Lompatan Bersejarah, Arab Saudi untuk Pertama Kali Gelar Peragaan Baju Renang
Arab Saudi membuat lompatan bersejarah yang berani dengan menggelar peragaan busana renang di kawasan resor Laut Merah.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·3 menit baca
RIYADH, SABTU – Arab Saudi untuk pertama kali menggelar ajang peragaan busana yang menampilkan model-model baju renang di Pulau Ummahat, kawasan resor Laut Merah, Jumat (17/5/2024). Bagi negara yang beberapa tahun silam hanya mengenal busana abaya bagi warga perempuan di area publik, terobosan Arab Saudi untuk menggelar ajang tersebut sebagai lompatan sejarah yang berani.
Digelar di tepi kolam renang, ajang peragaan baju renang tersebut menampilkan karya-karya desainer Maroko, Yasmina Qanzal. Karya-karya baju renangnya mengambil warna yang bervariasi, antara lain warna merah, krem, dan biru.
Sebagian besar model yang memamerkan baju renang tampil dengan bahu terbuka. Sebagian dari mereka memperlihatkan perut dan bagian bawah tubuh mereka.
”Benar, negara ini sangat konservatif, tetapi kami berupaya memperlihatkan baju renang elegan yang mencerminkan dunia Arab,” ujar Qanzal kepada kantor berita AFP.
”Ketika kami datang ke sini, kami paham bahwa peragaan busana baju renang di Arab Saudi ini menjadi momen bersejarah karena baru pertama kali ini ajang tersebut digelar (di sini),” lanjutnya.
Qanzal mengaku merasa terhormat terlibat dalam peragaan busana tersebut.
Peragaan busana baju renang tersebut berlangsung pada hari kedua ajang perdana Red Sea Fashion Week di St Regis, kawasan resor Laut Merah, di pantai barat Arab Saudi. Kawasan resor ini merupakan bagian dari megaproyek Red Sea Global, salah satu jantung program reformasi bidang sosial dan ekonomi dalam Visi Arab Saudi 2030 yang digulirkan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.
Pangeran Mohammed, yang populer dengan sebutan inisial namanya, MBS, berada di peringkat pertama untuk menggantikan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud pada 2017. Sejak itu, ia menginisiasi serangkaian reformasi dramatis di bidang sosial. Hal ini dia lakukan dalam upaya mengubah citra puritan dan konservatif Arab Saudi, yang sebelumnya lekat dengan ajaran-ajaran Wahabi.
Beberapa perubahan yang digulirkannya, antara lain, menghapus polisi agama yang dulu biasa mengusir para penduduk laki-laki dari mal-mal agar mau shalat, lalu memperbolehkan kembali hiburan bioskop, dan menggelar festival-festival musik yang boleh ditonton bersama-sama oleh warga pria maupun perempuan.
MBS juga mengizinkan kaum perempuan menyetir sendiri kendaraan dan bekerja di sektor-sektor publik. Berbagai perubahan tersebut ditiupkan MBS bersamaan dengan langkah-langkahnya menyingkirkan para penentangnya, termasuk ulama-ulama konservatif yang menolak reformasi di Arab Saudi.
Shouq Mohammed, pemengaruh (influencer) mode asal Suriah yang menghadiri peragaan busana baju renang pada hari Jumat, menuturkan bahwa perhelatan tersebut tidak mengherankan digelar Arab Saudi. Ajang ini merupakan bagian dari upaya Arab Saudi membuka diri pada dunia luar serta upaya mengembangkan industri busana dan sektor pariwisata.
Data Komisi Fashion Arab Saudi yang dirilis pada tahun 2023 menunjukkan, industri fashion negara itu pada 2022 senilai 12,5 miliar dollar AS atau 1,4 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional dan mempekerjakan sekitar 230.000 orang.
”Ini untuk pertama kali Arab Saudi menggelar peragaan busana renang, kenapa tidak? Serius, mengapa tidak?” ujar Mohammed. ”Ajang itu mungkin saja digelar dan itu sudah terjadi di sini.”
Raphael Simacourbe, pemengaruh mode asal Perancis yang juga menghadiri perhelatan tersebut, mengatakan bahwa tidak ada yang mengejutkan bagi dirinya. Akan tetapi, dalam konteks Arab Saudi, ajang peragaan busana renang itu merupakan capaian yang berani.
”Mereka sangat berani pada hari ini, jadi saya sangat gembira sudah menjadi bagian perhelatan tersebut.”
Media Arab Saudi berbahasa Inggris, Arab News, melaporkan ajang tersebut, tetapi tidak menyinggung soal peragaan busana baju renang itu. Disebutkan, misalnya, soal partisipasi desainer Arab Saudi, Tima Abid, yang menampilkan karya-karya baju pengantin.
”Ketika diberi tahu bakal tampil pada ajang pembuka Red Sea (Fashion) Week di St Regis dan di tepi laut, saya pikir, itu gagasan yang indah, tetapi juga sangat menantang," kata Abid kepada Arab News.
”Saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Kebudayaan dan Komisi Fashion atas kesempatan dan kepercayaan ini. Ajang pembuka ini benar-benar bersejarah bagi saya,” ujar Abid. (AFP)