Berebut Narasi Patriotisme di Panggung Kampanye Pilpres AS
Republik-Demokrat menafsirkan patriotisme AS dari kacamata mereka. Titik kesamaannya: tak melibatkan warga Arab-Amerika.
Konvensi Nasional Partai Demokrat Amerika Serikat berakhir pada Kamis (22/8/2024) setelah berlangsung selama empat hari. Ajang itu ditutup dengan pidato Wakil Presiden AS Kamala Harris yang disahkan sebagai calon presiden dari partai tersebut.
Mirip dengan Konvensi Nasional Partai Republik, Demokrat berusaha menafsirkan patriotisme dari kacamata mereka. Akan tetapi, baik Republik maupun Demokrat tidak melibatkan warga Arab-Amerika di dalam narasinya.
Harris menyampaikan pidato yang berapi-api mengenai pentingnya memilih dia pada pemilihan umum 5 November 2024. Ia menyebut Donald Trump, saingan dia dari Partai Republik, membahayakan demokrasi AS. Harris mengatakan, dengan berbagai retorika sayap kanan, Trump akan menjerumuskan bangsa AS pada sentimen penuh kecurigaan dan kebencian.
Meskipun begitu, patut diperhatikan bahwa salah satu aspek populer dari pidato Harris ialah mengenai sikapnya soal perang di Jalur Gaza. Harris menerapkan sikap ambigu. Di satu sisi, ia mengatakan pentingnya melakukan gencatan senjata di Gaza. Pada saat yang sama, Harris menyatakan dukungan terhadap Israel membela diri atas serangan Badai Aqsa, 7 Oktober 2023, oleh Hamas.
Ia juga mengatakan bahwa bangsa Palestina berhak atas kemerdekaan, kedaulatan, dan menentukan sendiri masa depan mereka.
Baca juga: Kamala Harris Kehilangan Kesempatan Raih Suara Penting
Persoalannya, Harris tidak melanjutkan penjelasan mengenai batasan Israel dalam membela diri. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berbagai lembaga hak asasi manusia global telah menegaskan bahwa aksi militer Israel di bawah pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berbuat melebihi dari tindakan membela diri di Gaza.
Sikap mendua Harris disayangkan oleh komunitas Arab-Amerika ataupun warga AS yang menentang perang di Gaza. Mereka juga kecewa karena perwakilan mereka tidak diberi kesempatan berbicara di konvensi. Padahal, perwakilan dari keluarga sandera Israel yang diculik oleh Hamas tampil di panggung menyuarakan permintaan agar kerabat mereka dipulangkan. Hal ini didukung oleh pihak yang menentang perang.
Isu perang Gaza
Terkait sikap mengenai Perang Gaza ini, ucapan Harris tidak jauh berbeda dari Trump. Memang, Trump lebih frontal di dalam pembelaannya atas Netanyahu dan militer Israel. Dulu, ketika menjadi presiden AS periode 2017-2021, Trump memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem sebagai langkah politik mengakui pendudukan Israel atas tanah Palestina.
Harris juga berpidato mengenai pentingnya pengendalian kepemilikan dan peredaran senjata api. Kekerasan dan tragedi, misalnya penembakan di gedung sekolah dan tempat-tempat umum, terjadi akibat mudahnya masyarakat membeli senjata api. Termasuk senapan semiotomatis.
Baca juga: Isu Perang Gaza, Pertarungan Krusial Harris vs Trump
Harris juga berjanji untuk memperjuangkan hak kesehatan reproduksi bagi kaum perempuan. Salah satunya dengan menantang keputusan Mahkamah Agung Roe vs Wade yang membungkam hak atas aborsi aman bagi perempuan yang memerlukan.
”Semua ini semestinya bisa dilakukan Kamala sejak 3,5 tahun lalu. Tetapi, buktinya tidak tuh. Tidak ada kebaruan di dalam pidatonya, juga tidak ada bukti dari kinerjanya selama ini sebagai wapres,” kata Trump kepada Fox News ketika diminta menanggapi pidato Harris.
Salah satu kritik terhadap Harris dari masyarakat ialah ia belum pernah diwawancarai secara mendalam mengenai visi, misi, dan program kerjanya oleh media arus utama. Padahal, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan pengunduran diri dari kampanye presiden pada 21 Juli 2024 dan mengalihkan dukungan ke Harris.
Sejak itu, Biden telah setidaknya satu kali diwawancarai secara mendalam mengenai keputusan ia tidak mengejar masa jabatan kedua. Biden mengungkapkan, tekanan dari dalam Demokrat memaksa ia mundur karena ia dianggap sudah terlalu tua dan tidak fit untuk memimpin empat tahun ke depan. Menurut dia, walau berat hati, ia mundur karena kepentingan pemilu dan rakyat AS lebih besar daripada ambisi dia mencalonkan diri kembali.
Baca juga: Biden Ungkap Alasan Mundur dari Bursa Capres karena Tekanan Partai Demokrat
Patriotisme
Sama seperti Trump pada Konvensi Nasional Partai Republik, Juli 2024, Harris juga menekankan nilai-nilai patriotisme. ”Pemilu ini amat berharga. Ini kesempatan kita keluar dari kegetiran, sinisme, dan segala pertempuran yang memecah belah bangsa,” kata Harris.
Ia menekankan, pemilu merupakan kesempatan baru bagi bangsa AS untuk bergerak maju. Bukan sebagai pendukung partai atau calon tertentu, melainkan sebagai bangsa yang utuh.
Patriotisme, menurut Harris, berbeda dengan Trump. Bagi Trump, seperti disampaikan pada Konvensi Nasional Republik, patriotisme adalah proteksionisme. Patriotisme, menurut Trump, diimplementasikan antara lain dengan melindungi AS dari invasi para imigran ilegal dan memastikan produktivitas ekonomi bangsa tidak keluar dari batas geografis negara.
”Trump sering kali bukanlah orang yang serius, tetapi menempatkan dia kembali ke Gedung Putih akan mengakibatkan masalah serius,” ujar Harris.
Baca juga: Benarkah Pemerintahan Biden dan Demokrat Semakin Tidak Sabar kepada Israel?
Nilai patriotisme Harris ini tidak lepas dari kritik para pendukungnya, salah satunya ialah dari Komite Aksi Politik (PAC). PAC adalah lembaga-lembaga penggalang dana kampanye untuk partai politik. Terdapat 527 PAC di AS yang bertugas mengumpulkan dana untuk Partai Republik ataupun Demokrat.
Pastor Mike McBride, Direktur PAC Black Church yang menggalang dana untuk Demokrat, mengkritik konvensi nasional yang dianggap abai terhadap suara warga Arab-Amerika dan penolak perang Gaza. Menurut dia, kejadian konvensi tahun ini serupa dengan konvensi nasional 1964 ketika masyarakat kulit hitam belum diberi suara untuk berkiprah.
”Katanya inklusif, tetapi suara kami yang menentang perang di Gaza, terutama dari komunitas Arab-Amerika tidak diberi tempat,” kata McBride kepada Huffpost.
Gerakan antiperang ini, seperti dilansir Huffpost, memberi tenggat hingga 15 September kepada Harris dan Demokrat untuk menyusun visi dan misi konkret mengenai gencatan senjata di Gaza. Menurut statistik Institut Arab-Amerika, ada 3,7 juta warga AS yang memiliki darah Arab. Mereka umumnya tinggal di negara bagian-negara bagian mengambang, antara lain Minnesota, Pennsylvania, dan Arizona.
(AP/AFP/Reuters)