Kesulitan Dana, Proyek Kereta Cepat AS Terus Molor
Warga di Amerika Utara memang belum pernah merasakan layanan kereta api berkecepatan tinggi seperti di Eropa dan Asia.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
WASHINGTON, JUMAT – Proyek pembangunan kereta api cepat pertama di Amerika Serikat kembali molor. Perusahaan Kereta Api Nasional Amerika Serikat atau Amtrak memastikan proyek kereta cepat yang menghubungkan Dallas dengan Houston di Negara Bagian Texas belum selesai hingga 2030. Kesulitan pendanaan dan tidak adanya dukungan dari pemerintah setempat menjadi kendala proyek tersebut.
Kantor berita Jepang, Kyodo, Kamis (30/5/2024), menyebutkan, proyek kereta cepat Dallas-Houston semula direncanakan selesai pada 2026. Proyek itu mendapat dukungan teknis dari operator kereta Shinkansen, Central Japan Railway Co.
”Saya kira jalur itu tidak akan dibuka sebelum tahun 2030. Yang pasti, (pembukaan) pada awal 2030 masih memungkinkan,” kata Wakil Presiden Senior Amtrak Andy Byford. Ia diwawancarai Kyodo pada pertengahan Mei.
Jika sesuai rencana, proyek kereta cepat tersebut akan memangkas jarak antara Dallas dan Houston dari 3,5 jam berkendara menjadi 1,5 jam dengan kereta cepat. Proyek ini diperkirakan menelan anggaran 30 miliar dollar AS.
Kesulitan pendanaan membuat perencanaan proyek berulang kali ditunda. Mengutip Bloomberg, 21 Mei 2024, lembaga legislatif Texas pada 2017 mengesahkan undang-undang yang tidak menyetujui penggunaan dana negara untuk pembangunan transportasi kereta api yang akan dioperasikan oleh swasta. Dengan struktur pendanaan yang berasal dari kemitraan publik-swasta, pembiayaan proyek ini berbeda dengan pendanaan proyek Amtrak sebelumnya.
Amtrak perlu menemukan investor yang bersedia bertaruh pada teknologi transportasi yang belum terbukti kehebatannya di Amerika. ”Bagian pendanaan swasta akan jauh lebih mudah jika Texas hanya mengatakan, ’Kami mendukung proyek ini’,” kata Rick Harnish, Direktur Eksekutif Aliansi Kereta Cepat AS, kelompok advokasi eksternal.
Byford mengatakan, proyek itu tidak dapat berjalan tanpa investasi pemerintah federal, swasta, dan luar negeri. Ia berharap pemerintah federal AS akan mendukung kereta api sebagai pilihan transportasi rendah emisi karbon yang efektif sehingga memberikan dukungan finansial. Dana dukungan lain kemungkinan bisa didapatkan dari pemerintah kota Dallas dan Houston.
Menurut Byford, pemilihan presiden pada November 2024 memunculkan ketidakpastian terhadap proyek itu. Namun, ia berharap potensi bisnis kereta cepat akan menarik bagi politisi dari golongan mana pun.
Jaraknya tepat. Topografinya cukup mudah. Jumlah penumpang yang potensial sangat besar.
Lintasan kereta cepat dinilai menarik dan potensial dengan pemberhentian di Lembah Brazos yang melayani Universitas Texas A&M dan sangat ideal untuk kereta api berkecepatan tinggi. ”Jaraknya tepat. Topografinya cukup mudah. Jumlah penumpang yang potensial sangat besar,” tutur Byford.
Sarana kereta yang akan melayani Dallas-Houston diproduksi berdasarkan prototipe Shinkansen N700S yang saat ini menghubungkan Tokyo dan Osaka. Kereta-kereta tersebut akan diproduksi perusahaan Jepang. Produsen kereta Shinkansen, Hitachi Ltd, akan menyediakan dukungan teknis pada produksi kereta cepat untuk AS.
Gagasan layanan kereta cepat Dallas-Houston sebetulnya sudah dirancang sejak 1989. Mengutip Bloomberg, pada 1989, legislator negara bagian membentuk Otoritas Kereta Cepat Texas. Sekelompok investor dipimpin mantan Letnan Gubernur Texas Ben Barnes mengajukan rencana pembangunan ”Texas Supertrain” antara Houston dan Dallas, yang akan diperluas ke Austin dan San Antonio.
Namun, gagasan jaringan kereta cepat sepanjang 965 kilometer di seluruh negara bagian ditentang penduduk perdesaan dan maskapai Southwest Airlines yang berbasis di Dallas. Dalam sebuah risalah yang diajukan kepada otoritas kereta api negara bagian pada 1991, perusahaan penerbangan tersebut berpendapat, kereta cepat di Texas hanya menghancurkan layanan transportasi nyaman dan murah yang disediakan maskapai penerbangan.
Anggota parlemen negara bagian membubarkan otoritas tersebut beberapa tahun kemudian. Pada 2009, Texas Central Railway menghidupkan lagi proyek kereta cepat Dallas-Houston. Texas Central bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Central Japan Railway Company atau JR Central, pengelola jalur kereta cepat Shinkansen tertua di Jepang.
Selama dekade berikutnya, Texas Central mengumpulkan ratusan juta dollar AS, termasuk pinjaman sebesar 300 juta dollar AS dari Bank Kerja Sama Internasional Jepang. Pada 2020, Texas Central mendapatkan semua persetujuan lingkungan yang diperlukan dan menerima izin dari Badan Perkeretaapian Federal untuk menggunakan peralatan dari jaringan Shinkansen JR Central. Perusahaan tersebut juga memperoleh 30 persen dari paket yang dibutuhkan untuk hak jalannya.
Namun, pada 2022, Texas Central membubarkan dewan direksinya dan tampaknya menghentikan operasinya. Proyek ini dianggap gagal hingga Agustus 2023, saat Amtrak mengumumkan tengah menjajaki peluang untuk bekerja sama dengan Texas Central.
Meskipun belum ada kemajuan resmi yang diumumkan ke publik terkait proyek kereta cepat sejak Agustus 2023, Byford telah menggencarkan publikasi dalam beberapa minggu terakhir untuk memuji proyek itu.
Menurut lembar fakta Gedung Putih, saat Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu Presiden AS Joe Biden pada April, proyek tersebut menjadi salah satu topik yang mereka bahas. Dalam peluncuran proyek kereta cepat yang menghubungkan Los Angeles dan Las Vegas senilai 12 miliar dollar AS pada akhir April 2024, Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg mengatakan, pemerintahan Biden mendukung proyek yang disebut akan mendatangkan ribuan pekerjaan, meningkatkan ekonomi lokal, dan mengurangi kemacetan lalu lintas serta polusi udara itu.
”Orang-orang telah memimpikan kereta api berkecepatan tinggi di Amerika selama beberapa dekade. Itu benar-benar terjadi kali ini,” ujar Buttigieg.
Sementara survei terbaru tentang opini global terkait angkutan umum oleh Hitachi Rail dengan responden warga San Francisco dan Washington DC menemukan, 54 persen warga mendukung pemotongan penerbangan jarak pendek jika ada jalur kereta api berkecepatan tinggi. Warga di Amerika Utara memang belum pernah merasakan layanan kereta api berkecepatan tinggi seperti di Eropa dan Asia. Namun, banyak yang ingin mencobanya. (AP/REUTERS)