Dijadikan Kuli dan Ditelantarkan, Kisah Mahasiswa Indonesia Ikut ”Ferienjob” di Jerman
Seorang mahasiswa menceritakan derita saat ikut ”ferienjob” di Jerman. Kasus TPPO itu diduga melibatkan guru besar.
Delapan pemuda menggigil karena kuyup diguyur hujan saat berjalan kaki di tengah gelap dan suhu 4 derajat celsius di Hanover, Jerman, 19 Desember 2023. Mereka adalah para mahasiswa asal Indonesia, salah satunya RM (22), mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi atau Unja.
”Aku sampai nangis karena dingin banget dan super-capek. Malam itu aku habis kerja 11 jam nyortir buah, full berdiri, dan aku lagi datang bulan,” kata RM saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (24/3/2024).
Baca juga: Dijanjikan Kerja Magang di Jerman, Mahasiswa Indonesia Jadi Korban Eksploitasi
Agen tenaga kerja yang menyalurkan mahasiswa Indonesia ke perusahaan Nordgemüse Krogmann tidak menyediakan jemputan. RM dan kawan-kawannya harus jalan kaki 1,5 jam di tengah musim dingin menuju Stasiun Schwarmstedt.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah mahasiswa Indonesia dijanjikan kerja magang di Jerman, tetapi justru menjadi korban eksploitasi. Badan Reserse Kriminal Polri mengungkap dugaan kasus perdagangan orang terkait program magang mahasiswa Indonesia di Jerman. Lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Para tersangka menawarkan program magang yang disebut bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Namun, program itu rupanya bukan kerja magang, melainkan ferienjob yang dalam bahasa Jerman artinya program kerja paruh waktu saat musim libur.
Baca juga: Tak Masuk Kriteria MBKM, Magang Mahasiswa ”Ferienjob” ke Jerman Dihentikan
Ferienjob meliputi kerja-kerja fisik, seperti mengemas dan mengantar paket, mencuci piring di rumah makan, atau menangani koper di bandara. Tujuan ferienjob adalah mengisi kekurangan tenaga fisik di Jerman.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menegaskan bahwa ferienjob bukan bagian dari MBKM. Perguruan tinggi diminta untuk menghentikan program itu.
Pada 20 Maret, Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada menyatakan, program magang abal-abal itu dijalankan 33 universitas di Indonesia. Ada 1.047 mahasiswa yang telah diberangkatkan ke Jerman.
RM adalah salah satu mahasiswa Indonesia yang ikut program magang bermasalah itu. Selama berada di Jerman pada 11 Oktober-30 Desember, ia bekerja di tiga tempat dan mengalami sejumlah eksploitasi.
Perempuan asal Kalimantan Barat itu menuturkan, saat awal tiba pada 11 Oktober 2023, ia dan puluhan mahasiwa dari beberapa universitas asal Indonesia ditampung di Frankfurt. Agen penyalur tenaga kerja yang menangani mereka di Jerman adalah Brisk United.
Aku sampai nangis karena dingin banget dan super- capek. Malam itu aku habis kerja 11 jam nyortir buah, full berdiri, dan aku lagi datang bulan.
RM menganggur selama dua minggu sebelum akhirnya dipekerjakan di perusahaan kargo ID Logistics, Kaiserslautern, mulai 31 Oktober 2023. Ada 15 mahasiswa, mayoritas perempuan, yang bekerja sebagai tukang angkut paket dari gudang menuju bagian pengemasan.
”Paketnya macam-macam, beratnya 0,5-30 kg. Kami harus bolak-balik naik tangga tiga lantai untuk bawa barang-barang ke bagian pengemasan tanpa alat apa pun,” ujar RM.
Pada akhir November 2023, RM menceritakan semua yang dia alami ke lembaga nonpemerintah di Indonesia, Beranda Perempuan dan Beranda Migran. Ia merasa dieksploitasi dan diperbudak.
Namun, derita RM tak berhenti di situ. Pada 2 Desember 2023, ia dan belasan mahasiswa Indonesia dipecat dari ID Logistics. Alasannya, perusahaan menilai mereka tidak mencapai target produktivitas.
Baca juga: Kasus Eksploitasi Mahasiswa di Jerman, Pihak Perguruan Tinggi Bisa Diperiksa
Setelah itu, RM menganggur lagi sekitar dua minggu. Pada 11 Desember, Brisk sebagai agen penyalur tiba-tiba mengirim surat pemutusan kontrak. Namun, RM menolak tanda tangan.
Agen penyalur kemudian menyuruh lagi RM bekerja di perusahaan pertanian Lohnbetrieb Stührenberg, Schwanewede. Namun, perusahaan menolak karena RM tidak memiliki alat transportasi dan tempat tinggal.
Kemudian, pada 18 Desember 2023, RM mendapat pekerjaan sebagai penyortir buah di Nordgemüse Krogmann, Hanover. Hanya dua hari ia bekerja di situ. Ia kembali menganggur dan hampir diusir dari apartemen karena Brisk tidak membayar sewa.
Tiba-tiba pada 27 Desember 2023, RM dipekerjakan oleh agen penyalur lain, RAJ-Personalservices. Pemilik perusahaan itu mempekerjakan RM dan tiga mahasiswa Indonesia tanpa kontrak kerja di apartemen pribadinya di Bremen. ”Saya dan teman-teman disuruh ngupas cat, benerin dinding dan lantai apartemen dia. Simpelnya, tuh, kami dijadiin kuli bangunan,” ucap RM.
Pada 30 Desember 2023, kontrak ferienjob rampung dan ia pulang ke Indonesia. Selama tiga bulan di Jerman, ia hanya mengantongi pendapatan bersih Rp 1,8 juta. Itu pun ia masih menanggung utang Rp 7,6 juta untuk biaya izin kerja dan biaya layanan dari perusahaan penyalur.
Keterlibatan guru besar
Direktur Beranda Perempuan Zubaidah mengatakan, RM bisa yakin ikut program ferienjob karena disosialisasikan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Unja SS. Total 86 mahasiswa dari Unja diberangkatkan ke Jerman.
Sekretaris Education of Rawa Mangun (Edura) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Syaifudin menyatakan, SS datang ke UNJ untuk menyosialisasikan program ferienjob pada Mei 2023. Selain sebagai Guru Besar Unja, SS juga memiliki jabatan tinggi di PT SHB.
”SS yang mendatangi kampus-kampus, termasuk UNJ, untuk menyosialisasikan program ferienjob yang katanya termasuk MBKM. Jadi, dia itu semacam sales-nya PT SHB,” kata Syaifudin.
Ada 93 mahasiswa UNJ yang ikut program ferienjob. Menurut Syaifudin, ada dua mahasiswa UNJ yang melapor ke KBRI karena mengalami kondisi kerja yang buruk.
Dari lima orang yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim, terdapat satu orang yang berinisial SS. Ia disebut berperan menyosialisasikan program ferienjob ke kampus-kampus. Ia juga yang menyatakan bahwa program itu dapat dikonversi menjadi 20 satuan kredit semester (SKS).
Selain menetapkan lima tersangka, Bareskrim juga mengungkap dua perusahaan yang terlibat dalam kasus itu, yakni PT SHB dan PT CVGEN. Kementerian Ketenagakerjaan memastikan PT SHB tidak terdaftar sebagai perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI).
Dihubungi terpisah, Koordinator Pusat Humas dan Promosi Unja Mochammad Farisi membenarkan bahwa yang dimaksud SS adalah Sihol Situngkir. Sesuai dengan yang tercantum dalam sistem informasi kepegawaian, ia menyatakan, status Sihol adalah guru besar di Unja.
”Dia sosialisasi ke kampus-kampus itu bukan dalam kapasitas sebagai guru besar di Unja, melainkan dalam jabatannya di PT SHB,” ujar Farisi.
Beranda Perempuan telah menemui delapan mahasiswa Unja yang dimintai keterangan Polda Jambi setelah pulang dari Jerman. Menurut Zubaidah, kampus perlu mendorong para mahasiswa yang mengalami eksploitasi berani melaporkan eksploitasi yang mereka alami.
”Saat ini mungkin ada banyak korban lain yang belum berani melapor karena belum ada jaminan dari kampus bahwa mereka tidak akan mendapat intimidasi,” ujar Zubaidah.
Menanggapi hal itu, Farisi menyatakan, Unja membuka diri apabila ada mahasiswa yang ingin mengadukan pengalaman buruk yang dialami selama mengikuti ferienjob di Jerman. ”Kendala dan hambatan yang dialami bisa disampaikan ke universitas dan pasti akan dibantu,” ucapnya.
Zubaidah menambahkan, dari informasi yang dia terima, ada mahasiswa sebuah universitas di Sumatera Utara yang dikeluarkan karena melapor telah mengalami eksploitasi saat program ferienjob. Ada pula laporan mengenai mahasiswa di Jakarta yang diminta cuti oleh kampusnya karena tidak bisa membayar utang dana talangan dari kampus yang digunakan untuk menanggung biaya keberangkatan ke Jerman.