Bermasalah pada Kantong Udara, BMW Tarik 1,4 Juta Mobil di China
Mobil yang pernah menjalani perbaikan atau penggantian lingkar kemudi memiliki kantong udara yang cacat.
BEIJING, SABTU — Produsen mobil Jerman, BMW, berencana menarik kembali 1,4 juta kendaraan yang dipasarkan di China karena kerusakan kantong udara (airbag). Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh, sekitar 760.000 unit, adalah unit mobil impor.
Keputusan penarikan itu disampaikan Badan Administrasi Regulasi Pasar China, Jumat (16/8/2024). Penarikan kembali produk BMW mencakup berbagai model, dari mobil seri 1 hingga seri 6 dan SUV X1, X3, X4, X5, dan X6.
Baca juga: KIA Tarik Telluride, Pesanan Xiaomi SU7 Melonjak
Dalam pernyataannya, lembaga tersebut mengatakan mobil yang pernah menjalani perbaikan atau penggantian lingkar kemudi atau setir (steering wheel), memiliki kantung udara yang cacat. Kantung udara itu sendiri adalah produk Takata Corporation, sebuah perusahaan Jepang. Badan Administrasi Regulasi Pasar China mengatakan, kantung udara itu berpotensi melukai penumpang dan tidak berfungsi maksimal saat terjadi kecelakaan.
Jutaan kendaraan yang terkena dampak adalah model yang diproduksi antara tahun 2003-2017. Penarikan ini adalah untuk yang ke dua kalinya dilakukan BMW dalam satu tahun terakhir. Pada Juli kemarin, BMW menarik hampir 400.000 unit di Amerika Serikat dengan alasan yang sama. Dengan penarikan ini, total penarikan yang dilakukan oleh BMW telah mencapai angka 2 juta unit kendaraan.
Lembaga ini mengingatkan para pemilik kendaraan BMW agar segera mengunjungi dealer dan bengkel BMW terdekat untuk memeriksa setir mereka. Atau, jika tidak, mereka bisa mengunggah foto setir dan nomor identifikasi kendaraan mereka ke laman khusus yang disediakan bagi para pemilik untuk memeriksa apakah mobilnya terdampak atau tidak. Mereka akan mendapatkan jawabannya dalam dua pekan dan BMW akan mengganti kantung udara sisi pengemudi secara gratis pada kendaraan yang terdampak.
Jutaan kendaraan yang menggunakan airbag buatan Takata telah ditarik sejak tahun 2014. Kantung udara buatan pabrikan Takata di Meksiko diduga menjadi penyebab kematian sedikitnya 35 orang sejak 2009 di Amerika Serikat, Malaysia, dan Australia. Perusahaan induk yang bermarkas di Jepang ini sendiri telah mengajukan status bangkrut di tahun 2017. Seluruh aset perusahan itu telah dibeli oleh perusahaan AS, Key Safety Systems.
Secara global, produk Takata ini telah digunakan sekitar 100 juta kendaraan di seluruh dunia. Mengutip laman BBC, produk airbag Takata, juga digunakan di lebih dari 70 juta kendaraan di AS, termasuk Ford dan Mazda. Dua pekan lalu, kedua perusahaan ini memperingatkan para pemilik kendaraan yang diproduksi antara tahun 2003-2015 untuk segera melakukan pemeriksaan kondisi kantung udara di mobil masing-masing. Hampir setengah juta kendaraan dari kedua merk tersebut diduga terdampak.
Stellantis, perusahaan yang kini menaungi beberapa merk AS, seperti Dodge, juga mengeluarkan peringatan bagi para pemilik truk pikap Dodge RAM yang diproduksi tahun 2003 untuk tidak lagi mengendarainya. Mereka menduga kerusakan kantung udara akan berakibat fatal bagi para pengemudi kendaraan tersebut.
Terbesar
Penarikan kembali produk BMW ini menjadi salah satu yang terbesar setelah awal Januari 2024, Tesla menarik kembali 1,6 juta kendaraan yang dibuat dan dipasarkan di China. Badan Administrasi Regulasi Pasar China saat itu menyebut terdapat masalah pada sistem swakemudi membuat mereka harus meminta Tesla untuk memperbaiki hal itu.
Baca juga: Korea Selatan Rapat Darurat gara-gara Mobil Listrik Kebakaran
Sistem swakemudi yang diminta diperbaiki terpasang di hampir seluruh model yang dipasarkan di China, seperti Model S, Model X, Mode 3 impor hingga Model 3 dan Model Y yang telah diproduksi di China. Kendaraan yang diproduksi antara tahun 2014-2023 adalah sasaran utama penarikan.
Selain masalah sistem swakemudi, regulator juga menemukan bahwa pada dua produk impor Model S dan Model X, terdapat risiko besar pada pintu mobil jika terjadi kecelakaan.
Pengalaman Indonesia
Penarikan kembali kendaraan oleh produsen juga pernah terjadi di Indonesia. Pada bulan Juni 2023 misalnya, PT Toyota Astra Motor menarik tiga produknya yang telah dilempar ke pasaran, yakni Toyota Veloz, Avanza dan Raize karena ditemukan masalah pada electronic control unit (ECU) kantong udara.
Dalam keterangan persnya, PT TAM menyebut mereka menemukan adanya malafungsi pada salah satu kapasitor di rangkaian ECUairbag atau kantong udara. Malafungsi tersebut berpotensi membuat kantong udara tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya saat terjadi benturan.
Baca juga: Toyota dan Honda Tarik 6,1 Juta Mobil
Tindakan serupa juga pernah terjadi di pertengahan tahun 2020 ketika PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia menarik sekitar 139 ribu unit Mitsubishi Xpander dari pasaran. Penarikan dilakukan karena Mitsubishi menemukan perubahan bentuk impeller pada bagian pompa bahan bakar di dalam tangki. Kondisi itu ditemukan pada Xpander yang diproduksi tahun 2017-2019.
Salah satu produsen mobil lainnya, Honda Prospect Motor, di tahun 2017, juga pernah menarik beberapa model buatannya dari pasaran. Saat itu HPM menyebut ada permasalahan pada airbag inflator yang menyebabkan pengembangan secara berlebihan (over deployment) di tujuh model mobil yang dibuatnya.
Baca juga: Toyota Panggil Kembali Veloz, Avanza, dan Raize karena Masalah di ”Airbag”
Dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh PT HPM, Senin (3/4/2017) itu, disebutkan terdapat potensi over deployment kantong udara jika terjadi benturan akibat tekanan gas yang berlebihan. Hal itu berpotensi membahayakan penumpang di kabin depan saat terjadi kecelakaan.
Total terdapat 172.000-an unit kendaraan yang dibuat PT HPM harus menjalani perbaikan. Honda Jazz yang diproduksi antara tahun 2009-2012 adalah yang terbesar, yakni mencapai 62.691 unit. (AP/AFP)