Iklan Judi Tak Terkendali, Pemerintah Australia Didesak Melarangnya
Tidak hanya Indonesia yang kelabakan menghadapi judi daring. Australia mengalami hal yang sama.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
CANBERRA, MINGGU — Perwakilan masyarakat Australia mendesak pemerintah melarang iklan judi di media massa. Hal ini karena judi dianggap salah satu risiko berbahaya bagi masyarakat karena mengakibatkan kerugian pribadi, penyakit kejiwaan, dan membuka pintu untuk tindakan kejahatan lainnya.
”Iklan judi di negara kita sudah keterlaluan dan tidak terkendali. Kami menghitung pada periode 2023 saja ada 1 juta iklan yang ditayangkan di televisi dan disiarkan di radio, termasuk yang menggunakan frekuensi gratis,” kata aliansi 60 tokoh masyarakat terkemuka Australia melalui surat kepada Perdana Menteri Anthony Albanese di Canberra, Minggu (11/8/2024).
Aliansi itu terdiri dari politikus, mantan menteri, tokoh masyarakat, pakar kesehatan, dan pemuka agama. Perdana Menteri Australia 1996-2007 John Howard termasuk di dalamnya. Dorongan itu juga diteruskan kepada Partai Konservatif yang merupakan oposisi di pemerintahan Australia sekarang.
Australia berpenduduk 27 juta jiwa. Kerugian akibat judi setiap tahun rata-rata mencapai 25 miliar dollar Australia (Rp 261,5 triliun). Selain di televisi dan radio, iklan-iklan judi juga muncul di berbagai papan reklame dan media cetak.
Di sejumlah kedai minum, dipasang mesin judi yang oleh warga lokal disebut pokies. Para tamu kedai biasa memainkannya dengan uang receh. Akan tetapi, mereka tanpa disadari bisa menghabiskan uang dalam jumlah banyak karena sekali bermain pokies hanya mengeluarkan jumlah yang kecil-kecil. ”Saya meyakini judi adalah biang kerok berbagai penyakit di masyarakat,” kata Howard.
Ia mengutip berbagai kajian, salah satunya oleh Institut Kajian Keluarga Australia (AIFS) tahun 2023. Menurut laporan tersebut, mayoritas keretakan rumah tangga dan kekerasan dalam rumah tangga berhubungan dengan kecanduan salah satu anggota keluarga atau lebih terhadap judi.
Iklan judi di negara kita sudah keterlaluan dan tidak terkendali.
Selain judi secara fisik di kedai minum dan kasino, Australia juga menghadapi persoalan judi daring. Hal ini terungkap dari periode pandemi Covid-19 2020-2021. Ketika itu, kasino dan kedai minum tutup akibat pembatasan sosial.
Akan tetapi, pemerintah menerima laporan kerugian masyarakat akibat judi sebanyak 24 miliar dollar Australia per tahun. Masyarakat ternyata berjudi melalui komputer dan telepon seluler.
Direktur Aliansi Reformasi Judi Martin Thomas menjelaskan, mereka tidak melarang kegiatan berjudi karena itu hak dan keputusan warga yang sudah dewasa. Mereka menginginkan agar iklan judi yang dilarang secara total.
Hal ini agar anak-anak tidak terpapar iklan dan terpengaruh pikirannya. Persoalan orang dewasa berjudi adalah pilihan selama individu itu memahami risiko.
Melansir The Conversation edisi 25 Maret 2024, psikolog dari Universitas Adelaide, Gianluca Di Censo dan Paul Delfabbro menjelaskan, jenis judi yang paling digemari di Australia adalah taruhan pertandingan olahraga. Mayoritas pejudi ialah laki-laki muda dan mereka berisiko kecanduan akibat terpapar iklan terus-menerus.
Umumnya, iklan judi daring ini tidak membahas mengenai kegiatan judi. Mereka justru menjual fitur-fitur tambahan yang ada di situs ataupun aplikasi judi. Contohnya fitur yang memungkinkan pejudi bisa saling mengobrol.
Ada pula penawaran cicilan pembayaran utang judi ataupun fitur yang memungkinkan pejudi hanya mengeluarkan uang receh, tetapi banyak secara bersamaan untuk taruhan-taruhan berbeda.
Lembaga penelitian Nielsen dalam laporan tahun 2022 mengungkapkan, perusahaan-perusahaan judi yang beroperasi di Australia secara total mengucurkan dana 310 juta dollar Australia untuk iklan. Menurut media ABC edisi 27 Juni 2023, Pemerintah Australia sejak 2018 telah merencanakan untuk secara bertahap mengurangi iklan judi. Akan tetapi, baik selama pemerintahan dipegang oleh Partai Konservatif maupun Partai Buruh, tidak ada laporan mengenai kemajuan rencana itu.