China Bangun C939, Pesawat Jumbo Pesaing Boeing 777 dan Airbus A350
Diperkirakan purwarupa pesawat jet jumbo ini terbaru akan muncul dalam beberapa tahun ke depan.
BEIJING, SELASA — Perusahaan pembuat pesawat milik China, Comac, telah menyelesaikan rancangan awal pesawat jet komersial berbadan lebar, C939. China berupaya memutus dominasi pasar pesawat jet yang saat ini digenggam dua raksasa produsen pesawat dunia, Boeing dan Airbus.
Kantor berita Reuters, Selasa (14/5/2024), mengutip laporan media South China Morning Post (SCMP) edisi 13 Mei 2024 mengungkap, C939 merupakan versi yang lebih besar dari pesawat generasi sebelumnya, C929, yang tengah dalam proses pembuatan. Sumber yang dikutip SCMP menyebut, karena tahapnya baru rancangan awal, diperkirakan purwarupa pesawat jet jumbo ini baru akan muncul dalam beberapa tahun ke depan.
Belum ada detail lebih lanjut tentang pesawat C939. Comac tidak menjawab permintaan komentar yang diajukan Reuters.
Merujuk pada angka 39 dari C939, diperkirakan kapasitas penumpang pesawat tersebut mencapai kisaran 390 penumpang. Ini membuatnya menjadi pesaing serius bagi program Airbus A350 dan Boeing 777.
Comac saat ini tengah menyelesaikan produksi pesawat jet yang juga berbadan lebar, yakni seri C929. Laman Comac menyebut, C929 merupakan pesawat jet jarak jauh pertama yang dikembangkan perusahaan itu. Pesawat C929 mengakomodasi 280-400 penumpang dengan jangkauan terbang 12.000 kilometer atau lintas benua dan lintas samudera.
Lihat juga: Pesawat Komersial China ”Comac” Siap Saingi Boeing dan Airbus
Dengan tipe semacam ini, pesawat C929 merupakan kompetitor bagi Boeing 787 Dreamliner yang memiliki kategori sama. Pesawat C929 juga setara dengan Airbus A330 yang berkapasitas hingga 440 penumpang.
Namun, program pesawat jarak jauh berbadan lebar ini mengalami penundaan. Pada 2023, Rusia keluar dari usaha patungan untuk mengembangkan C929. Dalam laporan pada April 2024, pembuat badan pesawat C929 mengatakan akan mengirimkan bagian badan pesawat pertama pada 2027.
Comac sebelumnya telah memproduksi dua pesawat penumpang yang laku di pasaran, yakni ARJ21 dan C919. Pesawat jet regional seri ARJ21 telah mengudara pada 2016 di China. Pesawat ini, antara lain, dioperasikan Grup Pengembangan Investasi Penerbangan Sipil Henan (HNCA) China untuk kebutuhan sipil, seperti pemadam kebakaran, layanan medis, hingga manajemen darurat (Kompas.id, 21 Februari 2024).
Di Indonesia, pesawat tersebut dioperasikan maskapai penerbangan TransNusa. Maskapai ini sudah menggunakan dua pesawat ARJ21 untuk penerbangan rute Cengkareng-Kuala Lumpur dan Cengkareng-Johor Bahru.
Baca juga: C919, Jet Komersial Buatan China Terbang Perdana
Adapun pesawat C919 terbang perdana pada Mei 2023. Pesawat yang terbang perdana itu dioperasikan maskapai penerbangan China Eastern dengan rute kota Shanghai menuju Beijing dalam waktu tiga jam (Kompas.id, 29 Mei 2023).
C919 dikembangkan para insinyur penerbangan China. Pesawat berlorong tunggal ini menjadi pesaing potensial bagi Boeing 737 MAX dan Airbus A320. Laman Comac menyebut, pesawat C919 memiliki kapasitas 158-192 penumpang. Jangkauan terbangnya mencapai 5.555 kilometer.
Saat dipamerkan dalam perhelatan Singapore Airshow pada 20 Februari 2024, Comac banjir pesanan pesawat C919. Comac pun mengembangkan fasilitas produksi untuk C919 yang sejauh ini telah menerima lebih dari 1.000 pesanan. Hampir semua pesanan berasal dari maskapai penerbangan di China.
Otoritas penerbangan China menyatakan akan memasarkan C919 secara internasional pada tahun ini. Comac kini tengah mengejar sertifikasi dari Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) untuk C919. Sertifikasi itu menjadi ukuran persetujuan yang diperlukan maskapai penerbangan dan konsumen non-China sebelum membeli pesawat tersebut.
Baca juga: Boeing dan Comac China Banjir Pesanan di Singapore Airshow
Saat ini C919 baru mendapat sertifikasi dari otoritas China. Media China, The Paper, melaporkan, Pemerintah China menargetkan produksi tahunan hingga mencapai 150 unit C919 dalam lima tahun mendatang.
Produsen pesawat dari sejumlah negara menyambut baik rencana Comac mengembangkan pesawat berbadan lebar. Meski demikian, mereka mengingatkan, perlu waktu panjang untuk membangun dan memproduksi pesawat jet penumpang. Sertifikasi dari Barat pun memakan waktu lama.
Meski diproduksi di dalam negeri, pesawat buatan Comac masih bergantung pada komponen yang dipasok negara-negara Barat. Mesin C919, misalnya, dipasok CFM International, perusahaan patungan General Electrics dan Safran.
Saat ini, pabrikan China, Aero Engine Corporation (AECC), sedang membangun mesin dalam negeri untuk melepas ketergantungan pasokan mesin dari luar negeri. Mesin buatan dalam negeri itu masih menunggu proses sertifikasi. (Reuters)