Tren Gaya Hidup Kaum Superkaya Berubah, Uang Mereka untuk Apa?
Barang mewah kian menjadi simbol kekayaan yang ketinggalan zaman. Kaum ultrakaya memburu lebih dari sekadar mewah.
Barang mewah yang dulu menjadi simbol status kekayaan sekarang semakin pudar di kalangan kaum ultrakaya. Kalangan superkaya saat ini justru semakin tertarik belanja pengalaman dan mengejar makna hidup dibanding mengoleksi tas, jet pribadi, dan mobil-mobil mahal.
Pada era ini, kalangan superkaya dan ultrakaya justru ingin terlihat lebih membumi dan tak mencolok. Mereka mengoleksi pengalaman dengan mencoba jalan kaki di luar angkasa, banyak berlibur, serta berbelanja barang seni dan barang antik.
Sejumlah laporan terbaru juga menunjukkan, mereka sangat tertarik pada kecerdasan buatan, berkesadaran lingkungan dan sosial tinggi, serta tak segan keluar banyak uang untuk hidup ekstrasehat.
Kamis (12/9/2024), Jared Isaacman (41) menjadi warga sipil bukan astronot yang pertama kali berjalan kaki di luar angkasa (space walk). Selama 1 jam, ia keluar dari wahana antariksa Polaris Dawn Crew Dragon Resilience milik SpaceX yang membawanya ke luar angkasa dan berjalan-jalan melihat Bumi dari ketinggian 700 kilometer.
Baca juga: Tajir Melintir, Syarat Berjalan di Ruang Angkasa
Isaacman merekam seluruh pengalaman itu dengan kamera di helmya. ”Di rumah, pekerjaan kita begitu banyak. Tapi, dari sini, Bumi terlihat seperti dunia yang sempurna,” kata Isaacman melukiskan indahnya pemandangan yang ia lihat.
Di rumah, pekerjaan kita begitu banyak. Tapi, dari sini, Bumi terlihat seperti dunia yang sempurna. (Jared Isaacman dari luar angkasa)
Dengan kekayaan yang ditaksir senilai sekitar 1,9 miliar dollar AS (sekitar Rp 29,2 triliun), Isaacman termasuk dalam jajaran orang-orang superkaya. Isaacman membiayai misi Polaris Dawn untuk bisa berjalan-jalan di luar angkasa dan memandang Bumi dengan mata telanjang.
Biaya yang dikeluarkan Isaacman untuk misi ini tak disebutkan. Sebagai gambaran, ia dilaporkan menghabiskan 200 juta dollar AS (sekitar Rp 3,08 triliun) untuk misi sipil SpaceX sebelumnya pada tahun 2021.
Pada 1999, di usia 16 tahun, Isaacman mendirikan perusahaan pemrosesan pembayaran Shift4 Payments. Menurut majalah ekonomi Forbes, perusahaan itu menangani pembayaran untuk sepertiga restoran dan hotel di Amerika Serikat.
Baca juga: Warga Superkaya Amankan Kekayaan
Ia juga mendirikan Draken International pada 2011. Draken International adalah firma pertahanan yang melatih para pilot angkatan udara. Perusahaan itu memiliki armada pesawat militer swasta terbesar di dunia. Firma ini kemudian dia jual dengan harga fantastis.
Sekarang, Isaacman termasuk dalam kalangan yang kerap disebut sebagai kaum ultrakaya atau elite global atau kalangan ”satu persen”. Sebutan ini merujuk pada jumlah mereka yang hanya segelintir karena kekayaan mereka yang begitu besar.
Definisi superkaya
Sebutan resmi untuk kalangan superkaya ini adalah individu dengan kekayaan bersih tinggi (high net worth individuals atau HNWI). Kaum HNWI didefinisikan sebagai orang atau rumah tangga yang memiliki aset likuid senilai antara 1-5 juta dollar AS.
Di atas HNWI ada kalangan sangat superkaya atau very HNWI (VHNWI) dengan kategori kekayaan likuid 5-30 juta dollar AS. Dan di jajaran tertinggi terdapat kaum ultra-superkaya atau ultra-HNWI (UHNWI), yaitu orang-orang yang memiliki aset likuid lebih dari 30 juta dollar AS.
Di jajaran tertinggi level kelompok superkaya, terdapat kaum ultra-superkaya atau ultra-HNWI (UHNWI), yaitu orang-orang yang memiliki aset likuid lebih dari 30 juta dollar AS.
Menurut laporan kekayaan firma ekonomi Knight Frank Wealth Report tahun 2024, jumlah UHNWI secara global meningkat 4,2 persen menjadi 626.619 orang dari 601.300 orang pada 2023.
Pada tingkat regional, kawasan-kawasan yang melahirkan kaum ultra-superkaya baru ini adalah Amerika Utara (7,2 persen), yang dipimpin AS (dengan peningkatan 8 persen), dan Timur Tengah (6,2 persen), yang dipimpin Turki (meningkat 10 persen). Sementara Amerika Latin sebagai satu-satunya kawasan yang mengalami penurunan populasi individu superkaya.
Baca juga: Orang-orang Superkaya Dunia, Bagaimana Gaya Hidup Mereka?
Laporan itu memperkirakan jumlah individu superkaya akan terus tumbuh 28,1 persen hingga 2028. Pertumbuhan tertinggi terlihat di India (meningkat 50 persen) dan China daratan (meningkat 47 persen). Kawasan Asia Pasifik disebut sebagai pusat pertumbuhan orang ultrakaya baru.
Berdasarkan survei Altrata, saat ini New York di AS memiliki populasi penduduk superkaya terbesar di dunia, yaitu sebanyak 16.630 jiwa. Hong Kong berada di peringkat kedua dengan jumlah penduduk superkaya sebanyak 12.546 jiwa, diikuti Los Angeles dengan sebanyak 8.955 jiwa, dan Tokyo dengan sebanyak 6.445 jiwa.
Generasi muda superkaya
Menariknya, saat ini semakin banyak generasi muda dalam kelompok superkaya itu. Para generasi X (lahir pada periode 1965-1980), milenial (lahir periode 1981-1996) dan generasi Z (lahir di periode 1991-2012) semakin menggeser generasi baby boomers (lahir periode 1946-1964) dalam kelompok ”satu persen” itu.
Para generasi muda superkaya ini pun menjadi penggerak dalam perubahan gaya hidup kaum ultrakaya. Dengan karakter berkesadaran sosial dan lingkungan yang relatif lebih tinggi dari boomers, mereka memilih koleksi pengalaman atau barang bermakna dibanding mengoleksi barang mewah semata karena mewah saja.
Pilihan jalan-jalan Isaacman itu menjadi gambarannya.
Baca juga: Dari Manakah Kekayaan Berasal?
Laporan firma keuangan Julius Baer tentang kekayaan global dan gaya hidup tahun 2024 menyebutkan, minat kalangan superkaya saat ini lebih pada koleksi pengalaman, mulai dari jalan-jalan, tinggal di hotel-hotel mewah yang menawarkan pengalaman eksotis dan unik, dan bersantap di restoran terkemuka.
Menurut laporan Julius Baer, semua kawasan di dunia mengalami peningkatan pengeluaran superkaya untuk biaya perjalanan. Restoran mewah dan hotel bintang lima sangat populer.
Sekitar 74 persen para superkaya di Asia Pasifik mengatakan, mereka telah menghabiskan lebih banyak uang untuk menikmati hotel bintang lima. Sementara 71 persen dari mereka mengaku telah menghabiskan lebih banyak untuk restoran mewah.
Hal yang sama diungkapkan dalam Survei Kekayaan Modern Charles Schwab 2023. Sekitar 70 persen orang kaya AS modern memandang kekayaan sebagai koleksi pengalaman, sementara hanya 30 persen saja yang masih menganggap kekayaan sebagai kepemilikan barang mewah.
Baca juga: Carl Munger, Orang Sangat Kaya di AS, tetapi Tinggal di Rumah Sederhana
”Lupakan mobil mewah, rumah besar, jam tangan mewah, atau koleksi buku yang sangat langka. Orang Amerika memilih untuk menghabiskan uang mereka untuk makan malam di restoran baru yang sedang naik daun, mengamati satwa liar di safari, atau membeli tiket Taylor Swift,” ungkap laporan itu.
Pengalaman bukan hanya sumber kenikmatan yang potensial, tetapi juga kesempatan untuk belajar tentang diri sendiri, menguji asumsi Anda, terhubung dengan orang lain, menyembuhkan diri, dan menemukan tempat Anda di dunia.
Psikolog dan Direktur Manhattan Therapy Collective di New York City, Peggy Loo, mengatakan bahwa pengalaman yang dimaksud adalah perjalanan yang memberi makna pada hidup, mulai dari makan malam bersama teman atau pergi berlibur.
”Pengalaman bukan hanya sumber kenikmatan yang potensial, tetapi juga kesempatan untuk belajar tentang diri sendiri, menguji asumsi Anda, terhubung dengan orang lain, menyembuhkan diri, dan menemukan tempat Anda di dunia,” kata Loo.
Tentu masih ada kalangan superkaya yang masih suka belanja untuk koleksi perhiasan, pakaian, dan aksesori mewah demi kemewahannya saja. Tren ini masih kuat di kawasan Timur Tengah.
Namun, jumlah mereka terus menurun. Menurut Indeks Investasi Mewah Knight Frank (Knight Frank Luxury Investment Index atau KFLII) tahun 2024, sejumlah pembelian koleksi mewah yang dulu dianggap sebagai simbol kekayaan dan investasi mengalami penurunan pembelian sepanjang 2023.
Baca juga: Orang Amerika Makin Kaya dan Dermawan, tapi…
Pembelian botol wiski langka turun 9 persen, mobil turun 6 persen, tas tangan mewah turun 4 persen, furnitur turun 2 persen, dan koleksi minuman anggur turun 1 persen. Sementara itu, investasi barang mewah semakin bergeser pada barang seni yang naik 11 persen, perhiasan naik 8 persen, jam tangan naik 5 persen, koin naik 4 persen, dan berlian berwarna yang naik 2 persen.
Pilihan ini tak lepas dari tingkat inflasi. Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), inflasi global mencapai 6,9 persen pada tahun 2023. Artinya, hanya koleksi seni, barang antik, dan perhiasan yang memberikan keuntungan yang mengalahkan inflasi.
Baca juga: Barang Mewah-Langka, Investasi Alternatif Investor Superkaya
Beberapa barang koleksi yang masih menjadi buruan kalangan ultrakaya pada 2023 bukan lagi mobil Ferrari atau tas Hermes terbaru. Barang yang masih diburu kalangan superkaya tahun lalu adalah mobil Ferrari antik, yaitu Ferrari 330 LM/250 GTO tahun 1962 yang terjual seharga 51,7 juta dollar AS (Rp 795 miliar).
Ada pula koin 10 dollar AS seri Capped Bust Gold Eagle 9 Leaves tahun 1795 (terjual 2,7 juta dollar AS atau Rp 41,5 miliar), berlian merah muda keunguan 10,57 karat Eternal Pink (terjual 34,8 juta dollar AS atau Rp 535 miliar), dan lukisan Femme a la Montre karya Picasso (terjual 139,4 juta dollar AS atau Rp 2,1 triliun).
Tampilan membumi
Tak ingin tampil mencolok, para miliarder muda pada era modern ini mempunyai kecenderungan untuk terlihat dalam tampilan membumi, seperti masyarakat umum. Tampilan ini populer dengan istilah ”kemewahan senyap (quiet luxury)”.
Semakin banyak miliarder teknologi muda yang terlihat mengenakan pakaian kasual daripada pakaian desainer. Meskipun terlihat kasual, pakaian yang mereka kenakan belum tentu biasa-biasa saja atau berharga murah.
Ternyata kaus Zuckerberg dibuat secara khusus oleh desainer Italia terkenal, Brunello Cucinelli.Harganya 300-400 dollar AS (Rp 4,5 juta-Rp 6 juta) selembar.
Miliarder pemilik Meta Inc., Mark Zuckerberg, misalnya, terlihat selalu mengenakan kaus gelap yang kasual dan bersahaja. Namun, majalah Fortunes mengungkap, ternyata kaus Zuckerberg itu bukan kaus biasa-biasa saja. Kaus Zuckerberg itu dibuat secara khusus oleh desainer Italia terkenal, Brunello Cucinelli.
Harganya antara 300-400 dollar AS (Rp 4,5 juta-Rp 6 juta) selembar atau setara upah minimum regional DKI Jakarta. Kaus itu juga tidak tersedia untuk dibeli oleh masyarakat umum.
Tak hanya tampilan, mereka juga ingin memiliki citra sadar lingkungan yang sangat tinggi. Kaum superkaya generasi muda ini cenderung tidak lagi ingin terlihat menyewa atau membeli jet pribadi untuk liburan singkat. Jet pribadi dinilai sebagai kemewahan yang tak peka lingkungan.
Baca juga: Jet Gulfstream G650, Pelengkap Kebahagiaan Orang Super Kaya Dunia
Penggunaan jet pribadi telah lama dituduh menjadi transportasi dengan tingkat polutan terburuk. Hingga 2019, jet pribadi masih menjadi kegemaran belanja kaum muda superkaya di seluruh dunia.
Kaum superkaya generasi muda ini cenderung tidak lagi ingin terlihat menyewa atau membeli jet pribadi untuk liburan singkat. Jet pribadi dinilai sebagai kemewahan yang tak peka lingkungan.
”Daftar belanja orang superkaya sebelumnya mencakup pesawat pribadi. Namun, sekarang, barang-barang itu dilihat dalam konteks jejak karbon mereka dan bagaimana hal itu akan menjadi citra buruk pada reputasi pemiliknya,” kata Caroline Russell, rekanan senior di firma hukum London Wedlake Bell, penasihat bagi orang kaya di seluruh dunia, seperti dikutip koran ekonomi, The Financial Times, 12 April 2024.
Russell mengutip berita penggunaan jet pribadi penyanyi pop Taylor Swift dalam beberapa bulan terakhir. Gaya hidup itu memberi citra buruk bagi Swift.
”Media sosial, tentu saja, memiliki dampak yang besar di sini. Orang-orang muda superkaya tak lagi ingin pamer kekayaan di depan publik, dan banyak yang sekarang akan berpikir hati-hati sebelum mengunggah swafoto jet pribadi mereka,” kata Russell.
Namun, pembelian kapal pesiar supermewah masih sangat tinggi. Hingga 2023, kapal pesiar supermewah adalah pembelian gaya hidup utama bagi ultra-superkaya. Pada tahun 2023, industri kapal pesiar mencatat transaksi terbesar dalam sejarah. Salah satunya dengan penjualan kapal model Lurssen AHPO senilai 330 juta euro (Rp 5,6 triliun).
Baca juga: Kapal Pesiar, Puncak Simbol Kemakmuran Kaum Superkaya
Dari sisi jejak karbon, kapal pesiar masih punya citra lebih baik daripada jet pribadi. Aktivis remaja Swedia, Greta Thunberg, misalnya, lebih memilih berlayar ke sebuah konferensi iklim besar di New York dan menolak menumpang pesawat untuk menekan jejak karbonnya.
Sponsor Thunberg yang menyediakan kapal pesiar berkecepatan tinggi itu juga dari kalangan ultrakaya, di antaranya produsen mobil Jerman BMW dan pengelola kekayaan Swiss EFG International.
Hal ini juga sesuai dengan laporan Knight Frank 2024 yang menyebutkan 75 persen kaum superkaya ingin menurunkan jejak karbon mereka. Sekitar 80 persen kaum superkaya dari generasi milenial mengatakan bahwa mereka mencoba untuk mengurangi jejak karbon mereka.
Citra peduli lingkungan
Anant Ambani (29), putra bungsu orang terkaya Asia, Mukesh Ambani, yang juga Pemimpin Reliance Industries, menjadi gambaran citra peduli lingkungan ini. Ia meluncurkan proyek pelestarian satwa liar di lahan seluas 3.000 hektar.
Baca juga: Habiskan Rp 10 Triliun, Pesta Tiga Malam Memuncaki Rangkaian Kemewahan Ambani
Dijuluki ”Vantara”, yang berarti ”Bintang Hutan”, kawasan itu berada di dalam kompleks penyulingan minyak mentah dan kompleks industri petrokimia di Jamnagar milik Reliance. Kawasan ini sering disebut sebagai Sabuk Hijau Gujarat.
Sejak awal, proyek tersebut diklaim berhasil menyelamatkan lebih dari 200 gajah dan berbagai reptil dan burung, badak, macan tutul, dan buaya.
Berbeda dengan generasi mudanya, semakin tua, semakin kaum superkaya itu tak peka pada kelestarian lingkungan. Hanya 59 persen boomer lelaki superkaya yang mencoba mengurangi jejak karbon dan hanya 67 persen boomer perempuan superkaya yang mempunyai kesadaran itu.
Kecenderungan ini juga berlaku di sektor properti. Menurut laporan itu, 20 persen kaum superkaya berminat untuk terus membeli properti. Namun, minat itu spesifik pada properti yang berada di lokasi-lokasi yang lebih tahan perubahan iklim, berteknologi tinggi, dan ramah lingkungan.
Secara sederhana, kaum superkaya semakin berminat membeli properti, seperti rumah-rumah cerdas yang dimotori kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI) dan mempunyai akses baik pada fasilitas penyimpanan atau pusat data (data center). Properti yang diinginkan itu juga mempunyai fasilitas daur ulang mandiri dan berada di kawasan yang masih hijau, seperti kawasan pertanian atau hutan.
Prioritas kesehatan
Selain kesadaran yang lebih tinggi pada pencarian pengalaman dan makna hidup, laporan Julius Baer tentang kekayaan global dan gaya hidup 2024 juga menemukan bahwa semakin banyak orang superkaya berinvestasi pada kesehatan.
Mereka akan rajin berolahraga, kerap periksa kesehatan, dan memilih makanan paling sehat. Tren makanan sehat kalangan ultrakaya itu adalah makanan yang tak melalui proses ultrapanjang, organik, dan rendah kalori tetapi kaya nutrisi. Tak jarang mereka memiliki koki pribadi dan konsultan diet atau kesehatan.
Semakin banyak orang superkaya berinvestasi pada kesehatan.
Perencana keuangan Tom Corley yang juga menulis buku kebiasaan hidup kaum superkaya, Rich Habits: The Daily Success Habits of Wealthy Individuals, menghabiskan waktu 5 tahun untuk mempelajari 233 orang superkaya itu. Selain makan sehat, ia juga menemukan bahwa orang kaya lebih sering berolahraga.
Salah satu diet yang paling digemari di kalangan orang superkaya sekarang adalah diet Mediterania yang terdiri dari banyak ikan, sayuran segar, pasta, kacang-kacangan dan beri, serta minyak zaitun.
Miliarder Bryan Johnson (45) menjadi simbol kaum ultrakaya yang memprioritaskan kesehatan hingga ke titik ekstrem. Pemilik perusahaan perangkat lunak itu menghabiskan sekitar 2 juta dollar AS (Rp 30,7 miliar) setiap tahun untuk kesehatan. Ia ingin tubuhnya kembali muda. Obsesinya akan kesehatan itu ia sebut Project Blueprint.
Baca juga: Usia Setengah Abad dengan Fisik Remaja
Dikutip media Bloomberg News, Johnson memiliki tim yang terdiri dari 30 dokter dan pakar kesehatan regeneratif yang mengawasi rutinitasnya. Johnson bangun setiap pagi pukul 05.00 pagi. Ia lalu mengonsumsi dua lusin suplemen, berolahraga selama 1 jam, minum jus hijau yang dicampur dengan kreatin dan peptida kolagen.
Selanjutnya, pria itu akan menyikat dan membersihkan giginya sambil berkumur dengan minyak pohon teh dan gel antioksidan. Sebelum tidur, Johnson memakai kacamata yang menghalangi cahaya biru selama 2 jam. Ia juga terus memantau tanda-tanda alat vitalnya dan menjalani prosedur medis bulanan, mulai dari USG, MRI, kolonoskopi, dan tes darah.
”Apa yang saya lakukan mungkin terdengar ekstrem, tetapi saya berusaha membuktikan bahwa menyakiti kesehatan dan merusak diri sendiri bukannya tidak terelakkan,” kata Johnson.
Kehidupan para kaum ultrakaya yang dulu identik dengan gemerlapnya perhiasan dan busana mewah sekarang bergeser. Barang-barang mewah itu semakin menjadi simbol yang ketinggalan zaman.