Siapakah Ryan Wesley Routh, Tersangka Percobaan Pembunuhan Donald Trump?
Melalui buku daring yang dia terbitkan pada 2023, Routh pernah memikirkan gagasan tentang pembunuhan terhadap Trump.
PALM BEACH, SENIN — Mantan Presiden Amerika Serikat dan kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, lolos dari upaya pembunuhan pada Minggu (15/9/2024). Biro Investigasi Federal AS atau FBI sudah menangkap tersangka yang diidentifikasi oleh CNN, Fox News, dan New York Times—mengutip sumber aparat hukum—bernama Ryan Wesley Routh (58).
Saat ini, pihak berwenang dan FBI masih menyelidiki motif Routh dan latar belakang ia merencanakan aksinya. Siapakah dia sebenarnya?
Seperti dilansir Fortune, Routh sepanjang hidupnya tinggal di North Carolina sebelum pindah ke Kaaawa, Hawaii, pada 2018. Di Hawaii, ia dan putranya mengoperasikan sebuah perusahaan yang membangun gudang.
Routh sering mengunggah di media sosial tentang perang di Ukraina. Ia memiliki situs penggalangan dana dan perekrutan relawan untuk pergi ke Kyiv guna bergabung dengan warga Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Baca juga: Percobaan Pembunuhan Lagi terhadap Donald Trump, Pelaku Ditangkap Setelah Gagal Beraksi
Menurut CNN, mengutip buku daring (e-book) yang tampaknya dia terbitkan sendiri pada 2023, Routh pernah memikirkan gagasan tentang pembunuhan terhadap Trump. Pada bagian tentang Iran, ia meminta maaf kepada negara-negara Timur Tengah karena dirinya telah memilih Trump. Routh melukiskan Trump sebagai ”anak terbelakang” dan ”menjadi bodoh” karena melucuti kesepakatan nuklir Iran.
”Saya adalah cukup jantan untuk mengaku bahwa saya salah dalam memilih dan membuat kesalahan parah,” tulis Routh. ”Anda, begitu pula saya, bebas membunuh Trump sebagai tebusan atas kesalahan dalam memilih itu.”
Pada 2020, Routh mengunggah cuitan di media sosial X untuk mendukung kampanye presiden yang digelar anggota DPR AS dari Demokrat saat itu, Tulsi Gabbard, dari Hawaii. Tulsi saat ini telah pindah ke Republik dan menjadi pendukung Trump.
Dalam beberapa tahun terakhir, unggahan Routh menunjukkan ia tidak menyukai Trump. Ia menyatakan dukungannya kepada Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Pada Juli 2024, setelah upaya pembunuhan terhadap Trump di Pennsylvania, Routh mendesak Biden dan Harris untuk mengunjungi mereka yang terluka dalam penembakan itu di rumah sakit. Ia juga mendesak Biden dan Harris untuk menghadiri pemakaman mantan kepala pemadam kebakaran yang tewas dalam insiden tersebut.
Baca juga: Kasus Trump dan Daftar Panjang Pembunuhan atau Upaya Pembunuhan Presiden AS
Berdasarkan data pemilih, Routh terdaftar sebagai pemilih independen di North Carolina pada 2012. Terakhir, ia memberikan suara secara langsung selama pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di negara bagian tersebut pada Maret 2024.
Catatan keuangan kampanye federal menunjukkan, Routh memberikan 19 kali sumbangan politik kecil senilai total 140 dollar AS sejak 2019. Ia menggunakan alamat Hawaii-nya untuk ActBlue, sebuah komite aksi politik yang mendukung kandidat Demokrat untuk menyumbang.
Catatan kriminal
Catatan kriminal juga menunjukkan, saat tinggal di Greensboro, North Carolina, Routh beberapa kali berurusan dengan penegak hukum. Menurut catatan daring Departemen Pemasyarakatan Orang Dewasa North Carolina, ia dihukum pada 2002 karena memiliki senjata pemusnah massal. Catatan itu tidak memberikan rincian tentang kasus tersebut.
Saya adalah cukup jantan untuk mengaku bahwa saya salah dalam memilih dan membuat kesalahan parah.
BBC melaporkan, Routh didakwa dan dihukum atas sejumlah tindak pidana berat di Guilford County di North Carolina antara tahun 2002 dan 2010.
Tindakan pidana tersebut termasuk membawa senjata tersembunyi, menolak penangkapan oleh petugas polisi, mengemudi dengan SIM yang dicabut, memiliki barang curian, hingga tabrak lari dengan kendaraan bermotor.
Hasil verifikasi BBC juga menemukan, melalui akun media sosialnya, Routh sering mengunggah pesan terkait pro-Palestina, pro-Taiwan, dan anti-China. Ia juga mengunggah tuduhan tentang perang biologis China dan referensi terhadap virus Covid-19 sebagai serangan.
Oran Routh, putra dari Ryan Wesley Routh, menggambarkan tersangka sebagai ayah yang penyayang dan perhatian. ”Saya tidak tahu apa yang terjadi di Florida. Saya harap semuanya hanya dibesar-besarkan karena dari sedikit yang saya dengar, sepertinya orang yang saya kenal tidak akan melakukan hal gila, apalagi kekerasan,” kata Oran Routh.
Baca juga: Paus Fransiskus Sindir Kamala Harris dan Donald Trump
Ryan Routh saat ini sudah ditahan pihak berwenang setelah ia ditangkap di Jalan Bebas Hambatan (Interstate) I-95. Kasus Routh saat ini tengah dalam penyelidikan.
Dalam konferensi pers bersama dengan Sheriff Palm Beach County Ric Bradshaw, Jeffrey Veltri dari Kantor Lapangan FBI Miami mengatakan, biro tersebut memimpin investigasi bersama lembaga penegak hukum lainnya.
”Kami telah mengerahkan sejumlah sumber daya, termasuk tim investigasi, anggota tim tanggap krisis, teknisi bom, dan anggota tim tanggap bukti,” kata Veltri.
Veltri juga menambahkan, seluruh sumber daya FBI bersama Dinas Rahasia AS, kantor Sheriff Palm Beach, dan kantor Sheriff Martin County dimobilisasi.
CNN melaporkan, guna penyelidikan, FBI tengah berupaya memperoleh surat perintah penggeledahan pada akun media sosial yang diyakini terkait dengan Routh. Beberapa dugaan aktivitas daring Routh juga melibatkan penggunaan platform yang berkantor pusat di luar AS.
Gandeng mitra internasional
Menurut sumber CNN, penyelidikan akan melibatkan kerja sama dengan mitra internasional untuk mengidentifikasi semua hal yang dapat dilakukan FBI tentang orang yang ditahan tersebut.
FBI juga mengetahui dugaan klaim daring Routh tentang perjalanan ke luar negeri. Dugaan itu juga akan menjadi bagian dari investigasi FBI. Meskipun demikian, karena saat ini masih dalam tahap awal investigasi, pihak berwenang belum mengidentifikasi adanya konspirator yang berpotensi menargetkan Trump.
Adapun Donald Trump dipastikan selamat dari upaya pembunuhan itu. Ia juga tidak terluka.
Baca juga: Kepanikan dan Kekacauan Saat Penembakan di Kampanye Donald Trump
Tak lama setelah insiden yang terjadi di Trump International Golf Club di West Palm Beach, sekitar 15 menit perjalanan dari kediaman Trump di Florida, Mar-a-Lago, itu dikonfirmasi oleh tim kampanyenya, Donald Trump mengeluarkan pernyataan melalui surat elektronik yang ditujukan kepada para pendukungnya. ”Ada suara tembakan di sekitar saya, tetapi sebelum rumor tersebar tanpa kendali, saya ingin Anda mendengar ini terlebih dahulu: Saya aman dan baik-baik saja.”
Calon wakil presidennya, JD Vance, dan Senator AS Lindsey Graham dari Carolina Selatan mengungkapkan, mereka berbicara dengan Trump setelah insiden itu. Keduanya mengatakan, Trump dalam semangat yang baik.
Pembawa acara Fox News, Sean Hannity, teman dekat Trump, melalui siaran di televisi mengatakan, dia berbicara dengan Trump dan rekan golfnya, Steve Witkoff, setelah insiden itu. Mereka memberi tahu Hannity, mereka sedang berada di lubang kelima ketika mereka mendengar suara ”pop pop, pop pop.”
Dalam hitungan detik, kata Hannity menirukan cerita Witkoff, agen Dinas Rahasia ”menerkam” Trump dan ”menutupinya” untuk melindunginya. Ia menambahkan, sebuah kendaraan lapis baja langsung membawa Trump ke tempat yang aman.
Para pemimpin dari gugus tugas kongres bipartisan yang dibentuk untuk menyelidiki upaya pembunuhan terhadap Trump pada 13 Juli di Pennsylvania mengatakan, mereka bersyukur Trump tidak terluka. Akan tetapi, gugus tugas itu tetap prihatin dengan kekerasan politik dan mengecamnya dalam segala bentuknya.
Anggota kongres dari Partai Republik Mike Kelly dan Demokrat Jason Crow mengatakan, satuan tugas telah meminta pengarahan dari Dinas Rahasia untuk memahami yang terjadi dan bagaimana keamanan menanggapinya.
Rafael Barros dari Dinas Rahasia mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa tindakan telah diambil sejak percobaan pembunuhan sebelumnya dan tingkat ancamannya tinggi.
Sidang pengadilan pertama untuk Routh diperkirakan berlangsung pada hari Senin (23/9/2024) di gedung pengadilan Palm Beach County dekat Mar-a-Lago. (AP/AFP/REUTERS)