Kesan Paus Fransiskus Setiba Kembali di Vatikan: ”Indonesia Sangat Indah”
Paus Fransiskus merasa terkesan dan gembira dengan kunjungannya ke Indonesia.
Oleh
BONAFISIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO DARI VATIKAN
·2 menit baca
VATIKAN, KOMPAS — Paus Fransiskus tiba kembali di Vatikan, Jumat (13/9/2024), setelah menyelesaikan perjalanan apostolik selama 12 hari di kawasan Asia dan Oseania. Ia mengaku terkesan dan gembira dari kunjungan ke Indonesia, salah satu dari empat negara yang dikunjunginya.
”Saya gembira dengan perjalanan saya ke negara Anda. (Negara Anda) Sangat indah,” kata Paus Fransiskus menjawab pertanyaan jurnalis Indonesia dalam konferensi pers di atas pesawat Singapore Airlines sebelum mendarat di Roma, Italia.
Paus Fransiskus (87) dan rombongan, termasuk Kompas, meninggalkan Singapura pada Jumat pukul 12.25 dengan naik pesawat carter A350-900 Singapore Airlines. Pesawat mereka mendarat di Fiumicino, Roma, pukul 18.50 waktu setempat.
Dalam penerbangan kembali ke Roma, Paus Fransiskus di atas pesawat menemui wartawan dan menyempatkan diri menjawab sejumlah pertanyaan dari mereka. Para wartawan dari negara-negara yang dikunjungi mendapat prioritas pertama untuk bertanya.
Secara umum, Paus Fransiskus mengungkapkan dirinya gembira dengan perjalanan apostoliknya. Setiap negara membuatnya jatuh cinta.
Saat ditanya mengenai kondisi Indonesia terkait demokrasi, keadaan rakyat Papua, dan peran Gereja, Paus menjawab, ”Ini persoalan yang, saya katakan, lazim terjadi di negara-negara berkembang. Terkait hal ini, apa yang disebut dalam doktrin sosial Gereja menjadi penting, yaitu Anda harus berkomunikasi dengan berbagai sektor masyarakat yang bermacam-macam.”
”Anda katakan bahwa Indonesia negara berkembang. Salah satu hal yang mungkin perlu dikembangkan adalah hubungan sosial. Namun, saya gembira dengan perjalanan saya ke negara Anda, (negara Anda) sangat indah,” kata Paus Fransiskus.
Indonesia adalah negara pertama dari empat negara yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam lawatan apostolik kali ini. Tiga negara berikutnya adalah Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura.
Dalam rentang waktu 12 hari lawatan tersebut, agenda dan kegiatan Paus Fransiskus sangat padat, yakni lebih dari 40 acara dan 16 kali pidato.
Di Jakarta, selain menggelar Misa Suci di Gelora Bung Karno, Paus Fransiskus juga berkunjung ke Masjid Istiqlal. Bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, ia menandatangani Deklarasi Istiqlal yang menyoroti dua persoalan krusial saat ini, yakni dehumanisasi dan perubahan iklim.
Isu-isu lain
Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus juga mendorong agar setiap negara saling bekerja sama. Beberapa tantangan, seperti demokrasi dan persoalan sosial lainnya, perlu dijembatani dengan komunikasi antarsektor, dan bekerja sama.
Paus Fransiskus juga menjawab sejumlah isu lain, seperti Gaza, pemilu AS, pelecehan seksual, pengungsi, dan relasi Vatikan-China. Terkait Gaza, Paus Fransiskus mengatakan, setiap hari ia selalu menghubungi paroki yang ada di Gaza. Ia juga menghubungi para pihak untuk terus mendorong penghentian perang dan mendorong upaya damai.
Terkait hal itu, Paus Fransiskus mengapresiasi upaya Raja Jordania Abdullah II atas beragam inisiatifnya mendorong perdamaian di Gaza.