Kamala Harris Kehilangan Kesempatan Raih Suara Penting
Tim Harris tidak mau ada perwakilan pendukung Palestina naik panggung konvensi.
CHICAGO, JUMAT — Gegap gempita perayaan Konvensi Nasional Partai Demokrat telah berakhir. Kamala Harris dan Tim Walz resmi menjadi calon presiden dan wakil presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat. Harris dan panitia konvensi kehilangan kesempatan merebut salah satu ceruk suara penting.
Ditutup pada Kamis (22/8/2024) malam waktu Chicago atau Jumat siang WIB, konvensi dianggap kurang memperhatikan perang Gaza. Para aktivis pro-Palestina kecewa dengan pidato Harris saat penutupan konvensi. Isi pidatonya dinilai tidak menawarkan sesuatu yang baru.
Baca juga: Konvensi Partai Demokrat AS, Apa Saja yang Terjadi?
Mereka merasa isu Gaza ini diabaikan. Tidak ada satu pun yang membahas perang Gaza dari sudut pandang pengungsi Palestina.
Sebaliknya, ada perwakilan keluarga sandera diberi kesempatan pidato. Para pendukung Palestina tidak keberatan kala Rachel Goldberg dan Jon Polin, orangtua salah satu sandera, naik panggung. Pendukung Palestina hanya berharap diberi kesempatan sama.
Bagi Abbas Alawieh, Harris dan Demokrat telah kehilangan kesempatan meraih suara warga AS keturunan Arab. Alawieh ikut mendirikan Uncommitted National Movement. Gerakan itu memobilisasi 750.000 pemilih untuk menolak kebijakan AS soal Israel.
Para pemilih keturunan Arab banyak yang tinggal di negara bagian mengambang. Mereka, antara lain, di Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, dan Arizona.
Baca juga: Tak Mempan Ditekan AS, Israel Ciptakan Konflik Baru dengan Pembunuhan Komandan Fatah
Harris memang membahas perang, tetapi sebatas menyerukan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Bukan pertukaran sandera dan tahanan. Harris mendukung hak Israel untuk membela diri sekaligus mendukung hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Saya akan selalu membela hak Israel untuk membela diri. Saya akan selalu memastikan Israel mampu membela diri
Konvensi digelar beberapa hari selepas pemerintahan Joe Biden menyepakati bantuan pertahanan baru bagi Israel. Dengan 20 miliar dollar AS, Israel bisa membeli puluhan jet tempur dan begitu banyak bom serta rudal dari AS.
Dukungan AS pada Israel menjadi salah satu isu yang paling memecah belah di Demokrat. Isu ini juga terkadang mengancam akan membayangi upaya Demokrat untuk bersatu melawan capres dari Republik, Donald Trump.
Harris mengatakan, Hamas telah menyebabkan konflik berkepanjangan setelah serangan mendadaknya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu serangan Israel. Pada saat yang sama, Harris mengatakan, kehancuran di Gaza memilukan. ”Saya akan selalu membela hak Israel untuk membela diri. Saya akan selalu memastikan Israel mampu membela diri,” kata Harris.
Baca juga: Benarkah Pemerintahan Biden dan Demokrat Semakin Tidak Sabar kepada Israel?
Panitia konvensi juga menyebut, tim Harris tidak mau ada perwakilan pendukung Palestina naik panggung konvensi. Sebab, ada kekhawatiran suara Harris bisa tergerus gara-gara isu Perang gaza. Padahal, menurut Institut Arab Amerika, Chicago salah satu kota dengan komunitas Palestina terbesar.
Selama empat hari konvensi, ribuan aktivis pro-Palestina berunjuk rasa setiap hari di lokasi konvensi. Dalam satu pekan, puluhan orang ditangkap. Sejumah pemimpin Uncommited National Movement protes karena tak diberi kesempatan bicara di konvensi.
Ruwa Romman, delegasi Negara Bagian Georgia, mengatakan, Uncommitted National Movement sudah bernegosiasi dengan tim kampanye Harris selama berminggu-minggu dan memberikan daftar calon pembicara, tetapi ditolak.
Alasan tim kampanye, mereka khawatir jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata jangka pendek dan jika Harris tak jelas-jelas menyatakan mengakhiri perang dan melindungi warga sipil, aksi protes universitas-universitas bisa berkobar lagi.
Jalan baru
Harris secara resmi menerima pencalonan oleh Demokrat. Selain menyerukan isu Gaza, Harris juga berjanji memerangi tirani di seluruh dunia dengan tidak berteman dengan para diktator. Ini kontras dengan Trump yang berteman dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Dia juga berjanji akan tetap mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia. Harris menjanjikan peta baru ”Jalan Baru ke Depan”. Dalam pidatonya, Harris memaparkan beberapa prinsip kebijakan umum, baik dalam maupun luar negeri, tetapi tidak secara spesifik.
Selama kampanye, Harris memperjuangkan hak aborsi, undang-undang hak pilih, meningkatkan perumahan, dan melarang pedagang grosir menaikkan harga secara berlebihan. Tim kampanyenya juga mengusulkan untuk menaikkan tarif pajak perusahaan dari 21 persen menjadi 28 persen.
Baca juga: Biden Berlapang Dada Membuka Jalan untuk Harris
Harris mengajak rakyat AS melupakan kepahitan, sinisme, dan pertikaian yang memecah belah di masa lalu. Hanya dengan begitu, jalan baru ke depan akan tercapai bersama-sama.
Di tengah-tengah keriangan di konvensi dan melambungnya harapan Harris menjadi presiden, mantan Ibu Negara Michelle Obama memberi peringatan. Dia mengingatkan, perjuangan ke depan masih berat. Ujian yang sesungguhnya untuk Harris dan Walz baru dimulai. Masih ada persoalan krusial yang menjadi tantangan terbesar AS, yakni imigrasi, kejahatan, dan perubahan iklim.
Ada persoalan lain. Harris belum pernah diwawancara media secara serius dan memaparkan rencananya secara komprehensif. Harris belum menghadapi pertanyaan sulit tentang perubahan kebijakannya dalam beberapa tahun terakhir, gaya kepemimpinannya, dan fokus pada isu ras dan jender.
”Kita tidak bisa menutup mata. Dia perempuan kulit hitam. Standarnya akan lebih tinggi untuk semuanya. Jika dia melakukan kesalahan kecil saja, kesalahannya akan dibesar-besarkan,” kata John Anzalone, juru surveri yang sudah melayani tiga capres Demokrat.
Baca juga: Seberapa Besar Pengaruh Kampanye Cawapres dalam Pilpres AS?
Para pendukung Harris juga mengakui masih banyak yang belum mengenal betul Harris. Selama empat tahun terakhir, Harris berada di bawah bayang-bayang Presiden Biden. Harris kini punya waktu dua minggu untuk mempersiapkan diri menghadapi debat presiden melawan Trump pada 10 September mendatang.
Debat presiden itu diperkirakan dapat mengubah arah persaingan secara drastis. Debat presiden yang pertama sudah jelas, Demokrat kalah karena penampilan Biden yang buruk.
Untuk saat ini, tim Harris tidak merasa perlu meluncurkan platform kebijakan yang konprehensif atau wawancara dengan media. Ini dikhawatirkan malah berisiko merusak aura positif yang sudah terbentuk selama kampanye. Apalagi, setelah kampanyenya itu menghasilkan banyak sumbangan kampanye dan relawan dari negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya.
Selama konvensi, para penasihat Harris juga hanya menyampaikan agenda kebijakan yang merupakan kelanjutan dan perluasan dari pencapaian Biden. Ini khususnya isu ekonomi. Masalahnya, tim Trump dikhawatirkan akan bisa menyerang balik dengan membuat janji-janji yang lebih ampuh.
Jika tak mau kalah dari Trump, Harris didorong untuk segera memaparkan rencana pemerintahannya, terutama untuk isu-isu krusial dalam negeri. ”Saya ingin mendengar lebih banyak rencana kebijakan pendidikannya. Saya belum mendengar rencananya tentang itu,” kata Presiden Young Democrats of Amerika dan seorang guru Quentin Wathum-Ocama. (REUTERS/AFP/AP)