Tak Patuhi Perintah Pengadilan Brasil, X Diblokir
X telah berselisih dengan hakim Moraes karena enggan mematuhi perintah pemblokiran pengguna tertentu.
BRASILIA, SABTU — Brasil memblokir media sosial X, Sabtu (31/1/2024), berdasarkan perintah Mahkamah Agung Brasil sehari sebelumnya. Akses pelantar media sosial tersebut tidak lagi dimungkinkan bagi sejumlah pengguna di Brasil. Pesan yang meminta mereka untuk memuat ulang peramban muncul saat pemilik akun mencoba mengaksesnya, tetapi mereka gagal masuk.
Pemblokiran X di Brasil merupakan buntut penolakan pemilik X, Elon Musk untuk menyebutkan nama perwakilan hukum di negara itu. Akibatnya, Hakim Agung Alexandre de Moraes, memerintahkan penangguhan X di Brasil, Jumat (30/8/2024) waktu setempat.
Moraes sudah memperingatkan X dapat diblokir di Brasil jika Musk tidak mematuhi perintah untuk menyebutkan nama perwakilan dalam waktu 24 jam. Sejak awal bulan ini, X tidak memiliki perwakilan di Brasil. X akan menuntut Moraes demi kepentingan transparansi.
Baca juga: Alasan Privasi, X Mulai Sembunyikan Tanda ”Like”
Ini perkembangan terakhir dari perseteruan antara Musk dan Moraes selama berbulan-bulan tentang isu kebebasan berbicara, akun sayap kanan, dan misinformasi. ”Elon Musk tidak menghormati kedaulatan Brasil, khususnya peradilan Brasil. Dia menjadikan dirinya sebagai entitas supranasional sejati dan kebal terhadap hukum setiap negara,” tulis de Moraes dalam keputusannya.
Moraes memberi waktu lima hari kepada penyedia layanan internet dan toko aplikasi untuk memblokir akses ke X. X akan tetap ditangguhkan hingga mematuhi perintahnya.
Moraes menetapkan tenggat yang sama bagi toko aplikasi untuk menghapus jaringan privat virtual (VPN). Ditetapkan juga denda harian sebesar 8.900 dollar AS (Rp 138 juta) bagi orang atau perusahaan yang menggunakannya untuk mengakses X.
Elon Musk tidak menghormati kedaulatan Brasil, khususnya peradilan Brasil. Dia menjadikan dirinya sebagai entitas supranasional sejati dan kebal terhadap hukum setiap negara.
Brasil merupakan pasar penting bagi X. Jika kehilangan pasar di Brasil, X pun akan kesulitan. Sebab, selama ini X berjuang keras sejak pengiklan hilang sejak Musk membeli Twitter pada 2022. Menurut kelompok riset pasar Emarketer, sekitar 40 juta orang Brasil atau seperlima dari populasi mengakses X setidaknya sekali per bulan.
X sudah mengunggah penjelasan di laman Urusan Pemerintah Global resminya, Kamis. Ini karena mereka memperkirakan X akan ditutup oleh Moraes hanya karena X tidak akan mematuhi perintah untuk menyensor lawan politiknya.
”Ketika kami coba membela diri di pengadilan, hakim Moraes mengancam perwakilan hukum Brasil kami dengan hukuman penjara. Bahkan setelah (perwakilan) mengundurkan diri, dia membekukan semua rekening banknya. Gugatan kami terhadap tindakannya yang jelas-jelas ilegal ditolak atau diabaikan. Rekan-rekan hakim Moraes di MA tidak mau atau tidak mampu melawannya, tulis X.
X telah berselisih dengan Moraes karena enggan mematuhi perintah pemblokiran pengguna. Akun-akun yang sebelumnya ditutup X atas perintah Brasil mencakup anggota parlemen yang berafiliasi dengan partai sayap kanan mantan Presiden Jair Bolsonaro dan aktivis yang dituduh merusak demokrasi Brasil.
Baca juga: Trump Menginginkan Elon Musk Masuk Kabinet
Pengguna daring yang diblokir Moraes termasuk tokoh-tokoh seperti mantan anggota kongres sayap kanan, Daniel Silveira yang dijatuhi hukuman 9 tahun penjara pada 2022 atas tuduhan memimpin gerakan untuk menggulingkan MA. Sejak 2019, X telah menangguhkan atau memblokir 226 pengguna.
Moraes menilai X terus mendorong unggahan yang mengandung ekstremisme, ujaran kebencian, dan wacana antidemokrasi. Sementara Musk berulang kali menyatakan dirinya sebagai pendukung kebebasan berbicara.
Apa yang dilakukan Moraes dinilai justru merupakan bentuk pelanggaran kebebasan berbicara karena menyensor X. Pernyataan Moraes ini sering digaungkan oleh kalangan politik sayap kanan Brasil. Mereka sering menghina Moraes di X dan mencirikannya sebagai seorang diktator dan tiran.
Pembela Moraes mengatakan, keputusan hakim pada X sah, didukung mayoritas majelis hakim pengadilan dan demi melindungi demokrasi saat sedang terancam. Moraes menulis putusannya didasarkan pada hukum Brasil yang mengharuskan perusahaan layanan internet untuk memiliki perwakilan di Brasil.
Baca juga: Pro-Kontra Kehadiran Starlink Elon Musk di Pasar Ritel Indonesia
Ini penting karena mereka bisa menangani penghapusan konten terlarang yang diunggah pengguna dan antisipasi penyebaran informasi yang salam selama pemilihan pemimpin kota, Oktober mendatang.
Penangguhan seperti yang dialami X pernah terjadi sebelumnya di Brasil. Pelantar Whatsapp milik Meta pernah ditangguhkan beberapa kali pada 2015 dan 2016. Itu karena mereka menolak mematuhi permintaan polisi atas data pengguna.
Padahal, Whatsapp adalah aplikasi yang paling banyak digunakan di Brasil. Pada 2022, Moraes juga mengancam menutup aplikasi Telegram. Alasannya, Telegram berulang kali mengabaikan permintaan otoritas Brasil untuk memblokir profil dan memberikan informasi. Moraes memerintahkan Telegram untuk menunjuk perwakilan lokal. Akhirnya, Telegram mematuhi perintah itu dan tetap bisa beroperasi.
X sudah dilarang di beberapa negara dan sebagian besar rezim otoriter, seperti Rusia, China, Iran, Myanmar, Korea Utara, Venezuela, dan Turkmenistan. Negara-negara lain, seperti Pakistan, Turki, dan Mesir, pun telah menangguhkan X untuk sementara waktu. Ini dilakukan biasanya untuk meredakan perbedaan pendapat dan kerusuhan. Twitter juga pernah dilarang di Mesir, yang disebut sebagai revolusi Twitter. Namun, kini sudah dipulihkan.
Baca juga: Kesal Pendapatan Iklan X Berkurang, Elon Musk Gugat Koalisi Pengiklan Global
Setelah putusan penangguhan X keluar, banyak pengguna X di Brasil yang hendak memanfaatkan VPN untuk mengakses X. Pakar hukum digital dan guru besar sekolah hukum Yayasan Getulio Vargas di Rio de Janeiro, Filipe Medon, mengatakan, tidak ada ketentuan dalam hukum Brasil yang mencegah pengguna menggunakan VPN karena mereka bukan subyek dari perintah pemblokiran dan penangguhan.
Penyedia layanan satelit milik Musk, Starlink, menyatakan akunnya dibekukan sehingga tidak bisa melakukan transaksi apa pun di Brasil. Padahal mereka memiliki sekitar 250.000 pelanggan. Kesal dengan Moraes, Musk berkomentar di akun X-nya: ”Orang ini @Alexandre adalah penjahat kelas kakap, menyamar sebagai hakim,” tulisnya.
Musk kemudian mengunggah di X bahwa SpaceX, yang mengelola Starlink, akan menyediakan layanan internet gratis di Brasil hingga masalah ini terselesaikan. Dalam keputusannya, Moraes mengatakan, dia memerintahkan pembekuan aset Starlink karena X tidak memiliki cukup uang di rekeningnya untuk menutupi denda yang terus bertambah. (REUTERS/AFP/AP)
--------------------------
Catatan: artikel ini telah diperbarui pada Sabtu (31/8/2024) pukul 11.45 untuk menyesuaikan perkembangan terbaru dalam pemberitaan.