700.000 Warga Timor Leste Akan Hadiri Misa Suci bersama Paus Fransiskus
Sekitar 98 persen dari 1,3 juta warga Timor Leste adalah umat Katolik. Misa Paus Fransiskus akan diikuti 700.000 orang.
DILI, KAMIS — Diperkirakan sebanyak 700.000 umat Katolik akan mengikuti misa suci bersama Paus Fransiskus di Dili, Timor Leste, Selasa (10/9/2024). Kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Timor Leste dianggap sebagai hadiah atas kedalaman iman warga Timor Leste.
Demikian dinyatakan Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta, dalam wawancara khusus dengan kantor berita The Associated Press (AP), Rabu (4/9/2024). Ramos-Horta menyebut kunjungan Paus Fransiskus merupakan hadiah atas kedalaman iman yang ditunjukkan oleh masyarakat Timor.
Sekitar 98 persen dari total 1,3 juta jiwa warga Timor Leste merupakan penganut Katolik. Masyarakat Timor Leste antusias dengan kunjungan apostolik itu. Ini merupakan kunjungan Paus pertama ke negara itu sejak Timor Leste berpisah dari Indonesia melalui referendum tahun 1999. Pada 1989, Paus Yohanes Paulus II juga berkunjung ke Timor Leste saat negara itu masih berada dalam wilayah Indonesia.
Baca juga: Aura Kunjungan Paus Fransiskus Sudah Terasa di Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura
Warga Timor Leste menyambut kedatangan Paus Fransiskus dengan mengecat ulang dinding-dinding. Spanduk dan reklame dikibarkan di setiap sudut. Warga yang tidak bisa mengikuti misa diperkirakan berjejer di pinggir jalan untuk mencoba melihat sekilas Paus.
Kunjungan Paus Fransiskus di Asia-Oseania pada 2024 ini diawali dengan kunjungan ke Indonesia. Pada Kamis (5/9/2024) petang ini, Paus Fransiskus memimpin Misa Suci bersama puluhan ribu umat Katolik dari seluruh penjuru Indonesiar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Sebelumnya, Paus Fransiskus juga menghadiri sejumlah agenda di Jakarta.
Paus Fransiskus dijadwalkan bertolak ke Papua Niugini, Jumat (6/9/2024). Paus Fransiskus akan melanjutkan misi apostolik di negara itu selama empat hari.
Baca juga: Selama 12 Hari, Sejauh 32.814 Kilometer, Ini Agenda Paus Fransiskus di 4 Negara
Timor Leste menjadi tujuan kunjungan apostolik Paus Fransiskus selanjutnya. Ia dijadwalkan tiba di negara termuda di Asia Tenggara berpenduduk 1,3 juta jiwa itu, Senin (9/9/2024).
Ramos Horta menyebutkan, kunjungan apostolik itu juga menjadi pengakuan Vatikan atas kemajuan menuju perdamaian yang ditunjukkan negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Kunjungan Paus Fransiskus tersebut juga dinilai memberi keuntungan buat Timor Leste.
”Kunjungan Paus merupakan cara pemasaran terbesar dan terbaik yang dapat dilakukan siapa pun untuk mempromosikan negara tersebut, untuk menempatkan negara tersebut di peta pariwisata,” kata Ramos Horta.
Terlebih karena kunjungan tersebut juga dilakukan beberapa hari setelah Presiden Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao menjamu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada akhir Agustus 2024. Guterres datang ke Timor Leste untuk menghadiri peringatan 25 tahun referendum yang didukung PBB. Referendum tahun 1999 menghasilkan kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia pada 2002.
Baca juga: Paus Fransiskus, Suara Lantang di Padang Sunyi
Kunjungan apostolik ini juga akan menjadi kunjungan Paus Fransiskus yang pertama ke Timor Timur sejak Vatikan mengakui pada 2022 bahwa Uskup Carlos Ximenes Belo melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki. Belo merupakan sosok pahlawan dalam perjuangan kemerdekaan negara itu bersama-sama dengan Xanana Gusmao.
Paus telah bertemu dengan para korban pelecehan di negara-negara lain. Akan tetapi, belum jelas apakah Paus akan melakukannya atau membahas masalah tersebut secara terbuka di Timor Timur.
Banyak orang Timor sendiri meragukan atau mengabaikan tuduhan serius yang melibatkan Belo. Belo secara diam-diam dikenai sanksi oleh gereja. Ia juga dilarang melakukan interaksi dengan anak di bawah umur.
”Kami serahkan sepenuhnya kepada Paus dan orang-orang di sekitarnya tentang cara mengelola ini,” kata Ramos Horta ketika ditanya apakah Paus Fransiskus sebaiknya juga membahas sejarah pelecehan seksual selama kunjungannya.
Kendati demikian, Ramos Horta menyatakan, ia mengetahui bahwa Vatikan menanggapi hal itu dengan serius. ”Konsep keadilan adalah kewajaran. Ya, masyarakat terus menghormati Uskup Belo atas keberaniannya, kontribusinya terhadap perjuangan mereka. Ia melindungi masyarakat, menyelamatkan masyarakat, dan masyarakat tidak melupakannya begitu saja atau mengecamnya, mengucilkannya,” kata Presiden Ramos Horta.
Untuk itu, menurut Ramos Horta, tidak perlu ada kecaman lebih lanjut karena Vatikan telah mengambil tindakan. ”Jika Paus mengangkat masalah tersebut selama kunjungannya, itu seperti mengadili seseorang dua kali,” kata Ramos Horta.
Baca juga: Teguran Paus Fransiskus kepada Eropa yang Menolak Pengungsi
Belo dan Ramos Horta mendapat penghargaan Nobel Perdamaian 1996 atas upaya mereka menuju solusi yang adil dan damai untuk konflik di Timor Leste.
Persoalan di Timor Leste
Selain isu lama tersebut, dalam kunjungan apostolik itu Paus Fransiskus juga akan menyaksikan perjuangan Timor Timur melawan tingkat pengangguran, kekurangan gizi yang tinggi, dan 42 persen penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan secara nasional. Hampir dua pertiga warga negara berusia di bawah 30 tahun, sehingga penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda menjadi prioritas utama.
Ramos Horta terpilih kembali menjadi presiden pada 2022. Dalam kampanyenya, ia menjanjikan penanggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan stabilitas politik.
Industri minyak dan gas merupakan fondasi ekonomi dan sumber utama pendapatan negara. Namun, satu lokasi pengeboran lepas pantai utama telah habis dikuras sehingga negara tersebut membutuhkan cadangan baru untuk mengisi kekosongan tersebut.
Baca juga: Timor Leste Ingin Tumbuh Bersama Indonesia
Ramos Horta mengatakan, dia berharap ada terobosan segera, mungkin dalam tiga bulan ke depan, lewat rencana eksplorasi ladang gas alam yang akan menjadi kunci keuangan masa depan Timor Leste.
Woodside Energy Australia, yang memiliki saham terbesar dalam proyek tersebut setelah perusahaan minyak nasional Timor Leste, mengatakan bahwa pemerintah terus membuat kemajuan pada berbagai aspek negosiasi.
Ditambahkan dalam pernyataan perusahaan itu, mereka tetap berkomitmen untuk mengembangkan ladang tersebut jika ada kepastian fiskal dan peraturan yang diperlukan agar pengembangan yang layak secara komersial dapat dilanjutkan.
Pejabat Timor Leste percaya bahwa menyalurkan gas ke masyarakat akan memberikan lebih banyak manfaat bagi rakyat mereka meskipun ada tantangan logistik tambahan. ”Itu tetap menjadi tujuan. Alternatif apa pun harus menjadi proposal yang sangat persuasif,” kata Ramos Horta.
Relasi dengan China-AS
Dalam pembangunan negara, Timor Leste juga mendapat bantuan dari China yang ingin memperdalam pengaruhnya di antara negara-negara kepulauan Pasifik. Bantuan itu di antaranya dipakai untuk membangun istana presiden tempat wawancara Ramos Horta dengan AP dan beberapa gedung pemerintah utama lainnya.
China juga merupakan salah satu mitra dagang utama Timor Leste. Pada tahun 2023, kedua negara meningkatkan hubungan mereka dengan mencapai kemitraan strategis yang komprehensif.
”Saya memahami kecurigaan Amerika Serikat, ketakutan mereka, terkait China. Namun, saya tidak melihat China sebagai ancaman bagi siapa pun,” kata Ramos Horta.
Baca juga: Menyimak Seruan Paus Fransiskus
Ramos Horta mengatakan, Dili menyambut baik bantuan Beijing di berbagai bidang. Hal itu antara lain peningkatan pertanian, pengelolaan air, dan ketahanan pangan. Akan tetapi, Timor Leste tidak melihat perlunya hubungan keamanan yang lebih erat dengan China.
Ramos Horta menyoroti peran positif yang dimainkan oleh Korps Perdamaian Amerika Serikat di Timor Timur. Ia mengatakan, ia akan menyambut baik bantuan tambahan dari para insinyur militer AS di lapangan. Personel konstruksi Seabees Angkatan Laut AS saat ini bermarkas di Timor Timur, membangun dan merenovasi sekolah serta klinik. (AP)