Mendarat darurat karena turbulensi atau kebutuhan medis mendesak sudah biasa. Mendarat karena kutu rambut baru lain.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·2 menit baca
NEW YORK, MINGGU — Ada banyak alasan pesawat harus mendarat darurat. Di salah satu penerbangan American Airlines pada Juli 2024, penyebabnya ada penumpang yang terinfeksi kutu rambut.
Ethan Judelson (28), penumpang pesawat American Airlines itu, awalnya menceritakan pengalamannya di media sosial TikTok dan ditonton 1,2 juta kali oleh warganet. Majalah People kemudian menghubunginya dan kisah itu diterbitkan di edisi Sabtu (3/8/2024).
Menurut Judelson, pesawat sedang terbang dari Los Angeles, California, ke New York. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang bangkit dari tempat duduknya dan berlari ke bagian depan pesawat. Beberapa menit kemudian, pilot mengumumkan melalui pengeras suara bahwa pesawat harus mendarat darurat di Bandara Phoenix, Arizona.
Penumpang diminta mengumpulkan barang-barang mereka dan diangkut menuju hotel untuk diinapkan semalam. Maskapai juga memberi mereka kupon senilai 12 dollar AS untuk membeli makanan. Judelson berusaha mencari tahu penyebab pendaratan darurat itu.
Sebab, tidak ada petugas medis yang masuk ke pesawat setiba mereka di Phoenix. Selain itu, juga tidak ada penumpang yang dipapah ataupun dibawa dengan kursi roda. ”Artinya, bukan karena persoalan medis perjalanan kami tertunda. Ada alasan lain,” ujar Judelson.
Ia bersama beberapa penumpang lain pun bergerilya mencari penyebab terganggunya penerbangan. Usut punya usut, ternyata biang keroknya adalah kutu rambut! ”Seorang perempuan melihat ada kutu berjalan di kepala penumpang yang duduk di depannya. Ia membisikkan kepada teman sebangkunya dan teman itu yang berlari memberi tahu pramugari,” tutur Judelson.
Menurut dia, pramugari mengatakan pesawat segera dibersihkan di Phoenix. Pada hari keberangkatan, para penumpang diminta duduk di tempat semula. Sempat terjadi halangan karena dua perempuan yang melapor adanya kutu tidak mau duduk di kursi mereka yang kemarin walaupun pramugari meyakinkan sudah aman. Untung penumpang lain mau mengalah dan bertukar tempat.
Kutu rambut termasuk salah satu risiko kesehatan di AS karena merupakan parasit yang mengakibatkan ketidaknyamanan, bahkan penyakit. Media Today edisi 7 September 2015 mengutip hasil penelitian Kyong Yoon, kimiawan di Universitas Southern Illinois, kutu tidak hanya merepotkan manusia, tetapi juga membahayakan lingkungan.
”Sampel kutu yang kami temukan di 25 negara bagian menunjukkan mereka sudah kebal dengan berbagai ramuan dan obat antikutu rambut,” kata Yoon.
Artinya, risiko wabah kutu meningkat yang juga diiringi risiko zoonosis (penyakit dari hewan ke manusia). Dari sisi lingkungan, penggunaan zat-zat kimia alami ataupun sintetis untuk menangani serangga itu pun meningkat sehingga berisiko mencemari lingkungan.