Diduga Bertabrakan, Dua Helikopter Militer Jepang Jatuh di Samudra Pasifik
Sudah terjadi lima kecelakaan maut atas helikopter dan pesawat AS-Jepang di wilayah Jepang dalam lima tahun.
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
TOKYO, MINGGU — Sepasang helikopter milik Pasukan Bela Diri Maritim Jepang jatuh dan hilang di Samudra Pasifik, Minggu (21/4/2024). Diduga kedua helikopter tersebut bertabrakan saat terbang malam. Setidaknya satu orang tewas dan tujuh orang dilaporkan hilang akibat insiden tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara di Tokyo mengatakan, tim penyelamat berada di lokasi temuan puing–puing helikopter di Samudra Pasifik. Lokasi kejadian di dekat Pulau Izu, sekitar 80 kilometer selatan Tokyo.
”Tim penyelamat sudah menandai lokasi yang diyakini tempat puing–puing helikopter yang jatuh. Ada satu korban selamat, tetapi kemudian meninggal dalam perawatan. Kami sedang mencari korban yang lain,” kata Kihara.
Menurut dia, penyebab kecelakaan belum diketahui. Pihak berwenang kini memprioritaskan mencari korban.
Kihara menerangkan, dua helikopter mengalami musibah saat latihan operasi antikapal selam di malam hari. Komunikasi dengan salah satu helikopter terputus pada Sabtu pukul 22.38 waktu setempat di dekat Pulau Torishima. Berselang satu menit muncul sinyal darurat dari helikopter tersebut.
Sekitar 25 menit kemudian, menara kendali kehilangan kontak dengan helikopter kedua. Lokasi hilang kontak kedua helikopter masih berada dalam satu kawasan.
Helikopter yang hilang adalah jenis Mitsubishi SH-60K yang berpangkalan di sebuah kapal perusak (destroyer). SH-60K adalah varian buatan Mitsubishi Jepang dengan lisensi dari helikopter Sea Hawk buatan Sikorsky Amerika Serikat sejak tahun 1997.
Helikopter tersebut dirancang untuk perang antikapal selam dengan kabin lebih luas dibandingkan SH-60J karena untuk menampung perlengkapan avionik lebih besar. Saat ini Jepang mulai menggantikan sebagian armada SH-60K dengan helikopter tanpa awak Sea Guardian.
Pasukan Bela Diri Maritim Jepang mencatat tidak ada pesawat terbang atau kapal militer lain di kawasan tersebut. Hal itu meniadakan dugaan adanya keterlibatan kapal atau pesawat dari negara lain saat insiden terjadi.
Jepang saat ini tengah meningkatkan belanja pertahanan seiring dengan pertumbuhan ekonomi China dan perkembangan persenjataan Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir.
Rangkaian kecelakaan
Insiden jatuhnya dua helikopter militer Jepang pada Minggu memperpanjang daftar kecelakaan serupa dalam beberapa tahun terakhir. Pasukan Bela Diri Jepang dan militer Amerika Serikat mengalami serangkaian kecelakaan pesawat dan helikopter di wilayah Jepang dalam lima tahun terakhir.
Sebuah pesawat V-22 Osprey milik Amerika Serikat jatuh di perairan Jepang pada November 2023 dan mengakibatkan kematian delapan awak. Pesawat Osprey milik AS dan Jepang pun dilarang terbang untuk beberapa waktu.
Pada April 2023, helikopter UH-60JA milik Pasukan Bela Diri Jepang mengalami kecelakaan di Pulau Miyako, di selatan Okinawa. Kecelakaan itu mengakibatkan 10 awak tewas.
Adapun pada Januari 2022, jet tempur F-15 Eagle milik Jepang jatuh di Prefektur Ishikawa, mengakibatkan dua penerbang tewas. Sebagai tambahan, pada 2019, seorang pilot jet tempur F-35A Jepang tewas setelah pesawatnya menghunjam laut di timur laut Jepang saat latihan rutin. (AFP/REUTERS)