Dukungan Taylor Swift Pun Tak Banyak Berpengaruh pada Pilihan Capres AS
Inti dari dukungan para pesohor ialah membangkitkan kesadaran masyarakat untuk berdemokrasi, terutama generasi muda.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
Para pesohor di Amerika Serikat kian ramai menyuarakan dukungan terhadap calon presiden dari dua partai yang berlaga di pemilihan umum 5 November 2024. Akan tetapi, ternyata seterkenal apa pun pesohor yang menyuarakan dukungan tidak berpengaruh langsung kepada jumlah suara yang diperoleh setiap calon presiden.
Penyanyi Taylor Swift adalah pesohor terbaru yang mengumumkan dukungan terhadap calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, pekan lalu. Ia mencuit di X pada Selasa (20/9/2024) dan disukai 10,4 juta warganet. Satu hari setelahnya, laman vote.gov atau Komisi Pemilu AS dikunjungi 405.000 warganet.
Selain Swift, pesohor yang mendukung Harris antara lain George Clooney, Julia Roberts, dan Camilla Cabello. Sementara di kubu Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik ada Kanye West, Hulk Hogan, Kid Rock, dan Elon Musk.
Pengumuman Swift mendukung Harris ini memancing kemarahan Trump. Pada Senin (16/9/2024) atau sehari setelah percobaan pembunuhan di lapangan golf pribadinya, Trump mencuit di pelantar Truth Social. ”SAYA BENCI TAYLOR SWIFT,” ujarnya.
Meskipun begitu, secara umum, dukungan para pesohor ini tidak berpengaruh dalam jajak pendapat di kalangan calon pemilih. YouGov pada Sabtu (14/9/2024) mengeluarkan hasil survei terbaru untuk melihat apabila ada peningkatan di kubu Harris.
Ternyata, hanya 8 persen responden mengatakan dukungan Swift mungkin membuat mereka akan memilih Harris pada pilpres November. Sebanyak 20 persen responden malah mengatakan tidak mau mencoblos Harris setelah pengumuman Swift.
Sejarah dukungan pesohor
Di AS, pesohor menyatakan dukungan kepada calon presiden tertentu bukan hal baru. Atlas Obscura mencatat, perilaku ini pertama kali muncul pada 1920 ketika bintang film dan panggung Al Jolson serta Mary Pickford mengumumkan dukungan terhadap Warren Gamaliel Harding.
Ketika itu, dukungan Jolson dan Pickford sangat berpengaruh terhadap citra Harding. Ia memimpin AS sampai dengan meninggal pada 1923. Reputasi Harding tercatat positif selama masa jabatannya.
Pada 1944, penyanyi Frank Sinatra mengumumkan dukungan untuk calon presiden Franklin D Roosevelt. Hal serupa ia lakukan pada pemilu 1960 untuk John F Kennedy. Sahabat Sinatra, Sammy Davis Jr, menyatakan dukungan untuk Richard Nixon pada pemilu 1968.
Namun, dukungan para pesohor ini tidak terlalu mengguncang seperti zaman pemilu yang dialami oleh Harding. Gebrakan terjadi pada 2007 ketika Barack Obama berkampanye. Pesohor Oprah Winfrey menyatakan dukungan atas Obama. Berdasarkan kajian Universitas Northwestern, dukungan Winfrey mendatangkan 1 juta suara untuk Obama.
Fenoma semacam itu tidak terulang pada pemilu berikutnya. Universitas North Carolina mengeluarkan laporan, ketika Obama berkampanye untuk masa jabatan kedua, semakin banyak pesohor besar yang mendukung, antara lain Clooney dan Angelina Jolie. Akan tetapi, dukungan mereka tidak berpengaruh pada pendapat masyarakat.
Sosiolog Universitas Negara Bagian Arizona, Margaretha Bentley, meneliti pengaruh sosial Swift, terutama di kalangan generasi muda. Ia menemukan, 66 persen respondennya mengatakan dukungan Swift terhadap Harris tidak berpengaruh terhadap pilihan mereka di pemilu.
”Responden mengatakan, dukungan para pesohor ini lebih membuat mereka tertarik mendalami setiap calon presiden,” kata Bentley kepada The Telegraph.
Sebanyak 76 persen responden mengatakan sudah menentukan presiden pilihan, tetapi mereka menjadi kian penasaran. Mereka semakin mengamati debat-debat yang telah terlaksana dan mencermati berbagai kebijakan yang dikampanyekan Trump ataupun Harris.
Guru Besar Emeritus Ilmu Politik Universitas Wisconsin, Ed Miller, menjelaskan, aspek terpenting dari dukungan pesohor adalah membangun kesadaran generasi muda berpolitik. Berkat vokalnya para pesohor, masyarakat tidak apatis dalam berdemokrasi.
”Memang dari sisi memengaruhi masyarakat memilih calon tertentu sangat kecil kemungkinannya, kita harus melihat dari sisi lain. Ini membuat orang-orang datang ke tempat pemungutan suara dan menentukan hasil pemilu,” ujar Miller kepada WSAW-TV. (AFP)