Fransiskus, Paus Pertama yang Menginjakkan Kaki di Vanimo
Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang berkunjung ke Vanimo. Ia datang membawa bantuan kemanusiaan dan mainan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO, HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
VANIMO, KOMPAS — Paus Fransiskus tiba di Vanimo, Papua Niugini. Perisitiwa ini menjadi bagian dari sejarah karena Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang menginjakkan kaki di Vanimo.
Minggu (8/9/2024) siang, Paus Fransiskus tiba di Vanimo. Di sana, Paus diagendakan bertemu dengan umat dan misionaris. Paus berkunjung ke Vanimo dengan membawa bantuan kemanusiaan dan mainan.
Wartawan harian Kompas Josie Susilo yang ikut serta dalam rombongan kepausan mengatakan, rombongan ke Vanimo dibagi dalam dua gelombang. Rombongan jurnalis berangkat menggunakan Air Niugini, sedangkan Paus Fransiskus terbang dengan pesawat angkut C-130J milik Angkatan Udara Australia.
”Warga sangat antusias untuk menyambut Paus Fransiskus. Pertemuan Paus dan umat di Vanimo digelar di sebuah lapangan tak jauh dari Bandara Vanimo,” kata Josie.
Josie mengatakan, Paus dan rombongan tidak menginap di Vanimo. Rombongan harus kembali ke Port Moresby sebelum petang. Pasalnya, Bandara Vanimo belum dilengkapi dengan instrumen untuk menunjang penerbangan malam hari.
Dalam penerbangan, lanjut Josie, sejumlah wartawan luar negeri terkesan dengan keindahan Vanimo yang tampak dari udara. Menjelang mendarat di landasan yang berada di tepi laut, para wartawan mengabadikan pemandangan itu dari udara.
Josie yang hadir di lapangan langsung membaur bersama umat. Ia merasakan euforia umat yang bernyanyi dan menari menyambut kedatangan Paus Fransiskus.
Saat pesawat yang digunakan Paus melintas di atas lapangan, teriakan dan sorak-sorai umat semakin kencang. ”Ini adalah kunjungan pertama seorang paus ke Vanimo. Bagi umat, Paus dipandang sebagai simbol harapan dan perdamaian,” kata Josie.
Di lapangan tersebut, Josie juga bertemu dan berdialog dengan Frederika Korain, salah satu warta Jayapura yang sengaja melintas ke Vanimo untuk bertemu Paus Fransiskus.
Kepada Josie, Frederika bercerita, dalam pertemuan itu ia ingin sekali menyampaikan harapan terkait masalah hak asasi manusia (HAM).
Kota kecil
Vanimo, kota kecil berpenduduk 14.000 jiwa, mendapatkan perhatian khusus dari Paus Fransiskus dalam kunjungan ini, selain Port Moresby. Seperti dilansir media Australia, ABC, 4 September 2024, kota ini berjarak 1.000 kilometer dari Port Moresby, tepatnya di Provinsi Sandaun yang berbatasan dengan Indonesia.
Menurut Uskup Francis Meli di Vanimo, Vanimo merupakan kota paling terpencil dan kurang beruntung di negara yang miskin dan beragam itu. Washington Post, Jumat (6/9/2024), melaporkan, modernitas menjadi hal langka di Vanimo.
Washington Post yang mengutip situs gereja menyebutkan, tidak ada air bersih untuk lebih dari 120.000 orang yang tinggal di keuskupan tersebut. Listrik merupakan kemewahan bagi segelintir orang yang mampu membeli panel surya atau generator portabel.
Kota ini terisolasi dari rute transportasi utama. Kota itu tidak dapat diakses melalui jalan darat dari sebagian besar wilayah di negara itu. Sementara infrastruktur, seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan bisnis, masih dalam tahap pembangunan.
Kota ini terisolasi dari rute transportasi utama. Kota itu tidak dapat diakses melalui jalan darat dari sebagian besar wilayah di negara itu. Sementara infrastruktur, seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan bisnis, masih dalam tahap pembangunan.
Salah satu misionaris di Vanimo, Pastor Agustin Prado, mengatakan, begitu terisolasinya, kota kecil Vanimo begitu sederhana. Di sana hanya ada dua supermarket, dua stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), dan satu rumah sakit.
”Kota ini sangat miskin, tidak terlalu banyak pembangunan. Semuanya harus dikirim melalui kapal. Butuh banyak waktu,” kata Prado.
Pastor Lawrence Arockiaraj, Koordinator Umum Komite Kunjungan Paus Fransiskus ke Papua Niugini, mengatakan, dengan letak Vanimo yang terisolasi, untuk mendukung kunjungan Paus Fransiskus ke Vanimo, militer Papua Niugini sudah mengirim terlebih dulu mobil dan bahan bakar untuk rombongan Paus. Mobil Paus Fransiskus dikirim dengan tongkang dari Port Moresby.