Seberapa Besar Pengaruh Kampanye Cawapres dalam Pilpres AS?
Latar belakang Walz dan Vance dari kelas pekerja kulit putih menjadi senjata meraih dukungan 40 persen warga dewasa AS.
Apa yang bisa Anda pelajari dari artikel ini?
1. Siapa para calon wakil presiden Amerika Serikat dari tiap-tiap partai politik?
2. Apa peran wakil presiden dalam pemerintahan Amerika Serikat?
3.Kenapa mereka penting dalam menentukan perolehan suara untuk pemilihan umum 5 November 2024?
4.Apa visi dan misi yang diusung para cawapres?
Amerika Serikat mengalami bulan-bulan politik menyambut pemilihan umum presiden yang akan berlangsung pada 5 November 2024. Dari Partai Republik, Donald Trump dikukuhkan sebagai calon presiden melalui Konvensi Nasional Partai Republik Juli 2024. Partai Demokrat juga mengadakan Konvensi Nasional pada Agustus ini dan akan menetapkan petahana Wakil Presiden AS Kamala Harris sebagai calon presiden mereka.
Siapa para calon wakil presiden Amerika Serikat dari setiap partai politik?
Donald Trump memilih politikus generasi langgas JD Vance kelahiran tahun 1984 sebagai pasangannya menuju pilpres. Vance adalah senator dari Negara Bagian Ohio. Sebelum terjun ke politik di kampung halamannya, Vance berkarier di firma penanaman modal di San Francisco, California.
Baca juga: Tim Walz vs Vance, Anak-anak Kampung Penguat Persaingan Harris vs Trump
Dari kubu Partai Demokrat, Kamala Harris memilih Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai cawapresnya. Walz memenangi pemilihan gubernur pada 2019. Sejak 2006, ia berkarier di DPRD Minnesota. Adapun dari tahun 1989 hingga 2005, Walz berkarier sebagai guru di sekolah negeri dan pelatih tim futbol Amerika.
Apa peran wakil presiden dalam pemerintahan Amerika Serikat?
Berdasarkan Konstitusi AS Pasal 1 Ayat 2, wapres bertugas sebagai Ketua Senat AS. Tidak ada penjabaran lebih lanjut mengenai peran ini. Meski berstatus ketua, wapres tidak punya hak ikut pemungutan suara dalam pengambilan keputusan di Senat. Wapres baru turun tangan ketika terjadi seri dalam pemungutan suara. Suara wapres menjadi penentu.
Wapres Kamala Harris tercatat 33 kali menggunakan posisi sebagai pemecah suara seri. Wapres Mike Pence saat pemerintahan Donald Trump menggunakannya 13 kali. Ada pula Wapres Dick Cheney menggunakannya delapan kali. Adapun Joe Biden saat menjadi wapres Barack Obama tidak pernah menggunakannya.
Baca juga: Wapres AS, Pemain Cadangan atau Penasihat Politik?
Pada masa awal pilpres AS, jabatan wapres diberikan kepada calon yang memenangi suara terbanyak kedua. Namun, belajar dari pengalaman tidak akurnya John Adam sebagai presiden dengan Thomas Jefferson sebagai wapres pada 1797, aturan wapres pun diubah. Pasangan ditentukan sejak awal oleh calon presiden yang maju.
Selain sebagai ketua Senat AS, wapres berperan menggantikan presiden sebagai kepala negara apabila presiden meninggal, dinyatakan tidak layak memimpin, atau dimakzulkan. Inilah yang membuat wapres seolah-olah hanya pemain cadangan di bawah bayang-bayang presiden.
Kenapa para cawapres saat ini penting dalam menentukan perolehan suara untuk pilpres 5 November?
Kunci posisi Walz dan Vance ada di latar belakang mereka. Keduanya berasal dari keluarga kulit putih kelas pekerja. Bank Sentral St Louis di Negara Bagian Missouri mengategorikan kulit putih kelas pekerja ialah warga berkulit putih yang tidak pernah menempuh pendidikan tinggi, baik diploma maupun sarjana.
Walz sempat bekerja sebagai buruh tani demi membiayai kuliahnya. Ia juga bergabung dengan Garda Nasional sampai tahun 2005. Di masyarakat AS, bergabung dengan militer merupakan salah satu jalur untuk memperoleh beasiswa karena selalu ada kuota untuk anggota militer.
Serupa dengan Vance, yang dibesarkan oleh kakek dan neneknya karena ibunya orangtua tunggal yang memiliki banyak masalah. Ia juga bergabung dengan Marinir AS pada periode 2003-2007 dan memperoleh beasiswa untuk kuliah hingga mengambil gelar magister.
Baca juga: Cawapres Walz dan Vance Saling Sikut di Akar Rumput
Latar belakang itu membuat keduanya oleh partai masing-masing dianggap bisa berbicara kepada masyarakat kulit putih kelas pekerja. Berdasarkan data Bank Sentral St Louis tahun 2019, sebanyak 40 persen warga kulit putih dewasa di AS dikategorikan sebagai kelas pekerja.
Jumlah mereka paling banyak di kawasan Midwest, yaitu 52 persen dari total penduduk wilayah tersebut. Midwest terdiri dari 12 negara bagian, yakni Ohio, Minnesota, Nebraska, Iowa, North Dakota, South Dakota, Missouri, Kansas, Michigan, Indiana, Illinois, dan Wisconsin. Walz dan Vance diterjunkan untuk berkampanye di setiap negara bagian yang masuk wilayah Midwest.
Apa visi dan misi yang diusung para cawapres?
Visi dan misi para cawapres berasal dari presiden masing-masing. Akan tetapi, Trump dan Harris tergolong kalangan priyayi yang cara komunikasinya belum tentu satu frekuensi dengan masyarakat kulit putih kelas pekerja. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan bantuan cawapres yang membumi dan bisa menyampaikan visi dan misi kepada masyarakat kulit putih pekerja secara mudah dipahami.
Visi utama yang mereka usung adalah Impian Amerika (American Dream). Inti dari visi ini adalah siapa pun yang bekerja keras akan meraih kesuksesan. Perbedaan mendasar terkait bentuk lingkungan yang mendukung peraihan kesuksesan itu.
Vance dari Partai Republik meyakini keberadaan imigran, terutama imigran ilegal, menghalangi warga kulit putih mencapai Impian Amerika. Ia memainkan narasi ketakutan warga kulit putih kelas pekerja bahwa imigran merebut pekerjaan mereka dan keberadaan imigran menambah angka kejahatan.
Baca juga: Marah dan Ceria, Atmosfer Berbeda Kampanye Trump dan Harris
Pernyataan Vance diluruskan oleh media-media arus utama yang mengutip sejumlah penelitian. Misalnya, yang dilakukan Universitas California Riverside. Ada juga kajian yang dilakukan Brennon Centre for Justice. Kedua penelitian itu menemukan, kemungkinan imigran berhadapan dengan hukum akibat kasus kejahatan justru 33-60 persen lebih rendah dibandingkan dengan warga negara AS.
Sebaliknya, Walz lebih membawa atmosfer positif di kampanyenya. Ia tidak menyalahkan kelompok etnis tertentu atas permasalahan yang terjadi di AS. Walz menekankan pentingnya warga AS menerapkan nilai-nilai kampung, yaitu bergotong royong dan saling peduli dibandingkan saling menyalahkan.
Dari sisi ekonomi, Walz dan Vance sama-sama mengampanyekan penurunan harga barang dan membenahi penghitungan perpajakan. Keduanya juga menjanjikan pengadaan lowongan pekerjaan, terutama di wilayah Jalur Karat, yaitu di kota-kota yang dulunya memiliki industri baja dan kini sudah bangkrut karena mayoritas pemilik modal memindahkan pabrik ke luar negeri yang lebih murah biaya operasionalnya.