DK PBB Cecar Rusia: Serangan ke Rumah Sakit adalah Kejahatan Perang
Pertemuan Dewan Keamanan PBB diwarnai saling lempar tuduhan soal serangan ke rumah sakit di Ukraina. Rusia menyangkal.

Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menunjukkan dokumen serangan di Ukraina dalam pertemuan darurat setelah serangan yang dilakukan Moskwa di Markas Besar PBB di New York, AS, Selasa (9/7/2024).
NEW, YORK, RABU — Rusia dicecar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa atas serangan yang menyasar Rumah Sakit Khusus Anak-anak di Ukraina. Rusia dinilai melakukan serangan sistemik terhadap fasilitas medis Ukraina itu. DK PBB menyebut serangan ke rumah sakit termasuk kejahatan perang.
”Sengaja mengarahkan serangan terhadap rumah sakit yang dilindungi adalah kejahatan perang dan pelakunya harus dimintai tanggung jawab,” kata Joyce Msuya, Penjabat Wakil Menteri Urusan Kemanusiaan PBB pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Pertemuan itu digelar di Markas Besar Dewan Keamanan PBB di New York, AS, Selasa (9/7/2024) waktu setempat.
Msuya mengatakan, insiden-insiden ini adalah bagian dari pola serangan sistemik yang sangat memprihatinkan. Serangan itu merugikan layanan kesehatan dan infrastruktur sipil lainnya di seluruh Ukraina.

Joyce Msuya, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Wakil Koordinator Bantuan Darurat, di pertemuan Dewan Keamanan PBB, Selasa (29/3/2022).
Pertemuan darurat itu digelar menanggapi serangan Rusia ke Ukraina sehari sebelumnya. Rusia menembakkan setidaknya 40 rudal ke sejumlah kota di Ukraina pada Senin (8/7/3024). Serangan dilakukan sehari sebelum pertemuan puncak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan Ukraina di Washington, AS. Serangan ini merupakan serangan udara terbesar yang dilakukan Rusia ke Ukraina dalam empat bulan terakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, 42 orang termasuk empat anak-anak tewas. Serangan itu juga menyebabkan 190 orang terluka. Selain itu, serangan juga membuat rumah sakit anak-anak terbesar di Ukraina rusak parah.
Baca juga: Ukraina Dihujani Rudal Rusia, RS Anak-anak Hancur
Kyiv mengatakan rumah sakit anak-anak itu dihantam oleh rudal jelajah Rusia dengan komponen yang diproduksi di negara-negara anggota NATO. Akibat serangan, anak-anak penderita kanker yang tengah dirawat dievakuasi ke taman dan trotoar. Mereka harus menjalani perawatan di sana sebelum dievakuasi ke tempat perlindungan.
Utusan Kyiv untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, mengatakan, Moskwa dengan sengaja menargetkan kelompok paling rentan dan tidak berdaya di masyarakat. Di depan anggota DK PBB, ia menunjukkan bukti bahwa rudal jelajah Rusia itu telah menargetkan rumah sakit anak-anak.

Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menunjukkan dokumen dalam pertemuan darurat setelah serangan yang dilakukan Moskwa ke Ukraina di Markas Besar PBB di New York, AS, Selasa (9/7/2024).
Sementara itu, Rusia menyangkal semua tuduhan. Menurut Rusia, serangan hanya diarahkan untuk menargetkan fasilitas industri pertahanan dan fasilitas militer Ukraina. Rusia kembali menegaskan sangkalan itu dalam pertemuan darurat DK PBB tersebut.
Sengaja mengarahkan serangan terhadap rumah sakit yang dilindungi adalah kejahatan perang dan pelakunya harus dimintai tanggung jawab.
Rusia justru membalikkan tuduhan dengan mengatakan kerusakan pada fasilitas medis Ukraina bisa jadi disebabkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina sendiri. ”Jika ini adalah serangan Rusia, tidak akan ada yang tersisa dari gedung tersebut dan semua anak serta sebagian besar orang dewasa akan terbunuh dan tidak terluka,” kata Utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menegaskan argumentasinya.
Ia menyebut isu serangan terhadap rumah sakit Ukraina adalah propaganda kotor yang tak mengenakkan Rusia. ”Kami sangat sesali bahwa Dewan telah terlibat dalam kampanye propaganda kotor Kyiv,” ujarnya.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya dalam jumpa pers setelah menghadiri pertemuan darurat setelah serangan yang dilakukan Moskwa di Markas Besar PBB di New York, AS, Selasa (9/7/2024).
Pernyataan Rusia tersebut disanggah Kepala Misi Pengawasan Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina, Danielle Bell. Ia mengatakan, diduga kuat rumah sakit anak-anak di Kyiv itu dihantam langsung oleh rudal yang diluncurkan Rusia. Menurut dia, kerusakan bukan disebabkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina seperti dituduhkan Rusia.
Bell memperkuat sanggahan dengan rekaman video dan temuan di lokasi. Rumah sakit itu diduga kuat dihantam rudal jelajah Kh-101 Rusia. Pejabat Ukraina juga mengatakan hal yang sama.
Baca juga: 80 Negara Sepakati Komunike Perdamaian Ukraina, Indonesia Tak Tanda Tangani
Lewat juru bicaranya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan serangan mematikan Rusia di Ukraina sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan.
Sekutu Ukraina mengecam serangan pada Senin itu. Mewakili sekutu utama Ukraina, Utusan AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield menyebut serangan itu mengerikan. ”Serangan kemarin memperjelas Putin tidak tertarik pada perdamaian. Dia berkomitmen untuk menimbulkan kematian dan kehancuran dalam agresinya,” kata Linda.

Warga Kyiv, Vira Sokolova (39), mencari barang-barang pribadi untuk diselamatkan di dalam apartemennya yang hancur setelah serangan roket sehari sebelumnya, di Ukraina, Selasa (9/7/2024).
Utusan Inggris untuk PBB Barbara Woodward menyebut serangan Rusia sebagai bentuk kebobrokan pengecut. Sementara utusan Perancis Nicolas de Riviere mengatakan, Rusia sengaja menargetkan lingkungan perumahan dan infrastruktur kesehatan.
Sementara itu, China mengatakan, Rusia dan Ukraina harus menunjukkan kemauan politik, bertemu satu sama lain dan memulai perundingan damai sesegera mungkin. Sejak lama, China yang mempunyai hubungan baik dengan Rusia telah menyerukan penyelesaian konflik melalui perundingan antara Rusia dan Ukraina. ”China akan terus secara aktif mendorong perundingan damai,” kata utusan Beijing, Fu Cong.
Sulit
Posisi Rusia sebagai anggota tetap DK PBB mempersulit diplomasi Ukraina. Sebagai anggota tetap, Rusia juga memiliki hak veto yang dapat digunakan untuk menggagalkan upaya mengecam perang Rusia. Saat ini, Rusia memegang jabatan presiden bergilir di DK PBB.

Foto yang dirilis oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU), Selasa (9/7/2024), menunjukkan puing-puing, yang diduga berasal dari rudal jelajah strategis KH-101 Rusia. Menurut SBU, rudal ini menghantam Rumah Sakit Anak Okhmatdyt di Kyiv sehari sebelumnya, 8 Juli 2024.
Rusia juga terindikasi telah berusaha menghalangi Ukraina berpartisipasi dalam pertemuan darurat DK PBB tersebut. Sebelum pertemuan, Nebenzya mengatakan, surat permintaan partisipasi Kyiv tidak menggunakan format yang benar.
Di luar diplomasi di DK PBB, Ukraina telah mengajukan Rusia ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) terkait dugaan kejahatan perang. Menanggapi laporan itu, penyelidik ICC di Den Haag, Belanda, mengunjungi rumah sakit khusus anak-anak di Ukraina pada Selasa. Kunjungan dimaksudkan untuk mengumpulkan bukti.
Baca juga: Rusia dan China Absen, KTT Perdamaian Ukraina Kehilangan Relevansi
Seiring itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak sekutunya untuk meningkatkan sistem pertahanan udara Ukraina. Ia mengulang lagi permintaan itu dalam KTT NATO yang dimulai Selasa malam di Washington DC.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Yayasan dan Institut Kepresidenan Ronald Reagan di Washington DC, AS, Selasa (9/7/2024).
Dari Vatikan, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus menyerukan perlunya langkah-langkah baru dan konkret untuk mengakhiri perang di Ukraina dan Gaza. Ia juga mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap meningkatnya kekerasan.
”Sementara beliau mengungkapkan kedekatannya dengan para korban dan korban luka yang tidak bersalah, beliau berharap dan berdoa agar jalan konkret dapat ditemukan untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung ini,” kata pernyataan Kantor Biro Pers Vatikan.
Duka Ukraina
Sehari setelah serangan Rusia tersebut, duka masih menyelimuti Ukraina. Pejabat kota Kyiv menetapkan Selasa sebagai hari berkabung. Seluruh acara hiburan dan kesenian ditiadakan. Bendera-bendera diturunkan.
Tim penyelamat masih terus menyisir reruntuhan rumah sakit anak-anak terbesar di Ukraina itu untuk mencari korban tewas dan luka-luka.

Tentara dan sukarelawan Ukraina bersiap menutup jendela ruang operasi yang pecah dengan lembaran kayu lapis di Rumah Sakit Anak Okhmatdyt, sehari setelah serangan rudal di Kyiv, Ukraina, Selasa (9/7/2024).
Di media sosial X, Zelenskyy mengatakan, jumlah korban masih terus bertambah. Sebanyak 64 orang dirawat di rumah sakit di Kyiv, 28 orang di Kryvyi Rih, dan enam di Dnipro di Ukraina tengah.
Sejauh ini, setidaknya dua orang tewas di rumah sakit khusus anak-anak di Kyiv. Sekitar 50 orang terluka, termasuk tujuh anak-anak. Saat serangan terjadi, rumah sakit berlantai 10 itu tengah merawat 627 pasien.
Baca juga: Vatikan dan Uni Emirat Arab Mediasi Pembebasan 10 Tahanan Ukraina
Total kerugian mencapai 2,5 juta dollar AS. ”Bangunan dialisis untuk anak-anak yang mengalami gagal ginjal atau keracunan akut hancur seluruhnya,” kata direktur jenderal rumah sakit tersebut, Volodymyr Zhovnir.
Zhovnir mengatakan, salah satu korban tewas adalah dokter wanita yang mengevakuasi pasien anak-anak ke tempat perlindungan. Ia tewas saat kembali ke gedung RS untuk memeriksa apakah ada orang yang masih tertinggal.

Foto yang dirilis oleh Maxar Technologies, Selasa (9/7/2024), di Kyiv, Ukraina, menunjukkan pemandangan satelit Rumah Sakit Anak Okhmatdyt setelah serangan rudal yang menyebabkan runtuhnya gedung sayap toksikologi dan merusak bangunan di sekitarnya.
Ahli bedah anak, Oleh Holubchenko, menuturkan, ia tengah mengoperasi seorang bayi dengan cacat wajah bawaan saat rudal menghantam. Dia dan timnya memutuskan untuk melanjutkan operasi tersebut meskipun suara sirene serangan udara terus meraung-raung. ”Kami tidak bisa berhenti di tengah operasi,” katanya.
Gelombang kejut serangan rudal membuatnya terlempar melintasi ruang operasi. Pecahan peluru menyebabkan dia luka ringan dan menembus ventilator bayi. Dengan tubuh terbuka karena operasi, bayi itu harus diangkut ke rumah sakit lain di Kyiv, tempat mereka menyelesaikan operasi tersebut.
Strategi udara meningkat
Besarnya kerusakan dalam serangan Rusia itu menimbulkan dugaan meningkatnya kemampuan Rusia menembus pertahanan udara Ukraina. Alexander Kovalenko, analis militer dari Information Resistance, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Kyiv, mengatakan, selama setahun terakhir, Moskwa telah mengasah taktik untuk menerobos pertahanan udara Ukraina.

Foto yang dirilis oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU), Selasa (9/7/2024), menunjukkan puing-puing yang diduga berasal dari rudal jelajah strategis KH-101 Rusia.
Pada serangan Senin tersebut, Rusia menggunakan aneka jenis rudal. Ketika beragam jenis rudal datang bersamaan, sistem pertahanan udara Ukraina akan kesulitan menghadangnya.
”Mereka telah bereksperimen dengan berbagai jenis roket sejak tahun 2023 untuk menemukan kombinasi sempurna untuk menerobos algoritma pertahanan udara kami,” katanya.
Menurut Kovalenko, pasukan Rusia juga telah memprogram rudal mereka untuk bermanuver di udara. Sebuah rudal yang pada awalnya terlihat mengarah lebih jauh ke barat kemudian berbelok kembali untuk menyerang Kyiv.
Baca juga: Rusia Tuduh AS Bertanggung Jawab Atas Serangan ke Crimea
Di Rusia, pejabat militer dan regional Rusia mengatakan, pesawat nirawak (drone) Ukraina menargetkan enam wilayah Rusia pada Selasa malam. Serangan ini meningkat dari serangan biasanya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, sistem pertahanan udara di lima wilayah selatan dan barat Rusia mencegat dan menghancurkan 38 drone Ukraina.

Tim penyelamat membawa jasad seorang anak yang tewas setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina, Senin (8/7/2024).
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin tengah menjamu Perdana Menteri India Narendra Modi di Moskwa. Posisi New Delhi sebagai mitra dagang utama Kremlin semakin penting sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 yang membuat Rusia terkena beragam sanksi ekonomi.
Zelenskyy menyatakan kekecewaan atas pertemuan pemimpin Rusia dan India tersebut. ”Merupakan kekecewaan besar dan pukulan telak bagi upaya perdamaian melihat pemimpin negara demokrasi terbesar di dunia memeluk penjahat paling berdarah di dunia di Moskwa pada hari seperti itu,” katanya dalam unggahan di X. (AP/AFP/REUTERS)