Kapal Rubymar Tenggelam, Rute Laut Merah Makin Dijauhi
Houthi masih saja menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Salah satunya Rubymar yang akhirnya tenggelam.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
DUBAI, SABTU — Kapal kargo Rubymar akhirnya tenggelam di Laut Merah setelah berhari-hari terendam air pascaserangan kelompok Houthi. Tenggelamnya kapal itu mendorong perusahaan pelayaran menghindari rute Laut Merah dan memilih rute pelayaran alternatif. Selain itu, tarif asuransi menjadi lebih tinggi bagi kapal-kapal yang melewati rute itu dan berdampak pada inflasi global.
Melansir dari kantor berita Associated Press, Sabtu (2/3/2024), kapal Rubymar berbendera Belize diserang Houthi pada 18 Februari 2024 di Selat Bab el-Mandeb dengan rudal balistik antikapal. Pascapenyerangan, kapal berubah arah ke arah utara dan terendam berhari-hari.
Pejabat dari Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional serta pejabat militer regional membenarkan kapal tersebut tenggelam. Pemerintah Yaman menyebut, kapal Rubymar tenggelam pada Jumat (1/3/2024) malam ketika badai melanda Laut Merah.
Kapal tersebut telah ditinggalkan selama 12 hari setelah serangan Houthi. Sebelumnya, ada rencana untuk mencoba menarik kapal tersebut ke pelabuhan yang aman.
Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris yang dimiliki militer Inggris dan mengawasi perairan Timur Tengah mengakui tenggelamnya kapal Rubymar pada Sabtu sore. Manajer Rubymar yang berbasis di Beirut, Lebanon, tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Houthi, yang didukung Iran, juga tidak segera mengakui tenggelamnya kapal tersebut. Sebelumnya, Houthi secara keliru mengklaim kapal tersebut tenggelam seketika setelah serangan.
Gambar satelit dari Planet Labs PBC yang dianalisis AP menunjukkan perahu-perahu kecil di sekitar Rubymar pada Rabu (28/2/2024). Gambar-gambar satelit juga memperlihatkan buritan Rubymar tenggelam, tetapi masih mengapung.
Sementara citra satelit yang diambil pada Jumat dari Maxar Technologies menunjukkan kerusakan akibat ledakan baru di Rubymar yang sebelumnya tidak terlihat. Selain itu, tidak ada kapal lain di sekitarnya.
Perusahaan keamanan swasta Ambrey melaporkan insiden misterius yang melibatkan Rubymar, tetapi tidak memberikan rincian. Pihak-pihak yang terlibat dalam perang Yaman juga tidak mengakui serangan baru atas Rubymar. ”Sejumlah warga Yaman dilaporkan terluka dalam insiden keamanan pada Jumat,” sebut pernyataan Ambrey.
Kerusakan ekologi
Komando Pusat militer AS telah memperingatkan, muatan pupuk dan bahan bakar yang bocor dari kapal Rubymar dapat menyebabkan kerusakan ekologis di Laut Merah.
Ahmed Awad Bin Mubarak, Perdana Menteri Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, mengatakan, tenggelamnya kapal tersebut sebagai bencana lingkungan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. ”Ini bencana baru bagi negara dan rakyat kami. Setiap hari kami membayar atas petualangan milisi Houthi yang tidak berhenti menjerumuskan Yaman ke dalam bencana kudeta dan perang,” kata Mubarak di media sosial X.
Houthi telah menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, sejak 2014 dan mengusir pemerintah. Mereka melawan koalisi pimpinan Arab Saudi sejak tahun 2015 dalam perang yang menemui jalan buntu.
Serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang melewati perairan Laut Merah merupakan bentuk dukungan kepada kelompok Hamas yang tengah berperang dengan Israel di Jalur Gaza. Laut Merah merupakan jalur pelayaran penting untuk pengiriman kargo dan bahan bakar dari Asia dan Timur Tengah ke Eropa.
Akibat serangan yang berlangsung sejak November 2023, banyak perusahaan pelayaran mengubah rute pelayaran kapal-kapal komersial. Perusahaan memilih jalur memutar melewati Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Dengan tenggelamnya Rubymar, perubahan rute bisa berlangsung lebih lama.
Dampak lainnya, tarif asuransi yang lebih tinggi dikenakan pada kapal-kapal yang berlayar di perairan Laut Merah. Hal itu berpotensi meningkatkan inflasi global dan memengaruhi pengiriman bantuan ke kawasan di sekitarnya.
Untuk menjaga keamanan pelayaran Laut Merah, Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara sekutunya melancarkan serangan udara atas posisi Houthi selama lebih dari sebulan terakhir. Namun, Houthi masih saja mampu menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Kelompok itu menegaskan akan terus menyerang sampai Israel menghentikan serangannya ke Jalur Gaza. (AP)