudistia. Dia mau proyek yang digarapnya itu berada di bawah perusahaan baru, bukan di bawah Thisable Enterprise yang merupakan yayasan. ”Saya berbeda pendapat sama dia (Angkie) karena dia menggunakan yayasannya untuk mendapat uang.” ujarnya.
Bukan hanya pelaku yang nama baiknya tercoreng, penipuan yang dituduhkan kepada mereka juga berimbas kepada pihak-pihak di sekitarnya. Para pihak itu berusaha membersihkan nama baiknya.