Mobil ini menjadi pilihan karena penampilannya masih menarik dan harganya terjangkau, terutama kelas menengah ke bawah.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Mobil-mobil mungil, sekilas mirip kubus, banyak berseliweran di Liuzhou, kota di selatan China. Dibandingkan mobil-mobil lain yang berbodi bongsor, mobil mungil ini lebih berani bermain warna. Ada yang merah, kuning atau jenis warna yang mencolok mata lainnya.
Tak hanya itu, para pemilik mobil menambahkan berbagai aksesori untuk menambah semarak mobilnya. Berbagai unggahan di media sosial memperlihatkan mobil-mobil yang ditempeli stiker tokoh animasi Doraemon, Spongebob Squarepants, bebek, atau hewan dengan wajah jenaka lainnya hingga stiker polisi.
Yang lebih ekstrem, mereka mengubah tampilan kendaraan sesuai karakter mereka. Jika pemiliknya perempuan muda, bodi kendaraan akan ditempeli motif polkadot atau bunga-bunga berwarna cerah.
Cao, salah satu warga Liuzhou, menambah ceria mobilnya yang sudah berkelir merah delima dengan stiker putih besar bergambar Mickey Mouse, tokoh animasi Disney. Dia juga menambahkan stiker-stiker tokoh animasi lainnya untuk menemani si tikus itu. ”Menurutku, ini lucu,” kata pria berusia 47 tahun itu.
Ia menuturkan, teman-temannya melakukan hal yang sama. Cao merupakan satu dari sekitar 1,5 juta pemilik kendaraan listrik mungil berbasis baterai di China. Bagi Cao, mobil Wuling Hongguang Mini yang dikendarainya meski kecil, sudah mencukupi kebutuhannya.
Saya hanya ingin memiliki sesuatu yang bisa dibawa berkeliling kota. Tidak harus untuk perjalanan jauh.
Dia mengatakan, mobil itu terutama digunakan untuk mengantar dan menjemput anak-anaknya sekolah, belanja, dan bekerja. ”Mobil ini kecil dan nyaman. Mudah diparkir dan diisi dayanya serta murah. Itulah yang membuat saya memilihnya,” kata Cao.
Tang Wenhui, warga lainnya, mengatakan, dia tak berpikir panjang ketika membayar 60.000 yuan (sekitar Rp 131 juta) untuk membeli Hongguang Mini baru setahun lalu. Dana sebesar itu setara dengan pendapatannya setahun.
Foto yang diambil pada 24 Januari 2024 memperlihatkan mobil patroli polisi mungil terparkir di depan kantor polisi di Liuzhou, Provinsi Guangxi, China.
”Saya hanya ingin memiliki sesuatu yang bisa dibawa berkeliling kota. Tidak harus untuk perjalanan jauh,” kata programmer berusia 23 tahun. Sebagai pekerja yang baru lulus kuliah, dia menginginkan sesuatu yang bisa membantunya menjalani hidup lebih mudah.
Selain alam yang indah dan kuliner mi siput yang terkenal, Liuzhou dikenal sebagai pusat mobil mungil China. Kota berpenduduk 4 juta jiwa itu merupakan pusat produksi Wuling, pabrikan otomotif China.
Hongguang Mini, kendaraan listrik berbasis baterai (battery electrified vehicle/BEV), panjangnya sekitar 3 meter dan lebarnya 1,5 meter. Mobil itu bisa menampung empat orang. Kekurangannya, ruang bagasi terbatas. Walau mungil, baterai litium berkekuatan 20 kilowatt (kW) mampu mencapai jarak 215 kilometer dengan sekali pengisian daya penuh.
Dengan harga 41.800 yuan (Rp 91 juta), mobil ini terjangkau bagi warga kelas menengah ke bawah di China. Kendaraan yang telah lama diproduksi harganya bahkan hanya 30.000 yuan (Rp 65,5 juta), seperdelapan harga sedan Tesla Model 3.
Bersinar
Wuling bukan pemain tunggal pada kategori mini EV. Sejumlah perusahaan otomotif besar lain, seperti Dongfeng Motor, Chery, hingga Geely juga memproduksi kendaraan sejenis. Mengutip laporan media China Daily, Juli 2023, Wuling Hongguang Mini EV merajai pasar mini EV di China dengan total penjualan 1,37 juta unit sejak pertama diperkenalkan ke publik tujuh tahun lalu.
Mini EV menjadi pilihan karena penampilannya masih menarik dan harganya terjangkau. Di sejumlah daerah yang kurang berkembang di China, wajah transportasi ramah lingkungan dan ramah kantong menjadi pilihan saat ini.
Foto yang diambil pada 24 Januari 2024 memperlihatkan mobil berbasis listrik yang mungil di salah satu lokasi parkir di kota Liuzhou, Provinsi Guangxi, China.
Ledakan permintaan terhadap kembaran Hongguang Mini EV, Baojun E100, pada 2017 menjadi dasar kepercayaan diri produsen otomotif untuk tetap memproduksi mobil mini, bahkan mikro. SAIC-GM-Wuling, produsen Baojun, menerima 12.000 pesanan dari 15.000 warga yang mencoba kendaraan itu saat diperkenalkan kepada publik. Slot untuk pemesanan habis dalam hitungan menit.
Yan Xi, manajer penjualan di Liuzhou, mengatakan, kendaraan listrik mungil sangat membantu dan sangat praktis baginya. Ukuran mobil setengah dari ukuran kendaraan normal, memungkinkan mobil parkir di lokasi sempit. Meski tergolong murah, sekitar Rp 109 juta, mobil mungil itu menggambarkan pribadinya. Yan menempelkan gambar stiker kucing kesukaan di mobil mini itu.
Tu Le, pendiri perusahaan konsultan otomotif Sino Auto Insights, mengatakan, bagi warga dengan kemampuan finansial terbatas, mobil bukan sekadar sarana transportasi. Kendaraan itu juga bak aksesori untuk bergaya.
”Itu sebabnya membeli aksesori untuk menghias atau memoles kendaraan membuat setiap mobil unik dan populer. Pada saat yag sama, mobil masih berfungsi sebagai alat transportasi dan membantu perjalanan sehari-hari,” katanya.
Meski banyak pabrikan otomotif China memproduksi mobil normal, mobil-mobil mini yang banyak bertebaran di China sangat penting bagi perekonomian dan program transisi energi. Banyak yang menilai mobil itu tingkat keamanannya rendah. Ini merujuk pada struktur rangka yang ringan dan cenderung ringkih serta kurangnya kantong udara dan fitur lainnya.
Mobil-mobil itu pun mengendalikan keinginan warga untuk memiliki mobil normal yang masih menggunakan bahan bakar fosil, yang berujung pada tingginya polusi udara. ”Produk ini menciptakan pilihan bagi mereka yang belum mampu membeli kendaraan dengan ukuran normal dan menciptakan pilihan bagi mereka yang tidak mampu membeli sarana transportasi sendiri,” kata Tu. (AFP)