Aura Kunjungan Paus Fransiskus Sudah Terasa di Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura
Warga pedalaman Papua Niugini berjalan kaki menyusuri Trek Kokoda sejauh 96 kilometer guna menyambut Paus Fransiskus.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
VANIMO, RABU — Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus tiba di Jakarta pada Selasa (3/9/2024). Sembari menunggu Paus menyelesaikan kegiatan di Indonesia, negara-negara tujuan kunjungan lainnya sibuk mempersiapkan diri menerima kedatangan Pemimpin Takhta Suci itu.
Paus Fransiskus dijadwalkan berada di Indonesia sampai dengan 6 September 2024. Setelah itu, ia akan berada di Papua Niugini sampai 9 September. Dari sana, pada 9-11 September Paus ada di Timor Leste dan pada 11-13 September di Singapura.
Melansir Vatican News edisi Selasa (3/9/2024), masyarakat di Vanimo dan sekitar sangat bersemangat menanti kedatangan Paus. ”Gereja Katolik tiba di Vanimo 50 tahun lalu. Jadi, masih sangat muda,” kata Pastor Miguel de la Calle, misionaris Katolik dari Argentina yang membaktikan diri di Vanimo.
Menurut dia, warga dari seantero Papua Niugini sampai ke pedalaman bersiap menuju Vanimo, lokasi misa suci bersama Paus Fransiskus pada 8 September. Warga Indonesia juga akan menyeberang perbatasan demi bisa melihat Paus Fransiskus. Banyak dari orang-orang itu yang berjalan kaki saking terbatasnya akses transportasi.
Rohaniwan Katolik di Papua, misalnya, selain sebagian akan mengikuti misa suci yang dipimpin Paus Fransiskus di Jakarta, sebagian juga akan menjumpai Paus di kota Vanimo, Papua Niugini, dekat Kota Jayapura, Papua, pada 8 September 2024.
Situs Pemerintah Provinsi Papua, Minggu (1/9/2024), menyebutkan, sebanyak 160 rohaniwan Katolik akan mengikuti agenda kunjungan Paus Fransiskus (87) di kota Vanimo (Kompas.id, 1 September 2024).
Menurut rencana, pada Minggu (8/9/2024) Paus akan meluangkan waktu tiga jam bersama umat. ”Warga bergotong royong membersihkan lingkungan, menanam tanaman, dan menghias wilayah ini,” kata Pastor Miguel.
Papua Niugini memiliki penduduk sebanyak 7 juta jiwa dan 800 bahasa daerah. Menurut Pastor Miguel, ini merupakan tantangan tersendiri di dalam melaksanakan ibadah. Selain itu, juga ada tantangan berupa keterbatasan air bersih, transportasi, listrik, layanan kesehatan, dan pendidikan.
Surat kabar Papua Niugini, The National, edisi Rabu (4/9/2024) melaporkan, warga mulai tiba di ibu kota Port Moresby. Warga dari Provinsi Oro di utara berjalan kaki menyusuri Trek Kokoda sepanjang 96 kilometer. Kaum perempuan memilih naik pesawat dari Mount Hagen dan Lae.
”Banyak di antara kami dari pegunungan dan baru kali ini mengalami udara panas di pesisir, tetapi kami bersemangat menanti kedatangan Bapa Suci,” kata Clement Namba, Diakon Gereja Katolik Papen di Kindeng.
Timor Leste
Di Timor Leste, kedatangan Paus Fransiskus bertepatan dengan dua tahun penjatuhan sanksi kepada Uskup Carlos Ximenes Belo. Pemenang Nobel Perdamaian 1996 dan pahlawan kemerdekaan ini terungkap sebagai pelaku pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Kejahatan itu diungkapkan di majalah Belanda, De Groene Amsterdammer, pada September 2022 berkat liputan investigatif wartawati Tjiyske Lingsma. Sejatinya, ia mendengar desas-desus bahwa Belo dan Pastor Richard Daschbach menyalahgunakan status mereka sebagai pemuka agama sejak tahun 2002.
Daschbach kemudian menulis surat pengakuan pada 2018 bahwa selama 1991-2012 ia melecehkan anak dan remaja perempuan. Takhta Suci memecat dia dan pada 2022 Daschbach divonis 12 tahun penjara. Akan tetapi, reputasi dia seolah tidak tercemar. Perdana Menteri Xanana Gusmao merayakan ulang tahun Daschbach di penjara.
Adapun Belo pada 2002 mengatakan mundur dari jabatan sebagai kepala gereja di Timor Leste dengan alasan kesehatan. Ia lalu dikirim ke Mozambik sebagai misionaris. Sekarang, Belo (76) tinggal di Portugal. Berbagai pihak menuduh Takhta Suci menutup-nutupi kasus Belo.
Paus Fransiskus pada 2023 mengatakan tidak akan menghindari topik kejahatan yang dilakukan oleh anggota gereja. ”Akan tetapi, soal kasus ini, memang cara yang ditempuh 20-25 tahun lalu seperti itu. Kesadarannya belum setinggi sekarang,” tuturnya.
Di lapangan, warga Timor Leste umumnya tidak mempercayai tuduhan terhadap Belo. Mereka mengharapkan Belo hadir di sisi Paus sehingga menampik kabar bahwa ia dijatuhi sanksi.
Singapura
Di Singapura, Paus Fransiskus akan tiba pada 11 September. Ia akan menuju istana kepresidenan untuk bertemu Presiden Tharman Shanmugaratnam, setelah itu ke parlemen guna bertemu dengan Perdana Menteri Lawrence Wong. Kunjungan pada hari itu diakhiri acara pertemuan di Universitas Nasional Singapura.
Pada 12 September, Paus Fransiskus mengadakan misa akbar di Stadion Nasional. Ada 48.600 karcis dijual bagi umat yang ingin mengikuti misa secara langsung. Kapasitas Stadion Nasional adalah 55.000 tempat duduk, tetapi sisanya digunakan untuk kuota tamu undangan. Misa ini akan disiarkan pula secara langsung.
Surat kabar The Strait Times melaporkan, terjadi persaingan ketat memperebutkan karcis tersebut. Lawrence Chan, kepala penjualan karcis misa akbar, mengatakan, hanya enam dari 10 pembeli yang berhasil. (AP)