Korea Selatan Rapat Darurat gara-gara Mobil Listrik Kebakaran
Mobil listrik Mercedes-Benz EQE dan Kia EV6 terbakar bersama ratusan mobil lain. Pemerintah Korsel rapat darurat.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
SEOUL, SENIN — Pemerintah Korea Selatan menggelar rapat darurat pada Senin (12/8/2024). Hangusnya 140 mobil yang dipicu kebakaran mobil listrikMercedes-Benz EQE dan Kia EV6 jadi bahasan rapat. Keamanan baterai mobil listrik dipertanyakan.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Lee Byung Hwa memimpin rapat pembahasan insiden pada Kamis (8/8/2024) itu. Perwakilan Kementerian Transportasi dan Industri serta badan pemadam kebakaran juga hadir. Sementara pada Selasa, Seoul dijadwalkan memanggil perwakilan Hyundai Motor Group, Mercedes-Benz Korea, dan Volkswagen Group Korea.
Insiden itu menjadi pembahasan karena kebakarannya tidak hanya menghanguskan 140 mobil. Kebakaran juga menghanguskan satu blok apartemen tempat mobil terparkir di Incheon. Selain itu, sejumlah orang terluka. Insiden dimulai dari Mercedes-Benz EQE terbakar di parkir bawah tanah kompleks apartemen.
Kebakaran itu baru bisa dipadamkan sekitar delapan jam kemudian. Selain menghanguskan ratusan kendaraan, 23 warga yang ada di sekitar harus dilarikan ke rumah sakit dan 700 penghuni apartmen diungsikan ke tempat yang aman.
Gambar yang dipublikasikan sejumlah media memperlihatkan kendaraan hangus di lokasi kejadian dan hanya menyisakan rangka saja. Sejumlah pakar otomotif menyebut, saat kendaraan listrik terbakar, proses terbakar hingga padam berlangsung lebih lama. Pemadaman api lebih sulit karena cenderung menyala kembali.
Sementara di Geumsan, Chungcheong Selatan, tercatat Kia EV6 terbakar kala diparkir pada Selasa (6/8/2024). Menurut saksi mata, dikutip dari kantor berita Yonhap, kebakaran bermula dari bagian bawah kendaraan, tempat baterai berada. Kendaran itu tengah dalam proses pengisian baterai.
Proses pemadaman berlangsung sekitar 90 menit. Kendaraan yang terbakar kemudian dikirim ke produsen untuk diselidiki.
Sering terbakar
Sebelum insiden Incheon dan Chungcheong Selatan, Korsel mencatat sejumlah insiden lain soal kebakaran mobil listrik yang menggunakan baterai (BEV). Karena itu, Korsel disebut akan membuat aturan baru soal baterai bagi kendaraan, baik roda dua maupun mobil. Selain itu, ada aturan soal perlindungan konsumen.
Kantor pusat Pemadam Kebakaran dan Bencana Kota Metropolitan Seoul dalam laporan Februari 2024 mencatat 1.399 kebakaran di tempat parkir bawah tanah pada 2013-2022. Sebanyak 43,7 persen penyebab kebakaran adalah kendaraan bermotor.
Laporan itu tidak menjelaskan secara rinci apakah kebakaran itu disebabkan kendaraan listrik atau tidak. Laporan hanya menyebut, 53 persen kebakaran mobil di garasi bawah tanah disebabkan oleh faktor kelistrikan.
Pekan lalu, surat kabar Chosun Ilbo melaporkan, Korsel berencana mengharuskan produsen kendaraan listrik untuk mengungkap merek baterai yang digunakan di produk mereka. Sejauh ini, produsen mobil memberikan rincian terbatas mengenai baterai yang digunakannya, tanpa perlu menyebutkan nama produsennya.
Berdasarkan pertemuan Senin, hampir dipastikan akan ada aturan baru soal baterai kendaraan listrik. Hanya saja, waktu pastinya belum jelas. Sejumlah perusahaan yang diundang dalam pertemuan pada Selasa sejauh ini belum mau mengeluarkan komentar.
Moon Hak-hoon, Profesor Teknik Otomotif Universitas Osan, mengatakan, hanya mengharuskan perusahaan mobil untuk memberikan merek baterai EV tidak akan mencegah kebakaran. Tindakan yang harus dilakukan pemerintah adalah standardisasi dan sertifikasi keamanan setiap merek baterai yang digunakan di kendaraan listrik berbasis baterai.
Park Moon-woo, pengamat otomotif Korsel, mengatakan, pengungkapan merek baterai yang digunakan oleh produsen akan memberi pembeli lebih banyak pilihan. Akan tetapi, dia juga menyebut, hingga saat ini belum ada data pasti soal merek baterai EV mana yang lebih rentan terhadap kebakaran.
Sejumlah produsen mobil Korsel, Sabtu (10/8/2024), mulai mengungkapkan informasi baterai yang mereka gunakan. Hyundai, misalnya, mengungkapkan bahwa baterai yang mereka gunakan di 13 model kendaraan listrik berasal dari LG Energy Solution Ltd atau SK On Co. Khusus untuk Konal Electric, perusahaan ini menggunakan produk baterai buatan perusahaan China, CATL.
Kia juga mulai mengumumkan asal muasal baterai kendaraan listrik buatannya. Mengutip Yonhap, sebagian besar dari tujuh model mobil listrik buatannya, termasuk EV3, EV6, dan EV9, menggunakan baterai buatan LG Energy Solution Ltd dan SK On CO. Adapun untuk model terbaru, Ray EV segmen A, dan beberapa model crossover, seperti Niro EV, dipakai baterai CATL
Sebaliknya, produsen otomotif asing yang memasarkan produk di Korsel hingga saat ini belum mau merilis sumber baterai yang mereka pakai. ”Kantor pusat biasanya tidak mengungkapkan pemasok suku cadang. Jadi, kami tidak dapat membuat keputusan itu sendiri,” kata salah satu orang dalam di industri mobil impor yang tidak mau disebut namanya.
Dia mengatakan, staf di Korsel telah menyampaikan kekhawatiran tentang produk baterai yang digunakan karena beberapa insiden kebakaran telah terjadi di Korsel. ”Kami telah menyampaikan kepada kantor pusat bahwa kekhawatiran atas kebakaran kendaraan listrik semakin meningkat di Korea Selatan dan kami juga tengah mengupayakan tindakan di tingkat anak perusahaan setempat,” katanya. (REUTERS)