Umat di Lapangan Tasitolu Disemprot Air Jelang Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus
Panitia menyemprotkan air menggunakan mobil pemadam sebelum misa akbar bersama Paus Fransiskus di Timor Leste.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
DILI, KOMPAS — Lebih dari 700.000 umat Katolik memadati Lapangan Tasitolu, Dili, Timor Leste, untuk mengikuti misa akbar bersama Paus Fransiskus. Misa digelar di lapangan terbuka yang berdebu dengan suhu udara 35 derajat celsius.
Timor Leste menjadi negara ketiga yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam perjalanan apostoliknya di Asia dan Oseania. Timor Leste merupakan negara berpenduduk 1,3 juta jiwa dengan komposisi 98 persen beragama Katolik.
Wartawan harian Kompas, Josie Susilo dan Frans Pati Herin, saat ini berkumpul bersama 700.000 umat di Lapangan Tasitolu. Mereka melaporkan, pergerakan umat menuju Lapangan Tasitolu sudah terjadi sejak pukul 02.00 dini hari waktu setempat.
”Bahkan, sudah ada yang menginap menggunakan tenda-tenda. Tenda-tenda tersebut didirikan di sekitar Pelabuhan Tibar dan Tasitolu,” ujar Frans dalam reportase langsung di Kompas.id.
Frans juga sempat melihat rohaniwan-rohaniwati atau biarawan-biarawati berjalan menuju lokasi misa akbar Paus Fransiskus di Lapangan Tasitolu. Mereka berjalan sembari mendaraskan doa Salam Maria.
Frans mengatakan, suhu udara di Tasitolu sangat panas. Ia mengecek suhu udara sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Saat itu, tertera suhu udara mencapai 35 derajat celsius.
”Untuk mendinginkan udara, panitia menyemprotkan air menggunakan mobil pemadam. Mobil tersebut menyemprot jalanan dan umat,” ujar Josie dalam reportase langsung di Kompas.id.
Josie menggambarkan lautan payung kuning tampak di Lapangan Tasitolu. Misa direncanakan digelar pukul 16.00 waktu setempat. Sembari menunggu kedatangan Paus Fransiskus, grup musik yang berisi anak muda menyanyikan sejumlah lagu untuk menghibur dan menyemangati umat yang telah berkumpul.
Dilaporkan, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao dan Presiden Timor Lester Jose Ramos-Horta juga ikut menghadiri misa tersebut. Xanana datang lebih awal pada pukul 14.34, sedangkan Ramos datang pada pukul 15.54. Adapun misa digelar pada pukul 14.30.
Warga Indonesia
Misa di Dili tidak hanya diikuti oleh warga setempat. Lebih dari 1.000 warga Indonesia dilaporkan juga melintas dari Nusa Tenggara Timur ke Timor Leste untuk mengikuti misa akbar yang dipersembahkan Paus Fransiskus.
Beruntung Pemerintah Timor Leste dengan kemurahan hati menyambut warga Indonesia dengan berbagai fasilitas. Ada penginapan untuk 1.500 orang Indonesia yang disediakan Pemerintah Timor Leste.
”Kamarnya bersih, dilengkapi dengan tempat tidur, kasur, dan pendingin ruangan. Ada ruangan yang dilengkapi kamar mandi dan WC. Di luar kamar, terdapat puluhan kamar mandi dan WC sehingga tidak ada antrean pada pagi hari,” ujar Frans.
Tak hanya itu, Pemerintah Timor Leste juga menyediakan kaus, payung, topi, hingga syal bagi warga negara Indonesia yang melintas ke Timor Leste untuk mengikuti misa akbar bersama Paus Fransiskus.
Euforia umat yang terjadi hari ini tak dapat dilepaskan dari peristiwa di Lapangan Tasitolu 35 tahun lalu. Saat itu, Paus Yohanes Paulus II juga menggelar misa di Lapangan Tasitolu yang dihadiri 250.000 umat Katolik, Kamis (12/10/1989).
”Tasitolu itu bahasa Tetum yang artinya tiga danau. Tasi itu danau, sedang tolu itu tiga,” kata Josie. Sebutan tiga danau” itu mengacu pada tiga danau garam di daerah tersebut. Tasitolu memiliki nilai penting baik dari sisi lingkungan, sejarah, maupun budaya bagi masyarakat Timor Leste.
========
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Group Pembaca Kompas ”Liputan Khusus Kunjungan Paus”. Melalui grup tersebut, Kompas akan mengirimkan rekomendasi bacaan terkait kunjungan Paus Fransiskus. Klik di sini untuk mendaftar dan bergabung.