Menghina dan Menyerang Pribadi Kamala Harris, Donald Trump Masih seperti Dulu
Trump kembali ke selera asal menyerang lawan dengan hinaan dan personal. Harris mengajak rakyat AS melihat masa depan.
CHARLOTTE, RABU — Donald Trump, calon presiden 2024 dari Partai Republik, belum berubah. Trump kembali menyerang lawan politiknya dengan menghina dan menyerang pribadi lawan. Percobaan pembunuhan terhadap Trump, 13 Juli 2024, saat kampanye di Pennsylvania ternyata sama sekali tidak mengubah dirinya. Padahal, Trump disebut sudah berubah menjadi lebih tenang, tidak kasar, dan lebih spiritual. Citra ”orang baru” Trump yang coba dimunculkan saat Konvensi Nasional Partai Republik itu kini tak berbekas.
Baca juga: Kamala Harris Terus Melaju
Menghadapi lawan barunya, Wakil Presiden AS Kamala Harris (59), Rabu (24/7/2024), Trump (78) kembali memakai retorika lama. Dia menyebut Harris ”orang gila kiri radikal”, ”bodoh seperti batu”, ”gila”, dan ”Kamala Tertawa”. Ini mengacu pada meme riang Harris yang mendominasi media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Trump juga menyebut Harris ”Lyin’ Kamala” seperti dulu dia menyebut Presiden AS Joe Biden dengan panggilan yang sama. ”Jadi, sekarang kita punya korban baru yang harus dikalahkan: Lyin’ Kamala Harris,” kata Trump yang juga menjuluki Harris sebagai wakil presiden paling tidak kompeten dan paling kiri dalam sejarah AS.
Trump yang berulang kali keliru menyebut nama depan Harris itu juga menyerang Harris dengan perjuangan hak aborsinya. Trump menuding Harris mendukung pembunuhan bayi. Di hadapan massa pendukungnya di North Carolina, Trump menyatakan tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Trump juga menyerang para petinggi Partai Demokrat yang berada di balik keputusan Biden untuk mundur.
Baca juga: Rekor 24 Jam Raup 100 Juta Dollar AS, Masifnya Dukungan bagi Kamala Harris
Dia menuding Harris hanya menutupi ketidakmampuan mental Biden. Trump juga menyerang kegagalan pemerintahan Biden, khususnya keamanan di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Terkait isu ini, Harris diserang karena pernah ditugaskan untuk mengatasi masalah migrasi ini, tetapi gagal.
Trump menuding Harris sebagai ”kekuatan pendorong ultraliberal” yang harus bertanggung jawab atas kebijakan imigrasi pemerintahan Biden. Biden pada waktu itu menugasi Harris untuk bekerja dengan negara-negara di Amerika Tengah untuk membantu membendung gelombang migrasi. Namun, Harris tidak diberi tanggung jawab atas keamanan perbatasan.
”Sebagai raja perbatasan, Kamala membuka perbatasan kita yang membuat 20 juta orang asing ilegal masuk ke negara kita dari seluruh dunia. Kalau dia terpilih, dia akan menghancurkan negara kita,” kata Trump.
Baca juga: Biden Hidupkan Kembali Peraturan Anti-Imigran yang Dibuat Trump
Sementara itu, Harris berkampanye di Indiana. Dia meminta bantuan para mahasiswi kulit hitam anggota perkumpulan persaudaraan Zeta Phi Beta di Howard University untuk memilihnya sebagai presiden dalam pemilu November mendatang. Howard University adalah perguruan tinggi kulit hitam bersejarah tempatnya kuliah.
Para pemilih di Indiana belum pernah mendukung calon presiden dari Demokrat selama hampir 16 tahun. Namun, Harris, perempuan keturunan kulit hitam dan Asia Selatan itu, berharap akan bisa mengubah hal ini. Harris menggenjot kampanyenya agar lebih menarik minat pemilih muda yang bisa menjadi kunci penentu kemenangan pemilu.
Ketua kampanye Demokrat Jen O’Malley Dillon mengatakan, dukungan dari pemilih perempuan, nonkulit putih, dan usia muda penting bagi keberhasilan Demokrat. ”Saat ini, kita menghadapi pilihan di antara dua visi yang berbeda untuk bangsa kita. Yang satu fokus pada masa depan, yang lain fokus pada masa lalu. Dengan dukungan Anda, saya berjuang demi masa depan bangsa kita,” kata Harris.
Harris juga mengangkat isu kebebasan untuk memilih, aman dari kekerasan senjata, kebebasan untuk mencintai siapa yang ingin dicintai secara terbuka, dan kebebasan perempuan untuk membuat keputusan tentang tubuhnya. Harris juga mengajak rakyat AS untuk mempelajari dan mengakui sejarah AS yang sebenarnya dan secara utuh.
Baca juga: Kekerasan Bersenjata di AS, Mau sampai Kapan?
Bagi Demokrat, perempuan kulit hitam bisa mendongkrak suara. Pada pemilu 2020, AP VoteCast menemukan bahwa perempuan kulit hitam hanya berjumlah 7 persen dari semua pemilih. Namun, 93 persen dari mereka memilih Biden. Ini membantu Biden meraih kemenangan tipis di negara bagian seperti Michigan, Pennsylvania, dan Georgia.
Tim kampanye Harris akan mencoba memenangi dukungan di negara bagian ”Blue Wall”, yakni Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania, untuk mendapatkan 270 suara elektoral yang dibutuhkan. Harris juga berharap dapat bersaing juga di North Carolina, Georgia, Arizona, dan Nevada. North Carolina adalah salah satu dari segelintir negara bagian yang dianggap penting untuk memenangi pemilu.
Hillary Clinton, calon presiden dari Demokrat tahun 2016 yang kalah dari Trump, mengatakan dalam sebuah opini di harian New York Times, bahwa dirinya sangat antusias dengan pencalonan Harris. Hillary menilai Harris mewakili awal yang baru bagi politik AS. Harris menawarkan visi yang penuh harapan dan pemersatu. ”Dia berbakat, berpengalaman, dan siap menjadi presiden. Saya tahu dia bisa mengalahkan Donald Trump,” tulis Hillary.
Titik lemah Demokrat
Terlepas dari semua potensi kekuatan Harris, BBC News, Rabu, mengingatkan rekam jejak Harris sebagai wapres itu beragam. Pertama, terkait isu krisis migrasi di perbatasan AS-Meksiko. Republik sudah mengecamnya sebagai raja perbatasan dan dituding sebagai penyebab kebijakan imigrasi Biden tidak populer. Isu imigrasi ini yang dinilai menjadi titik lemah Demokrat. Padahal, isu ini penting bagi para pemilih yang tinggal di pinggiran kota. Mereka menilai sistem imigrasi tidak dikelola dengan baik.
Tim kampanye Trump juga akan mencoba menyoroti rekam jejak Harris dalam melakukan reformasi peradilan pidana. Kerentanan Harris yang lainnya ada pada rekam jejaknya yang buruk sebagai kandidat. Dia pernah mencalonkan diri sebagai presiden pada 2020 dan gagal. Harris sempat berhasil di awal, tetapi gagal karena visi yang kurang jelas, wawancara yang gagal, dan kampanye yang tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, Harris tersingkir bahkan sebelum pemilihan pendahuluan.
Baca juga: Kamala Harris, Harapan Terbaik Partai Demokrat
Tantangan terbesar bagi Harris barangkali adalah dia bukanlah petahana. Harris bisa menjauhkan diri dari beberapa hal yang tidak populer dalam rekam jejak Biden. Namun, dia tidak memiliki kemewahan untuk menjadi orang yang dikenal para pemilih. Kubu Republik pasti akan menggambarkan Harris sebagai orang yang belum teruji dan terlalu berisiko untuk menjadi presiden.
Jika ini dipakai, Trump akan dimunculkan sebagai satu-satunya calon yang sudah terbukti pernah memimpin AS. Meski demikian, Harris masih punya kesempatan untuk memberikan kesan pertama yang baru kepada rakyat AS. Bisa saja Harris tidak lolos jadi capres Demokrat. Apa pun bisa terjadi sampai saat Konvensi Nasional Demokrat, sekitar tiga pekan lagi.
Seperti yang terjadi dalam empat pekan terakhir, peruntungan dalam persaingan menuju Gedung Putih dapat berubah dengan cepat. Harris setidaknya sudah memegang tiket untuk melaju ke panggung terbesar dalam politik AS. Kini, dia harus menunjukkan bahwa dirinya mampu bersaing.
Baca juga: Dukungan untuk Kamala Harris Menguat, Trump Patut Waspada
Waktu Harris tak banyak karena Republik sudah menyerangnya dengan gelombang iklan yang mempertanyakan kepribadiannya, rekam jejaknya, dan alasan di balik kemunduran Biden. Republik membanjiri iklan televisi dan radio dengan biaya iklan hingga 68 juta dollar AS, sementara Demokrat baru mengeluarkan 2,6 juta dollar AS untuk beriklan.
Padahal, tim Harris memiliki dana untuk meluncurkan kampanye iklan yang kuat kapan pun mereka mau. Kampanyenya berhasil mengumpulkan 100 juta dollar AS antara Minggu sore hingga Senin malam saja. Tim sukarelawan super PAC Future Forward juga menerima komitmen donor sebesar 150 juta dollar AS dalam 24 jam pertama setelah Biden mundur.
”Iklan itu penting dan akan meningkat, tapi itu bukan satu-satunya faktor. Harris sebagai calon presiden saja sudah dinilai positif oleh banyak pihak,” kata ahli strategi Partai Demokrat, Josh Schwerin.
Menurut analisis data kantor berita AS yang dikumpulkan perusahaan pelacakan media AdImpact, ini akan memengaruhi opini publik rakyat terhadap Harris yang selama empat tahun terakhir berada di bawah bayang-bayang Biden.
Baca juga: Plus-Minus Kekuatan Kamala Harris, Bagaimana Cara Dia Taklukkan Trump?
”Opini masyarakat itu ibarat semen. Awalnya lunak dan kemudian mengeras. Tiga pekan ke depan ini waktu yang genting dan penting. Harris perlu segera mendefinisikan dirinya sendiri sebelum Trump yang mendefinisikan dia,” kata Sarah Longwell, salah satu pendiri Republican Voters Against Trump.
Iklan-iklan Republik yang muncul menggambarkan Harris sebagai ”calon paling liberal yang pernah ada”. Iklan tersebut menyoroti posisi progresifnya di bidang imigrasi, kepolisian, energi, dan layanan kesehatan. Ada iklan yang menyoroti suara tawa Harris yang keras dan ini sering menjadi fokus Republik. Semula, Trump tak terlalu banyak beriklan.
Itu lebih karena banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk tagihan hukumnya. Namun, dia terbantu dengan dukungan dari sukarelawan PAC super yang menjalankan puluhan juta iklan. Super PAC pro-Trump Preserve America yang didukung raja kasino Miriam Adelson juga sudah mencadangkan iklan senilai 45 juta dollar AS hingga akhir Agustus. MAGA Inc juga membukukan 23 juta dollar AS lagi.
Sampai sejauh ini, para pemilih masih lebih banyak melihat iklan yang menjatuhkan Harris. Salah satunya iklan dari MAGA Inc yang menyalahkan Harris atas ”invasi perbatasan dan inflasi yang tidak terkendali”, serta matinya impian Amerika. (REUTERS/AFP/AP)