Calo dan ”Ticket War” Bikin Penggemar Oasis Emosi
Calo dan ”ticket war” juga mewarnai konser reuni Oasis. Penggemar asli emosi.
LONDON, SELASA — Bukan cuma di Indonesia, calo juga beraksi di Inggris. Kali ini, mereka berulah dalam ticket war alias rebutan pembelian tiket konser Oasis. Penggemar asli malah tidak kebagian sehingga mereka emosi. Otoritas Inggris akan menyelidiki lonjakan harga tiket itu.
Pada Senin (2/9/2024), Otoritas Standardisasi Periklanan Inggris menyebut ada 450 aduan soal penjualan tiket. Perusahaan penyedia tiket, Ticketmaster, disebut menyesatkan calon pembeli soal harga tiket.
Baca juga: Dampak Baik Reuni Oasis
Awalnya, harga diiklankan 148,5 pound sterling. Faktanya, penggemar harus membayar hingga 355,2 pound sterling alias lebih dari dua kali lipat harga awal. Ticketmaster menerapkan sistem yang disebut harga dinamis. Intinya, harga akan dinaikkan kalau banyak permintaan.
Ticketmaster berkilah, sistem itu bertujuan mencegah calo. Selain itu, sistem penetapan harga harus mendapat persetujuan penampil. Manajemen Oasis belum berkomentar soal harga tiket itu. Selama Eras Tour, Taylor Swift menolak memakai sistem harga dinamis.
Selain Ticketmaster, tiket konser Oasis juga dijual lewat See Tickets dan Gigsandtours. Di semua pelantar itu ada keluhan dari pembeli. Laman penjualan tiket macet karena banyaknya permintaan.
Begitu penjualan daring dibuka, mereka tidak bisa langsung membeli tiket. Mereka harus antre berjam-jam, lebih dari tiga jam, demi bisa mencapai bagian depan antrean. Setelah mencapai bagian depan dan siap membeli, terjadi masalah.
Situs mengirimkan pesan kesalahan dengan menyatakan si pembeli sebagai bot atau program komputer otomatis yang dapat membeli tiket lebih cepat daripada manusia. Salah satunya dialami Jamie Moore (50) dari East Kilbride.
Baca juga: Adele Mau Beristirahat Musik
Ia berharap mendapatkan tiket untuk menonton Oasis setelah antre lama. Namun, ia dikeluarkan ketika mencapai bagian depan antrean daring setelah dikira sebagai bot. Moore mengatakan, ia tidak pernah dikecewakan oleh situs web dalam hidupnya.
Masalah lain juga muncul. Begitu bisa membeli, para penggemar mendapati harga tiket sudah naik lebih dari dua kali lipat.
Diperkirakan lebih dari 1 juta tiket untuk pertunjukan band tersebut terjual habis dalam hitungan menit. Band tersebut mengumumkan semua tiket di Inggris telah terjual sepuluh jam kemudian. ”Harus ada cara yang lebih adil, lebih sederhana, dan lebih efisien untuk menjual tiket,” kata Dan Walker, pembawa acara televisi Inggris, di X.
Skema harga dinamis sudah digunakan di Inggris untuk penjualan tiket Harry Styles, Coldplay, dan Blackpink. Bruce Springsteen memberi lampu hijau kepada Live Nation untuk menerapkan harga dinamis untuk jadwal turnya tahun lalu.
Baca juga: Taylor Swift dan Jalinan Persahabatan Swifties
Di Inggris, meskipun skema penetapan harga dinamis tampak tidak adil bagi pelanggan, skema itu dianggap legal. Terutama selama perusahaan mematuhi hukum dan peraturan yang terkait dengan transparansi harga, perlindungan konsumen, dan persaingan yang adil.
Ticketmaster pertama kali memperkenalkan skema harga dinamis ini pada tahun 2022. Ticketmaster menerapkan praktik itu untuk coba menghentikan calo. Calo dipahami sebagai orang-orang yang membeli banyak tiket untuk dijual kembali dengan untung di kemudian hari.
Ticketmaster menutup situs penjualan kembalinya, GetMeIn dan Seatwave, pada 2018 setelah munculnya kritik terus-menerus terhadap penjualan kembali tiket oleh calo. Saat ini Viagogo dan StubHub merupakan dua situs web tiket sekunder utama di Inggris.
Tetap ada calo
Meski upaya meredam calo dilakukan, penjualan kembali tiket dengan harga yang lebih mahal tetap terjadi. BBC melaporkan, penjualan kembali tiket konser Oasis terjadi pada Jumat (30/8/2024). Penjualan terlacak setelah prapenjualan tiket dibuka selama tiga jam untuk sejumlah kecil penggemar.
Baca juga: Sihir Taylor Swift, Gelang Persahabatan, dan Kesehatan Mental Swifties
Tak lama tiket yang diperoleh dari prapenjualan, didaftarkan di situs penjualan kembali seperti StubHub dan Viagogo dengan harga lebih dari 6.000 pound sterling. Harga itu naik 40 kali lipat dari harga tiket awal.
Oasis mengimbau orang-orang untuk tidak menjual kembali tiket dengan harga lebih tinggi di situs yang tidak terkait dengan promotor mereka. Oasis juga mengatakan tiket tersebut akan dibatalkan.
Oasis menambahkan, tiket tersebut hanya dapat dijual kembali dengan harga sesuai nominal di situs Ticketmaster dan Twickets. ”Tiket yang dijual dengan melanggar syarat dan ketentuan akan dibatalkan oleh promotor,” kata band tersebut.
Sementara Viagogo mengeluarkan pernyataan yang mengatakan penjualan kembali adalah legal di Inggris. ”Permintaan akan mencapai puncaknya saat tiket mulai dijual. Namun, itu bukan cerminan normal dari harga tiket yang dapat dan akan dijual,” kata Cris Miller, Direktur Pelaksana Global Viagogo.
Pemerintah Inggris mengumumkan rencana penyelidikan pada isu itu. Pemerintah Inggris akan memasukkan isu-isu seputar transparansi dan penggunaan harga dinamis dalam tinjauan yang telah direncanakan mengenai penjualan tiket dan perlindungan konsumen.
Anggota Parlemen Eropa dari Dublin, Regina Doherty, meminta penyelidikan terhadap Ticketmaster oleh Komisi Perlindungan Konsumen dan Persaingan Irlandia (CCPC). Sementara CCPC meyakini adanya kekhawatiran seputar pengalaman konsumen akhir pekan ini. CCPC sedang meninjau situasi itu. CCPC akan mempertimbangkan semua opsi untuk memastikan hukum perlindungan konsumen dipatuhi.
Selain itu, selama bertahun-tahun, penggemar konser dan politisi menyerukan pemeriksaan ulang atas pembelian Ticketmaster oleh Live Nation pada 2010. Seruan semakin intensif setelah penjualan tiket pada 2022 mengacaukan penjualan tiket tur konser pertama Taylor Swift. Penggemar mengantre daring selama berjam-jam dan mendapati harga yang menurut mereka terlalu tinggi. (AP/AFP/REUTERS)