Krisis Laut Merah Memanas, Serangan Rudal Houthi Tewaskan 3 Awak Kapal
Pertama kali sejak bergolak, menyusul perang Gaza, krisis Laut Merah menelan korban: 3 kru kapal tewas diserang Houthi.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·3 menit baca
DUBAI, KAMIS — Krisis di Laut Merah mulai memakan korban jiwa. Tiga awak kapal tewas setelah kapal niaga tempat mereka bekerja diserang rudal kelompok Houthi di Teluk Aden, satu alur di jalur perdagangan maritim Laut Merah, perairan Yaman, Rabu (6/3/2024).
Ini adalah korban jiwa pertama sejak krisis Laut Merah berkecamuk, November 2023. Kelompok Houthi menyerang kapal-kapal niaga yang melintas di Laut Merah sebagai tindakan solidaritas kepada warga Palestina di Jalur Gaza yang digempur Israel.
Amerika Serikat dan koalisinya telah menggempur sejumlah lokasi Houthi di Yaman sejak Januari 2024. Meski demikian, serangan Houthi tak kunjung mereda. Jatuhnya korban jiwa ini bisa memperkeras gempuran AS dan koalisinya terhadap Houthi, yang dikhawatirkan meningkatkan eskalasi konflik bersenjata di kawasan.
Sabtu (2/3/2024) lalu, kapal kargo Rubymar dilaporkan tenggelam di Laut Merah setelah diserang Houthi di Selat Bab el-Mandeb, celah sempit menuju Laut Merah, dengan rudal balistik antikapal, 18 Februari 2024.
Informasi tentang jatuhnya korban jiwa dalam krisis Laut Merah dilaporkan oleh Komando Tengah (Central Command/Centcom), AS, Rabu malam waktu AS atau Kamis dini hari. Kapal terakhir yang diserang Houthi dan menewaskan tiga awaknya itu adalah True Confidence, kapal Yunani berbendera Barbados.
Akibat hantaman rudal Houthi, kapal tersebut terbakar sekitar 50 mil laut dari pelabuhan di Teluk Aden, Yaman. Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, melalui rekaman pesan suara menegaskan bahwa serangan-serangan kelompoknya baru akan berhenti setelah pengepungan terhadap warga Palestina di Gaza diakhiri.
Menurut Centcom, serangan Houthi telah menyebabkan kerusakan parah pada kapal True Confidence. Selain tiga awak kapal tewas, sedikitnya empat awak terluka, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Serangan atas kapal tersebut diawali dengan peringatan Houthi melalui pesan radio kepada kru kapal. Sejak mendisrupsi jalur pelayaran niaga di Laut Merah, November 2023, Houthi biasa memberi peringatan kepada kapal-kapal yang melintasi Teluk Aden dan Laut Merah.
Sejumlah pengamat menyebut, peringatan itu diperkirakan untuk menyampaikan pesan keinginan Houthi menguasai kapal-kapal tersebut.
Belasan warga Filipina
Setelah kapal True Confidence dihantam rudal Houthi, para awak kapal itu menyelamatkan diri dan meninggalkan kapal tersebut dengan naik sekoci. Kapal perang AS dan kapal Angkatan Laut India yang berada di lokasi terdekat membantu evakuasi awak kapal True Confidence.
Petugas operator kapal di Yunani, seperti dikutip kantor berita Reuters, mengatakan, kapal True Confidence terbawa arus dan terbakar. Hingga kini, belum ada informasi mengenai nasib 20 kru kapal dan tiga pengawal bersenjata di kapal itu. Di antara mereka, terdapat 15 warga Filipina, empat warga Vietnam, dua warga Sri Lanka, serta masing-masing satu warga asal India dan Nepal.
Melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan kepada Houthi untuk menghentikan serangan terhadap kapal-kapal niaga internasional di Laut Merah. ”(Serangan-serangan) Itu menyebabkan gangguan pada properti, kehidupan, dan ekologi di area tersebut,” kata Dujarric.
Dari Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengecam keras serangan terhadap kapal True Confidence. ”Kami terus mengawasi serangan-serangan sembrono ini, yang tidak mempertimbangkan kondisi warga sipil yang tak bersalah, yang melewati Laut Merah. Dan kini, disayangkan dan tragis, telah menewaskan warga sipil tak bersalah,” ujarnya kepada wartawan.
Belum jelas mengapa Houthi menarget kapal True Confidence. Kapal ini pernah dimiliki Oaktree Capital Management, perusahaan yang berbasis di Los Angeles, AS. Akan tetapi, saat ini kapal tersebut milik perusahaan yang didaftarkan di Liberia, True Confidence Shipping, dan dioperasikan perusahaan Yunani, Third January Maritime.
Kedua perusahaan melalui pernyataan tertulis menegaskan, kapal True Confidence tidak memiliki keterkaitan dengan AS.
Dalam insiden terpisah, Selasa (5/3/2024), Houthi menyerang kapal USS Carney, kapal perusak Arleigh Burke-class, yang digunakan untuk menggempur Yaman. Baik Centcom maupun Houthi sama-sama mengonfirmasi insiden tersebut.
USS Carney menembak jatuh pesawat-pesawat nirawak (drone) pembawa bom dan rudal balistik antikapal. Setelah itu, AS melancarkan serangan udara yang menghancurkan tiga rudal antikapal dan tiga drone kapal pengangkut bom.
Houthi menguasai ibu kota Yaman, Sana’a, sejak 2014. Sebelum perang Hamas-Israel di Gaza meletus, sejak tahun 2015 kelompok pro-Iran itu terlibat perang dengan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi. (AP/REUTERS)