”Baguette”, Aroma Perancis untuk Gugah Semangat Para Atlet
Bukan hal mudah menyiapkan hidangan bagi belasan ribu atlet Olimpiade. Sejumlah unsur mesti diperhatikan.
Di setiap pesta olahraga antarbangsa seperti Olimpiade, selain kompetisi atau pertandingan, ada hal lain yang selalu menjadi sorotan, yaitu cara tuan rumah menjamu tamu utama yang adalah para atlet dan tim ofisial.
Mulai Jumat (26/7/2024) hingga 11 Agustus 2024, Paris menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas. Sebanyak 10.500 atlet akan bertanding untuk menjadi yang terbaik di 32 cabang olahraga dan 329 nomor.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Untuk mereka, penyelenggara mesti menyiapkan sekitar 40.000 hidangan setiap hari. Hidangan itu juga harus memenuhi persyaratan kebutuhan atlet, budaya, dan diet.
Lalu, bagaimana Perancis menjamu para tamunya? The New York Times, Senin (22/7/2024), melaporkan, Perancis melalui perusahaan penyedia jasa makanan dan minuman Sodexo Live serius menyiapkan menu-menu yang disiapkan secara khusus dengan bantuan ahli gizi untuk mendukung performa.
Baca juga: Polisi Paris Versus Warga Lokal
Namun, Perancis juga punya strategi lain. Perancis yang sadar betul bahwa negara dan kota-kotanya merupakan destinasi wisata utama dunia juga tak ingin melewatkan kesempatan ini untuk ikut memamerkan kuliner Perancis. Penyelenggara Olimpiade ingin memastikan setiap tamu memiliki pengalaman utuh tentang kuliner Perancis.
Momen yang dipakai, begitu atlet memasuki perkampungan atlet atau athlete village, mereka akan disambut aroma makanan yang menguar dan menggugah selera. Aroma itu tepatnya aroma baguette atau roti batangan khas Perancis yang tengah dipanggang.
Guillaume Thomas, anggota staf komunikasi Olimpiade Paris 2024, menjelaskan, di setiap desa di Perancis pasti ada toko roti. Penyelenggara dengan sengaja menempatkan toko roti yang akan memanggang lebih dari 2.000 baguette, croissant, atau pastry bulan sabit, pain au chocolat, dan focaccia setiap hari di perkampungan atlet.
Toko ini juga menawarkan kelas membuat kue bagi para atlet yang ingin beristirahat dari kompetisi yang melelahkan. Aroma sedap baguette selain memberi pengalaman khas Perancis, juga menjadi menu pembuka sekaligus menggiring selera manakala seorang atlet menuju restoran yang disiapkan.
Di perkampungan atlet yang dibangun di wilayah utara Paris, penyelenggara menyiapkan enam restoran yang akan melayani atlet sepanjang waktu. Penyelenggara menyebut tempat yang selama ini dikenal sebagai ruang makan di Olimpiade-Olimpiade sebelumnya dengan restoran. Restoran itu terdiri atas dua restoran Perancis, dua restoran Asia, satu restoran halal, dan satu restoran lain yang disebut restoran dunia.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach saat mengunjungi kompleks perkampungan atlet, Kamis (18/7/2024), bahkan menyatakan kepuasannya dengan fasilitas yang disediakan Perancis.
”Tidak mungkin menyebutnya dengan nama lain,” kata Philipp Würz, manajer makanan dan minuman untuk Olimpiade Paris 2024.
Di restoran utama ada tiga juru masak Perancis terkenal yang dilibatkan. Mereka adalah Akrame Benallal, Amandine Chaignot, dan Alexandre Mazzia. Mereka akan menyiapkan hidangan menggugah, seperti kacang coco dengan es krim peterseli dan kroket jamur renyah.
Lantaran hidangan Olimpiade juga melibatkan unsur budaya terkait cita rasa selain keberimbangan diet, Sodexo Live sampai mendatangkan 20 koki dari seluruh dunia. Para koki didatangkan untuk memastikan kepekaan budaya di enam restoran tersebut.
Carole Galissant yang menangani bidang nutrisi pada Sodexo Live menjadi sosok yang berkoordinasi dengan ahli gizi dari setiap delegasi untuk memastikan kebutuhan khusus terpenuhi. Ia menyebutkan, misalnya atlet Korea menginginkan kimchi, sementara atlet Jepang menginginkan miso. Lalu atlet dari Karibia menginginkan buah markisa.
Akan tetapi, tidak semua permintaan dapat dipenuhi. Ada peraturan terkait keberlanjutan dalam penyelenggaraan Olimpiade yang melarang impor bahan makanan melalui udara.
Alhasil, meski ada upaya pemenuhan unsur budaya dan diet, Paris sebagai tuan rumah tetap memberi perhatian untuk kuliner Perancis. ”Kami masih memberikan fokus khusus pada sejumlah resep Perancis,” kata Galissant.
Baca juga: Sungai Seine, Saksi Sejarah Baru Olimpiade Paris
Beberapa di antaranya adalah menu blanquette de veau atau hidangan daging sapi muda, ataupun hidangan penutup yang manis seperti tart lemon.
Sesuai kebutuhan
Galissant juga menyadari, karena selera setiap atlet tidak sama, bisa jadi banyak atlet tidak akan pernah mencoba hidangan tersebut, apalagi jika dikaitkan dengan kenyamanan para atlet.
”Aturan praktisnya adalah mencoba untuk tetap berpegang pada apa yang sudah dikenal sebanyak mungkin dan meminimalkan yang baru,” kata Purity Kamande, ahli gizi tim Olimpiade Kenya. ”Sebab, kita tahu bahwa dengan makanan baru, semua masalah bisa datang dan memengaruhi para atlet,” katanya.
Shawn Hueglin, ahli gizi olahraga senior pada Komite Olimpiade AS, menekankan, negara tuan rumah terkadang fokus pada promosi kulinernya dengan mengorbankan pemenuhan kebutuhan performa para atlet. Meskipun dia menghargai bahwa ruang makan di Olimpiade Tokyo 2021 menyajikan makanan dari setiap wilayah Jepang, hidangan itu bukanlah pilihan terbaik bagi para atlet untuk disantap sebelum mereka bertanding.
Untuk itu, selain hidangan-hidangan yang disiapkan secara khusus, penyelenggara Olimpide Paris 2024 membolehkan setiap delegasi membawa makanan mereka sendiri. Hal itu untuk memastikan para atlet tidak hanya terpenuhi kebutuhan nutrisinya, tetapi juga kenyamanan seperti di rumah.
Kamande pun menyertakan paket berisi makanan ringan khas Kenya, seperti ugali, tepung jagung yang mengandung banyak karbohidrat, dan teh Kericho Gold bersama kontingen Kenya. Lalu Hueglin menyertakan protein shake, pretzel, berondong jagung, dendeng, energy bar, dan, tentu saja, selai kacang untuk para atlet AS.
Sharon Madigan yang mengawasi nutrisi untuk tim Olimpiade Irlandia juga menyertakan gandum untuk tim Irlandia. ”Orang Irlandia membutuhkan bubur. Kami membawa gandum. Banyak sekali,” kata Madigan.
Meski begitu, Madigan tetap mendorong para atlet Irlandia menyantap hidangan yang disiapkan pelenyelenggara. ”Suguhan selama Olimpiade menjadi kesempatan yang bagus bagi atlet yang mungkin tidak memiliki selera yang luas untuk mencoba makanan yang biasanya tidak mereka makan, dan menyukai serta menikmatinya,” katanya.
Baca juga: Paris 2024 dan Olimpiade Lebih dari Seabad Lalu
Makan bersama di tempat makan, kata Madigan, juga menjadi cara para atlet bersosialisasi. Galissant ikut menambahkan, penyiapan tempat makan untuk para atlet juga ditata sedemikian rupa untuk mewujudkan keakraban dengan atlet dari negara lain.
”Di Perancis, kami berbicara tentang keakraban, tentang makan bersama, dan itu juga merupakan salah satu elemen performa atlet,” kata Galissant.
Melihat antusiasme para tamu istimewa tersebut, serta beragam catatan yang harus diperhatikan, Benallal, salah satu koki restoran yang memasak di perkampungan atlet, berharap dirinya dapat membangkitkan momen-momen yang sama menggugahnya bagi para atlet melalui sajiannya.
Sementara itu, Brice Guyart, pemegang dua medali emas anggar untuk Perancis, mengatakan, dirinya selalu senang jika semua orang di Olimpiade dapat makan di satu tempat, tidak peduli atlet atau negaranya. Namun, dari pengalamannya selama bertanding di Olimpiade Sydney dan Athena, ia meminta Sodexo Live tidak hanya memperhatikan menu, cara penyajian, dan kualitas hidangan, tetapi juga hal-hal kecil.
Yang menarik, selama Olimpiade digelar, pasti ada atlet yang berulang tahun. Ia meminta koki juga membuat kue ulang tahun bagi atlet.
Sungguh bukan hal mudah menyiapkan sajian bagi para atlet ini. (AFP)