Diterpa Banyak Insiden, Boeing Janjikan Perbaikan Kualitas Keselamatan
Boeing diterpa isu keselamatan dan kualitas produksi. Boeing berjanji melakukan perbaikan sesuai temuan FAA.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
WASHINGTON, RABU — Produsen pesawat Amerika Serikat, Boeing, menyatakan akan memperbaiki aspek kualitas produksi. Boeing juga akan memastikan para karyawan memahami instruksi pekerjaan sehingga tidak ada yang melanggar prosedur manufaktur perusahaan.
Demikian pernyataan dalam memo yang dikeluarkan Kepala Divisi Penerbangan Komersial Boeing Stan Deal, Selasa (12/3/2024). Pernyataan itu merupakan respons dari hasil penyelidikan enam minggu yang dilakukan Badan Penerbangan Federal AS (FAA) terhadap proses produksi menyusul serangkaian kecelakaan yang melibatkan pesawat buatan Boeing.
FAA menggelar serangkaian penyelidikan terhadap proses produksi pesawat jet Boeing 737 Max. Sejumlah kecelakaan dan insiden terkait keselamatan penerbangan melibatkan pesawat jenis itu. Di antaranya pada Januari 2024, panel pintu darurat di sayap kiri dari pesawat jet 737 Max 9 yang dioperasikan Alaska Airlines terlepas saat pesawat sedang terbang di ketinggian 5.000 meter.
Dilaporkan The New York Times, Selasa (12/3/2024), FAA memeriksa 89 aspek produksi di pabrik Boeing di Renton, Washington. FAA menemukan, Boeing gagal dalam 33 aspek pemeriksaan keamanan.
FAA juga menemukan 97 kasus ketidakpatuhan di pihak produsen. Hal itu termasuk penggunaan kartu kunci hotel untuk memeriksa segel pintu dan penggunaan sabun cuci piring cair sebagai pelumas mekanis. ”Sebagian besar pelanggaran yang ditemukan FAA melibatkan pekerja yang tidak mengikuti prosedur yang disetujui Boeing,” kata Deal dalam memonya.
Deal mengatakan, perusahaan akan mengambil langkah-langkah perbaikan. Salah satunya adalah memastikan karyawan yang selama ini tidak patuh pada prosedur untuk sepenuhnya memahami instruksi dan prosedur kerja.
Boeing akan menambahkan pemeriksaan kepatuhan mingguan kepada semua tim kerja di pabrik Renton tempat jet Max dirakit. Boeing akan mengadakan pelatihan tambahan untuk karyawan terkait dan mendedikasikan sebagian dari jam kerja untuk meninjau prosedur dan memeriksa alat. ”Kami menggunakan masukan Anda, dan masukan dari regulator serta pelanggan, untuk segera meningkatkan aspek keselamatan dan kualitas,” kata Deal.
Pada awal Maret, FAA telah memerintahkan Boeing untuk membuat kerangka kerja guna mengawasi pengendalian kualitas dalam waktu 90 hari. ”Tindakan ini penting bagi rencana komprehensif yang akan segera kami sampaikan ke FAA,” imbuhnya.
Perintah itu merespons temuan komisi ahli independen yang ditunjuk FAA terkait standar keselamatan Boeing. Menurut temuan mereka, standar itu terlalu rumit dan menimbulkan kebingungan karyawan. Deal mengatakan, tim Boeing berupaya mengurangi kerumitan, mengefisienkan proses, dan memenuhi rekomendasi komisi.
Karyawan Boeing diminta untuk selalu mewaspadai potensi bahaya terkait keselamatan atau penurunan kualitas. Hal-hal yang mengkhawatirkan itu harus dilaporkan menggunakan sistem pelaporan internal perusahaan.
Saat Boeing masih menghadapi penyelidikan dari FAA dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), media AS melaporkan, Departemen Kehakiman telah membuka penyelidikan kriminal terhadap perusahaan itu. Boeing tengah menghadapi sejumlah pertanyaan menyusul beberapa kejadian yang membahayakan keselamatan.
Selain insiden Alaska, juga ada kebakaran pada mesin Boeing 747 yang terjadi tak lama setelah lepas landas dari Florida pada Januari. Pada 7 Maret 2024, pesawat jet Boeing 777 rute San Francisco-Osaka harus mendarat darurat tak lama setelah lepas landas. Penyebabnya, sebuah roda lepas, jatuh ke tempat parkir bandara, dan merusak beberapa mobil.
Pekan ini, otoritas Selandia Baru meluncurkan penyelidikan setelah sebuah Boeing 787 Dreamliner yang dioperasikan LATAM Airlines kehilangan ketinggian secara tiba-tiba di tengah penerbangan dari Sydney ke Auckland. Insiden itu menimbulkan guncangan hebat dan membuat 50 dari 263 penumpang cedera. (AP/AFP)