Sebelum serangan Kursk, Putin berhati-hati menanggapi desakan perubahan syarat penggunaan nuklir.
Oleh
IWAN SANTOSA, KRIS MADA
·3 menit baca
MOSKWA, SENIN — Rusia mempertimbangkan kemungkinan penurunan syarat penggunaan senjata nuklirnya. Rencana itu diungkap beberapa jam selepas Rusia mencegat 158 pesawat nirawak berpeledak Ukraina. Perubahan juga dipicu serangan Ukraina ke Kursk dan berbagai provinsi Rusia beberapa waktu terakhir.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengungkap rencana itu. ”Ada niat jelas untuk memulai perubahan (doktrin nuklir) yang disebabkan, antara lain, telaah dan analisis perkembangan konflik belakangan ini,” ujarnya, Minggu (1/9/2024), di Moskwa sebagaimana dikutip TASS.
Ia tidak mengungkap kapan versi akhir pembaruan akan selesai. Perubahan disebutnya bukan pekerjaan mudah. ”Menyangkut aspek terpenting dalam keamanan nasional kita,” kata Ryabkov.
Ia menyebut, bukan hanya perkembangan perang Ukraina saja yang menjadi pertimbangan. Keputusan-keputusan para pendukung Ukraina juga menjadi pertimbangan. Amerika Serikat dan sekutunya tidak hanya terus menambah senjata ke Ukraina.
Washington dan sekutunya juga menambah aneka sanksi kepada Moskwa. Tekanan terbaru berupa ancaman ke berbagai negara yang masih bertransaksi dengan bank-bank Rusia. Washington mengancam menutup akses kliring dollar AS ke bank-bank yang masih bertransaksi dengan Moskwa. Jika diwujudkan, ancaman itu membuat bank kehilangan akses pada pemrosesan transaksi dollar AS.
Ryabkov mengungkap rencana soal nuklir beberapa jam selepas Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pencegatan 158 pesawat nirawak Ukraina. Pesawat-pesawat berpeledak itu diarahkan ke Moskwa dan berbagai provinsi lain.
Ada niat jelas untuk memulai perubahan (doktrin nuklir) yang disebabkan, antara lain, telaah dan analisis perkembangan konflik belakangan ini.
Kursk, provinsi Rusia yang sebagian wilayahnya masih diduduki Ukraina, paling banyak jadi sasaran. Rusia menjatuhkan 46 pesawat nirawak Ukraina di atas Kursk. Selain itu, ada 34 pesawat di Bryansk dan 28 unit lain di Voronezh, dua provinsi tetangga Kursk.
Rusia membalas dengan menembakkan sejumlah rudal balistik dan menerbangkan pesawat nirawak berpeledak ke Ukraina. Sepanjang pekan lalu, Rusia menembakkan 160 rudal dan menjatuhan 780 bom ke Ukraina. Selain itu, setidaknya 400 pesawat nirawak berpeledak diterbangkan ke berbagai kota Ukraina.
Rencana perubahan
Atasan Ryabkov, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, lebih dulu mengindikasikan rencana perubahan itu. Lavrov mengungkapnya pada 27 Agustus 2024. Ia menggunakan istilah ”menspesifikasikan” untuk menyebut perubahan itu.
Sementara Putin pada Juni 2024 memakai istilah ”dokumen yang berkembang” untuk doktrin senjata nuklir Rusia. Dokumen termutakhir diteken Putin pada 2020. Namanya resminya: Prinsip Dasar Kebijakan Negara tentang Penggentaran Nuklir.
Dokumen itu menetapkan syarat dan kondisi penggunaan cadangan senjata nuklir Rusia. Nuklir ditetapkan sebagai penggentar utama. Senjata nuklir hanya akan digunakan pada kondisi sangat terpaksa.
Rusia akan sekuat tenaga mengurangi ancaman nuklir dan mencegah hal-hal yang memicu perang nuklir. ”Penggentar nuklir bertujuan memperingatkan musuh tentang kepastian pembalasan jika menyerang Rusia dan sekutunya,” demikian dicantumkan di dokumen itu.
Moskwa hanya boleh menggunakan nuklir apabila ada informasi pasti rudal balistik mengarah ke wilayah Rusia atau sekutunya. Nuklir juga bisa digunakan jika musuh menggunakan lebih dulu untuk menyerang Rusia atau sekutunya. Penggunaan senjata konvensional yang dapat mengancam keberadaan Rusia juga dapat menjadi alasan pembalasan dengan nuklir.
Moskwa juga akan menggunakan senjata nuklir jika infrastruktur pemerintahan dan militer serta rantai komando diserang. Pembalasan itu akan dilakukan apabila serangan musuh bisa mengurangi kemampuan Rusia menggunakan senjata nuklir.
Sejak awal menyerbu Ukraina, Putin berulang kali mengancam menggunakan senjata nuklir Rusia. Pada Juni lalu, ia diduga mengulangi ancaman itu secara tersirat. ”Lihat yang tertulis. Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah, kami mempertimbangkan semua kemungkinan penggunaan senjata,” ujarnya.
Sampai sekarang, Moskwa belum benar-benar menggunakan senjata nuklirnya. Sejauh ini, Rusia hanya berulang kali berlatih menggunakan senjata nuklir taktisnya. Putin juga pernah ikut terbang dalam pesawat pengebom strategis Rusia.
Saya berharap segera ada perubahan untuk memberi hak sah menggunakan nuklir untuk menanggapi serangan apa pun ke wilayah kita.
Sejumlah pihak di Ukraina ragu Rusia akan berani menggunakan nuklirnya. Sebab, beberapa kali, Ukraina menyerang pangkalan tempat pesawat pengangkut bom nuklir Rusia. Sejauh ini, Rusia membalas dengan pesawat nirawak atau rudal konvensional.
Namun, sejumlah pihak khawatir selepas Ukraina menyerbu Kursk. Kyiv juga mengumumkan telah menguji rudal balistik buatan sendiri. Rudal itu bisa menjangkau Moskwa dan beberapa kota lain di Rusia.
Di Rusia, sejumlah pihak juga mendesak syarat penggunaan diturunkan. Peneliti Institute of World Economy and International Relations di Moskwa, Dmitri Trenin, menyebut inti kepentingan nasional Rusia sedang terancam.
Penasihat kebijakan luar negeri Pemerintah Rusia, Sergei Karaganov, juga mendesak penurunan syarat. ”Saya berharap segera ada perubahan untuk memberi hak sah menggunakan nuklir untuk menanggapi serangan apa pun ke wilayah kita,” ujarnya.
Sejauh ini, Putin berhati-hati menanggapi desakan. Sampai sebelum serangan ke Kursk, ia menyatakan belum ada ancaman yang perlu ditanggapi dengan nuklir. Meski demikian, ia tidak menutup kemungkinan adanya revisi doktrin nuklir Rusia. (AFP/REUTERS)