Kiprah HIMARS AS dan Marder Jerman dalam Serbuan Ukraina ke Kursk
HIMARS hingga Stryker dan Marder pasokan Barat dipakai Ukraina menyerbu Kursk. Rusia sudah menghancurkan ratusan unit.
Padang stepa Kursk di Rusia kembali menjadi ajang pertempuran berdarah. Untuk pertama kali setelah Perang Dunia II, pertempuran darat terjadi di Tanah Rusia di lokasi yang pernah menjadi ajang perang tank terbesar di dunia: Kursk.
Ukraina belum kunjung memperincikan serangan yang dimulai pada 6 Agustus 2024 itu. Dalam pernyataan pada Jumat (16/8/2024), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim menghancurkan dua peluncur roket jarak jauh buatan Amerika Serikat, HIMARS.
Baca juga: Terhambat di Kursk, Ukraina Serang Pangkalan Udara Rusia
Moskwa menuduh, dua peluncur di Sumy itu menembakkan roket ke Kursk. Sumy di Ukraina berbatasan dengan Kursk di Rusia.
Hingga Kamis (15/8/2024) malam, Rusia mengklaim telah menghancurkan 37 tank, 32 panser angkut pasukan, dan 23 panser infantri Ukraina di Kursk. Selain itu, dihancurkan pula 206 ranpur lapis baja Ukraina. Rusia juga mengklaim menghancurkan empat unit artileri pertahanan udara serta tiga peluncur roket multilaras (MLRS).
Anggota Dewan Keamanan sekaligus Penasihat Khusus Kepresidenan Rusia, Nikolai Patrushev, menyebut Ukraina jelas menyerbu Rusia dengan persenjataan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
”Operasi di Kursk dirancang bersama pasukan khusus NATO dan negara Barat. Tanpa keterlibatan langsung mereka (NATO dan mitranya), tidak mungkin Kyiv bertualang ke wilayah Rusia,” ujarnya.
Baca juga: Tank-tank Utama Yang Ditunggu Ukraina
Wakil Ketua Parlemen Rusia Mikhail Sheremet mengatakan, keterlibatan NATO dan anggotanya tidak terbantahkan. Aneka kendaraan tempur, persenjataan, amunisi, hingga data intelijen Barat dipasok ke Kyiv dalam serbuan ke Kursk. ”Dunia di tepi Perang Dunia III,” ujarnya kepada RIA Novosti.
Pengakuan
Inggris salah satu pemasok senjata Ukraina yang mengakui penggunaan produknya dalam serangan ke Kursk. London tidak menampik, tank Challenger 2 yang dihibahkan Inggris ke Ukraina dipakai dalam serbuan ke Kursk.
Baca juga: Memahami Serbuan Kejutan Ukraina ke Kursk dan Sasaran Lain Milik Rusia
Kemenhan Inggris menyatakan, tidak ada perubahan kebijakan soal dukungan bagi Ukraina. ”Sesuai Pasal 51 Piagam PBB, Ukraina berhak membela diri atas serangan Rusia, termasuk beroperasi ke dalam wilayah Rusia. Kami memastikan penggunaan senjata buatan Inggris dilakukan sesuai hukum internasional,” demikian pernyataan Kemenhan Inggris.
Mantan Menhan Inggris Ben Wallace mengatakan, dulu sudah mengizinkan Ukraina memakai senjata dari Inggris untuk menyerbu wilayah Rusia. Penggantinya, John Healey, hanya menyatakan London tetap mendukung penuh Kyiv. ”Sebagai Menteri Pertahanan baru, saya memastikan kita terus mendukung bantuan militer bagi Ukraina,” kata Healey.
London memberi 14 tank Challenger 2 ke Kyiv pada 2023. Inggris memiliki 213 unit Chalengger 2. Tank itu dipakai Inggris, Ukraina, dan Oman.
Baca juga: Ukraina Sudah Dapat Tank Sebanyak Kemauannya
Satuan serangan udara Brigade 82 Ukraina mengoperasikan tank Challenger 2. Separuh tank dan kendaraan lapis baja brigade itu buatan Amerika Serikat dan sekutunya.
Brigade itu antara lain juga punya 90 panser ringan infantri Stryker dan 24 unit panser angkut pasukan (APC) M113 dari AS. Selain itu, ada juga 40 panser angkut pasukan (APC) Marder buatan Jerman.
AS memang belum secara terbuka mengakui persenjataannya dipakai di Kursk. Walakin, berdasarkan pernyataan Kemenhan Rusia, beragam kendaraan tempur dan persenjataan buatan AS dipakai dalam serbuan ke Kursk.
Ada foto prajurit Ukraina mengoperasikan pesawat nirawak Poseidon. Tidak diketahui apakah jet tempur F-16 hibah NATO juga dipakai dalam serbuan ke Kursk.
Baca juga: Ukraina Mulai Kerahkan F-16, Rusia Siapkan Hadiah untuk Menjatuhkannya
Selain itu, ada juga HIMARS dan aneka meriam artileri medan dipakai untuk menyerang Kursk dari Sumy. Sebagian peluncur roket dan meriam armed itu diklaim Moskwa sudah dihancurkan.
Serangan kilat
Stepa dan savana Kursk kembali menjadi saksi pertempuran kendaraan lapis baja Rusia melawan Barat. Kyiv diam-diam menumpuk pasukan dan persenjataan ke Sumy selama beberapa pekan.
Bahkan, pasukan yang terlibat dalam serbuan itu tidak tahu alasan mereka dipindahkan ke Sumy. Sebagian pindah dari palagan sengit di Donetsk dan Kharkiv. Karena itu, sebagian merasa gembira saat dipindah ke Sumy yang relatif lebih sedikit pertempurannya.
Pada 5 Agustus 2024 barulah para prajurit rendahan tahu akan menyerbu Kursk. Sementara perwira pertama tahu beberapa hari lebih awal. Seperti prajurit, perwira pertama juga tahu soal serbuan ke Kursk setelah tiba di Sumy.
Baca juga: Mengapa Pasukan Ukraina Gampang Menembus Perbatasan Rusia dan Bercokol di Kursk?
Pada 6 Oktober 2024 dini hari, tank Ukraina melaju ke Kursk. Tugasnya menghancurkan ladang ranjau di perbatasan Rusia-Ukraina. Dari Sumy, regu-regu armed dan operator pesawat nirawak memberi tembakan perlindungan.
”Pasukan Rusia tidak siap ketika kami menyerbu. Banyak dari mereka baru bangun pagi dan sedang bersantai minum kopi. Kami menghabisi mereka,” kata salah satu awak Stryker, Volodymyr.
Ia dan regu-regu lain terus maju jauh dari perbatasan Sumy-Kursk. Unit Volodymyr baru berhenti saat panser mereka terkena granat Rusia. Roda depannya hancur. Sebagian awaknya cedera. Bahkan, ada yang rekan Volodymyr gegar otak.
Rusia tidak hanya memakai granat yang dilontarkan dari RPG. Moskwa juga memakai peluru penembus lapis baja alias peluru HEAT. Peluru itu tidak meledak di luar panser atau tank.
Baca juga: Ukraina Kini Punya Tiga Kompi Tank Tempur Utama
Peluru itu menembus badan tank atau panser. Di dalam panser atau tank, kepalanya meledak. Kalau di dalam sudah ada amunisi, ledakan bisa semakin hebat.
Di Kursk, Ukraina menggabungkan kendaraan intai, tank tempur utama (MBT, panser ringan seperti Stryker dan APC Marder). Bersama tank dan panser itu, bergerak pasukan infrantri dan pelontar granat serta mortar.
Memang, pertempuran Kursk 2024 tidak sedahsyat Kursk 1943. Kala itu, hampir 3.000 panser, tank, dan kendaraan lapis baja Jerman berhadapan dengan setidaknya 5.100 kendaraan sejenis milik Uni Soviet.
Berlin juga mengerahkan 2.100 pesawat. Sementara Moskwa menerbangkan 3.000 pesawat untuk mendukung pasukan di darat. Hasilnya, Jerman kalah.
Kini, jumlah kendaraan lapis baja hingga tank Ukraina ke Kursk belum sampai ribuan unit. Meski demikian, Rusia berang dan menambah pasukan ke Kursk. Salah satu unit Chechen dari pasukan khusus Rusia, Spetsnaz, sudah dikerahkan ke sana. Unit Chechen salah satu unit paling berbahaya di Spetsnaz. (AFP/REUTERS/AP)