Sanksi AS kembali menyasar ekspor minyak Iran. Penyebab sanksi ialah serangan Iran ke Israel pada Minggu (14/4/2024).
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT – Amerika Serikat kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas serangan yang diluncurkan kepada Israel pekan lalu. Sanksi ini dikeluarkan pada Kamis (18/4/2024) waktu setempat, beberapa jam seusai terjadinya dugaan serangan Israel di wilayah udara Iran.
Sanksi dari AS ditandatangani oleh Presiden Joe Biden setelah sebelumnya disepakati oleh Fraksi Partai Republik maupun Partai Demokrat di Senat dan DPR. Sanksi itu berupa embargo terhadap minyak produksi Iran.
Penyebab sanksi ialah serangan Iran ke Israel pada Minggu (14/4/2024). Alasan Teheran mengirim ratusan pesawat nirawak (drone) dan rudal ke Israel adalah sebagai balasan atas serangan Israel pada Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu. Dalam serangan itu sejumlah perwira Iran tewas, termasuk dua orang jenderal.
Sejatinya, Iran sudah dikenakan sanksi serupa karena mengembangkan program nuklir, meskipun negara tersebut bukan termasuk negara yang diizinkan memiliki sarana serta prasarana nuklir.
Terlepas sanksi, produksi minyak Iran terus berlimpah dan tidak kekurangan pembeli. Hal ini karena China yang merupakan konsumen minyak nomor satu dunia membeli dari Iran maupun Rusia yang kini juga dijatuhi sanksi akibat menginvasi Ukraina sejak Februari 2023.
Terlepas dari informasi yang terus berkembang, kami di G7 menyuarakan deeskalasi
Di dalam sanksi terbaru, semua kapal, pelabuhan, dan perusahaan yang mengimpor maupun menyalurkan minyak dari Iran dilarang beroperasi di AS selama dua tahun. Meskipun demikian, masih ada jendela di dalam sanksi itu bahwa Presiden AS bisa memberi keringanan apabila penerapan sanksi mengakibatkan kenaikan harga minyak.
Pada Jumat pagi, harga minyak mentah Brent sempat naik 3,94 persen menjadi 90,54 dollar AS per barel gara-gara dugaan serangan Israel ke Isfahan, Iran. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 4 persen menjadi 86,09 dollar AS. Harga minyak kemudian turun di hari yang sama. Brent menjadi 87,28 dollar AS per barel dan WTI menjadi 82,61 dollar AS.
Selain AS, negara-negara anggota kelompok tujuh negara terkaya dunia (G7) juga masing-masing menjatuhkan sanksi kepada Iran. Rapat G7 dipimpin oleh Italia pada Jumat. Seusai rapat tersebut, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan bahwa AS dalam rapat itu mengabarkan, Tel Aviv telah memberitahu Washington, ada pergerakan pesawat nirawak Israel di wilayah Iran pada Jumat dini hari.
Akan tetapi, informasi dari Israel maupun yang disampaikan oleh AS di rapat G7 sama-sama tidak menyebutkan kata “serangan”. Hingga kini, baik Iran maupun Israel belum mengeluarkan pernyataan bahwa peristiwa terdengarnya suara ledakan di Isfahan itu adalah serangan.
“Terlepas dari informasi yang terus berkembang, kami di G7 menyuarakan deeskalasi,” ujar Tajani. G7 juga meminta deeskalasi disusul dengan gencatan senjata, pembebasan warga Israel yang masih disandera oleh Hamas, dan pemberian bantuan sosial kepada warga Palestina di Gaza.
Ledakan di Isfahan
Teheran dan Tel Aviv masih tidak mau memberi penjelasan mengenai penyebab ledakan di Isfahan. Akan tetapi, surat kabar The New York Times mengutip seorang pejabat AS yang namanya dirahasiakan mengonfirmasi bahwa ledakan itu memang akibat serangan sejumlah pesawat nirawak Israel ke Iran. Pesawat nirawak itu ditembaki oleh rudal Iran.
Dari Iran, pernyataan resmi diutarakan oleh Kepala Staf Angkatan Darat Iran Jenderal Abdolrahim Mousavi. “Tidak ada korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur dari peristiwa ledakan dini hari ini,” tuturnya.
Israel kerap menyerang kepentingan Iran yang mereka tuduh mendukung kelompok bersenjata Hamas. Sejak operasi Badai Aqsa 7 Oktober 2023 yang dilancarkan Hamas kepada Israel dan menewaskan 1.200 orang, Israel membalas dengan menggempur Gaza. Korban tewas di Gaza mencapai 34.000 jiwa dengan mayoritas anak-anak dan perempuan. Israel juga melancarkan operasi menyingkirkan berbagai petinggi Hamas yang tinggal di Iran dan Suriah.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan keterangan bahwa dari hasil pantauan mereka, tidak ada kerusakan pada fasilitas nuklir Iran di Isfahan. Kota itu memiliki tiga reaktor nuklir.
“IAEA meminta deeskalasi segera dan agar fasilitas nuklir tidak pernah menjadi sasaran di dalam konflik,” demikian kutipan pernyataan pers tersebut.
Militer Inggris mengkhawatirkan peristiwa di Isfahan bisa merembet kepada peningkatan ketegangan di Timur Tengah, salah satunya memancing agresi dari kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Oleh sebab itu, Inggris meminta kapal-kapal mereka yang berlayar di sekitar Timur Tengah agar mawas diri.
Sebagai bentuk solidaritas kepada Palestina, Sejak Oktober 2023, Houthi telah menyerang 53 kapal dagang yang melintasi Laut Merah. Satu di antara kapal itu ditenggelamkan Houthi dan satu lagi ditawan. (AP/AFP)