Harry Ungkap Perseteruan dengan Tabloid dan Keretakan dengan Keluarga Istana
Pangeran Harry telah melanggar sikap keluarga Kerajaan Inggris untuk tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menjelaskan.
LONDON, JUMAT — Pangeran Harry mengatakan perseteruannya dengan tabloid sebagai bagian yang memperparah keretakan hubungannya dengan keluarga kerajaan Inggris. Anak bungsu Raja Charles III itu terlibat dalam perselisihan hukum yang berlarut-larut melawan tabloid Inggris.
Harry (39) mengungkapnya dalam film dokumenter Tabloids on Trial yang ditayangkan stasiun TV, ITV, Kamis (25/7/2024) waktu setempat. Harry mengatakan, dia yakin tekadnya untuk mengambil tindakan hukum secara terbuka di hadapan publik terhadap sejumlah tabloid telah memperburuk keretakan keluarganya.
”Hal itu menyebabkan, seperti yang Anda katakan, sebagian dari keretakan,” katanya.
Dengan membawa pers ke pengadilan, Harry telah melanggar sikap keluarga Kerajaan Inggris selama ini yang berprinsip tidak pernah mengeluh, tidak pernah menjelaskan. Harry mengatakan, ayahnya, Raja Charles III, menentang tuntutan hukumnya itu.
Dia juga mengungkapkan, kakak laki-lakinya, William, Pangeran Wales dan ahli waris takhta Kerajaan Inggris, diam-diam telah sepakat menyelesaikan tuntutan terhadap grup penerbit media Inggris, Mirror Group Newspaper (MGN), dengan uang sangat besar.
Selama beberapa tahun terakhir, suami artis Meghan Markle itu mengajukan sejumlah tuntutan hukum ke pengadilan terhadap beberapa tabloid di Inggris. Salah satunya ke tabloid Daily Mirror yang diterbitkan MGN, milik raksasa pengusaha media Keith Rupert Murdoch.
Baca juga: Pangeran Harry Kembali Gugat Media Inggris
Ia menuduh tabloid itu mengumpulkan informasi secara ilegal. Tabloid itu ia sebut telah menyadap teleponnya tanpa izin. Pada Desember 2023, Harry memenangi perkara itu dan mendapat ganti rugi lebih dari 140.000 pound sterling (hampir Rp 3 miliar) setelah persidangan.
Ia menyebut keputusan itu sebagai kemenangan monumental. ”Mendapatkan keputusan hakim yang menguntungkan kami jelas merupakan hal yang sangat besar,” katanya.
Misi Harry
Kendati tak didukung keluarga Kerajaan Inggris, Harry mengatakan, dirinya yakin tindakannya harus dilakukan demi kebaikan yang lebih besar. Ia juga menegaskan tekadnya untuk mengajukan tuntutan hukum pada tabloid sebagai misi yang akan terus ia lanjutkan.
”Bagi saya, misi terus berlanjut,” kata mantan perwira Marinir Kerajaan Inggris itu.
Harry telah lama menyalahkan pers atas kematian ibunya, Putri Diana, dalam kecelakaan mobil di Paris pada tahun 1997. Ia menilai tindakan para paparazi (fotografer lepas) yang dikirim tabloid untuk memburu foto Diana telah berkontribusi pada kecelakaan tragis tersebut.
Sekarang, peristiwa tragis itu menjadi motivasinya untuk terus memburu tabloid dengan beragam tuntutan hukum. ”Ibu saya tidak paranoid, dia benar tentang apa yang terjadi padanya. Dia tidak ada di sini hari ini untuk mencari tahu kebenarannya,” kata Harry dalam film dokumenter itu.
Bagi saya, misi terus berlanjut.
Selain MGN, Harry juga telah mengajukan gugatan serupa terhadap News Group Newspaper (NGN), penerbit tabloid The Sun. Pihak NGN yang juga dimiliki Murdoch itu membantah tuduhan Harry. Sidang perkara Harry melawan NGN ini akan berlangsung tahun depan.
Harry juga mengajukan tuntutan hukum pencemaran nama baik ke penerbit tabloid Mail on Sunday. Tuntutan dilayangkan terkait artikel mengenai fasilitas perlindungan polisi yang ia terima. Namun, belakangan, pangeran yang melepaskan diri dari tugas-tugas kerajaan itu membatalkan tuntutannya.
Tuntutan hukum yang diajukan Harry bukanlah satu-satunya sumber perselisihan keluarga Kerajaan Inggris. Harry benar-benar telah menjauhkan diri dari keluarganya pada 2020. Di tahun itu, ia dan istrinya, Meghan Markle, memilih untuk meninggalkan kehidupan kerajaan dan pindah ke AS.
Mereka mengutip gangguan dan sikap rasis media terhadap Meghan. Di luar proses hukum, Duke of Sussex, begitu ia juga disapa, telah mengungkapkan kemarahannya atas perlakuan buruk yang dilakukan pers terhadap istrinya.
Baca juga; Pangeran Harry-Meghan ”Bertarung di Udara” dengan Keluarga Kerajaan Inggris
Pasangan itu kemudian menyatakan ada bias rasial dalam keluarga kerajaan. Tuduhan ini muncul dalam film dokumenter yang diproduksi Harry dan Meghan sendiri dan ditayangkan di Netflix pada 2022.
Tuduhan itu semakin mengasingkan Harry dari keluarga Kerajaan Inggris. Pada 2023, Harry menerbitkan buku memoar berjudul Spare yang mengisahkan perlakuan tak adil yang ia terima dari keluarga Kerajaan Inggris dan keretakan keluarganya itu.
Harry menyatakan, sulit menjawab pertanyaan tentang ikatannya dengan keluarga Kerajaan Inggris. ”Apa pun yang saya katakan tentang keluarga saya telah membuahkan banyak pelecehan dari pers,” ujarnya.
Dia menyayangkan sikap anggota keluarga kerajaan Inggris lain yang tidak mendukung langkahnya. ”Alangkah baiknya jika kita melakukannya sebagai sebuah keluarga,” katanya.
Hugh Grant
Selebritas Inggris lain yang muncul dalam film dokumenter itu adalah Hugh Grant. Aktor utama dalam film populer Four Weddings and A Funeral itu juga telah memerkarakan sejumlah tabloid ke meja hukum.
Grant juga menuduh tabloid The Sun menyadap telepon dan mobilnya, serta menerobos masuk ke rumahnya untuk mengintipnya. Grant menggambarkan bagaimana tabloid itu memasang mikrofon di jendela di luar rumahnya. Lebih parah lagi, ia juga mendapati mikrofon dan pelacak yang dijatuhkan ke dalam mobilnya.
Namun, baru-baru ini, Grant sepakat mengakhiri kasus hukum melawan NGN itu. Ia mengatakan terpaksa mengambil kesepakatan tersebut sebab kebijakan pengadilan tidak menganjurkan persidangan yang panjang.
Selain itu, biaya hukum yang harus ia bayar juga sangat besar kalau harus terus bersidang, yaitu mencapai 10 juta pound sterling atau sekitar Rp 209 miliar. Sementara ganti rugi yang berpotensi ia terima jauh lebih kecil. Dalam kasus Grant ini, NGN membantah tuduhan bahwa tabloid The Sun telah melakukan kesalahan.
Meskipun sepakat mengakhiri tuntutan, Grant mengatakan, dirinya tetap merasa getir dan bertekad untuk mencari keadilan melawan para pejabat tabloid yang menugaskan pemasangan mikrofon itu.
”Saya tidak bermasalah dengan prajurit, atau orang-orang yang melakukan tindakan ini, bukan terhadap mereka. Tetapi, saya tetap merasa getir dan bertekad untuk menuntut keadilan dari para eksekutif media yang menugaskan hal ini,” katanya di film dokumenter itu.
Pada 2011, Grant juga terlibat dengan kelompok ”Hacked Off” yang mengungkap dampak skandal peretasan telepon oleh tabloid. Aksinya menyeret tabloid News of the World yang juga terbitan NGN. Akibat pengungkapan itu, NGN meminta maaf tanpa syarat kepada para korban penyadapan pesan suara yang dilakukan News of the World. NGN mengatakan telah menyelesaikan 1.300 tuntutan terhadap surat kabar terbitannya itu.
Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown juga tampil dalam film dokumenter tersebut. Ia menuduh NGN mengakses informasi pribadinya secara ilegal, seperti rekening bank dan tagihannya.
Brown menyerukan untuk membuka penyelidikan baru atas masalah tersebut. ”Semua hal ini terjadi pada saya selama saya menjadi kanselir (menteri keuangan) dan perdana menteri,” katanya. (AP/AFP/Reuters)