Pemerintah Bersih dan Cakap Jadi Kunci Kebahagiaan Warga
Orang di negara yang lembaganya bersih, transparan, dan cakap cenderung bahagia. Warga tidak keberatan bayar pajak.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
Negara-negara di sekitar kutub utara kembali menempati peringkat atas dalam Laporan Kebahagiaan Dunia. Pemerintahan bersih, transparan, dan cakap berkontribusi pada kebahagiaan warga di negara-negara tersebut. Pelayanan dan jaminan sosial bagus meski pajak relatif tinggi.
Dalam laporan pada Sabtu (23/3/2024), Euronews mengutip John F Helliwell. Guru Besar Emeritus pada University of British Columbia di Kanada itu merupakan editor perintis Laporan Kebahagiaan Dunia (WHR).
Laporan itu disusun bersama Pusat Penelitian Kesejahteraan pada Oxford University, Gallup, dan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Data WHR dikumpulkan dari 140 negara.
Untuk mengukur kebahagiaan, tim menggunakan produk domestik bruto (PDB) per kapita, harapan hidup sehat, kebebasan, dan kedermawanan. Tim juga memakai tingkat korupsi dan dukungan sosial. ”Finlandia memuncaki daftar selama tujuh tahun berturut-turut meski di tempat lain juga ada peningkatan,” kata Direktur Pusat Penelitian Kesejahteraan Oxford University Jan-Emmanuel De Neve.
Negara-negara Nordik atau di sekitar Kutub Utara punya PDB per kapita tinggi. Walakin, kaya saja tidak cukup untuk membuat bahagia. Buktinya, menurut standar WHR, Singapura dan Arab Saudi ada di peringkat ke-26 dan ke-27 di daftar negara bahagia.
Kesenjangan
Kekayaan, menurut penyusun WHR, berperan dalam kebahagiaan karena kaitannya dengan kesenjangan pendapatan. Pada komunitas dengan kesenjangan kekayaan yang tinggi, ada ketidakpercayaan dan kecurigaan.
Jamak terjadi warga merasa orang superkaya menyiasati aturan agar bisa menumpuk aset. Warga superkaya menjadi makmur tidak hanya dengan bekerja keras seperti warga biasa.
Sementara pada masyarakat dengan kesenjangan rendah cenderung timbul kepercayaan. Mereka percaya kepada sesama warga ataupun pemerintah. ”Nordik teratas karena ada kepercayaan dan kebajikan, baik dalam lembaga resmi maupun untuk urusan pribadi,” kata Helliwell.
Orang-orang di negara yang lembaganya bersih, transparan, dan cakap cenderung bahagia. Pemerintahan yang cakap bisa menekan kesenjangan. Pemerintahan cakap juga mampu menyediakan layanan dan jaminan sosial memadai.
Kecakapan antara lain diwujudkan lewat sistem pensiun yang menjaga kehidupan tetap layak, layanan penitipan anak, jaminan kesehatan dan pendidikan, hingga cuti melahirkan. Kecakapan juga ditunjukkan dengan keamanan.
Pada negara seperti itu, warga tidak keberatan membayar pajak tinggi. Pajak di negara-negara Nordik termasuk paling tinggi.
Orang muda
Memang, Helliwell mencatat kontradiksi antara WHR dan data bunuh diri. Tingkat bunuh diri di negara-negara Nordik termasuk tinggi, terutama di kalangan orang muda.
Mengacu pada WHR, negara-negara Nordik memang bukan tempat paling membahagiakan untuk orang berusia di bawah 30 tahun. Justru Lituania menempati peringat pertama sebagai negara paling bahagia untuk generasi Z.
Ketidakbahagiaan orang muda jadi penyebab Amerika Serikat tidak termasuk 20 negara paling bahagia. Orang muda AS senantiasa cemas pada masa depan ataupun kehidupan sehari-hari.
Penembakan massal bisa terjadi setiap saat. Harga aneka kebutuhan terus melonjak. Sementara pekerjaan semakin sulit didapat. Kalaupun ada, gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penurunan kebahagiaan generasi Z, menurut WHR, jadi fenomena di Amerika Utara, Eropa Barat, Afrika Utara, Timur Tengah, hingga Asia Selatan. Sementara di kawasan lain justru ada tren kenaikan kebahagiaan gen Z.
Adapun milenial, orang yang lahir pada 1980-1999, paling tidak bahagia dibandingkan dengan kelompok umur lain. Mereka merasa kepuasan hidup terus merosot.
De Neve mengatakan, WHR menunjukkan ada persoalan kebahagiaan pada anak-anak. Di sejumlah kawasan dan negara, anak-anak menunjukkan gejala krisis paruh usia yang lazimnya dialami orang-orang berusia di atas 25 tahun.