Konspirasi, Semua Berawal dari Pertemuan Rahasia
Komunitas Birch meyakini teori konspirasi bahwa ada kekuatan yang hendak melemahkan AS dan elite ikut terlibat.
Pada 9 Desember 1958, sebanyak 11 pengusaha terkaya di Amerika Serikat menghadiri pertemuan rahasia dan misterius di kawasan Meridian Park, pinggiran kota Indianapolis, Amerika Serikat. Mereka datang memenuhi undangan Robert Welch, pengusaha permen kaya raya yang juga dikenal sebagai ”Sugar Daddy”.
Waktu itu, suhu hanya satu digit alias dingin menggigit. Welch meminta mereka tinggal di sebuah rumah luas bergaya Tudor, gaya arsitektur Inggris pada abad ke-16 dan 17, selama dua hari tanpa diberi tahu terlebih dahulu ada acara apa.
Baca juga: Teori Konspirasi Itu Candu dan Destruktif, Dua Kisah Radikalisasi di AS dan Pakistan
Barulah ketika sarapan bersama, Welch menjelaskan alasannya: Amerika Serikat sedang menghadapi ancaman dari ”konspirasi komunis internasional” yang dilakukan ”kelompok amoral yang beranggotakan para penjahat”. Dengan 11 orang pilihan Welch, yang sudah saling kenal karena sama-sama anggota Asosiasi Produsen Nasional AS, diharapkan ada garda depan gerakan politik baru beranggotakan pasukan patriot AS yang berani dan berdedikasi melestarikan fondasi Kristen dan Konstitusi AS.
Percaya dengan keyakinan Welch yang antikomunis garis keras, ke-11 pengusaha terkaya tersebut sepakat membentuk John Birch Society pada hari itu juga. Nama John Birch Society diambil dari nama John Birch, intelijen militer AS yang menjadi misionaris Baptis dan dibunuh oleh pasukan komunis China pada 25 Agustus 1945. Di mata komunitas ini, John Birch adalah pahlawan pertama Perang Dingin.
Melalui komunitas tersebut, Welch hendak melawan konspirasi komunis yang diyakininya pada waktu itu sudah menyebar dan menyusup ke pemerintah federal. Para pemuja pemerintah yang haus kekuasaan dan membenci Tuhan sudah menyusup ke media massa, sekolah, lembaga legislatif, dan rumah ibadah.
”Orang-orang megalomaniak yang licik ini berusaha menjadikan diri mereka penguasa absolut dari ras manusia yang diperbudak. Sifat beradab sudah dihancurkan,” tulis Welch dalam buku The Blue Book of the John Birch Society (1961). Buku kumpulan tulisan dan pidato yang menceritakan sejarah pendirian John Birch Society itu sampai sekarang dianggap sebagai ”buku putih” bagi komunitas ini.
Kami punya reputasi yang buruk karena selalu dianggap gila. Namun, semua hal yang kami tulis akan terjadi.
Laman media AS, Vox, 19 Maret 2023, menyebutkan, untuk menyadarkan rakyat AS ada ancaman komunis, Welch mengusulkan perlunya program pendidikan nasional baru melalui pamflet, pidato, dan sejenisnya. Selama beberapa tahun pertama, mereka perlahan-lahan merekrut orang lain dan lebih banyak profesional, seperti dokter, pengacara, dokter gigi, dan insinyur.
Sejarah pendirian dan sepak terjang komunitas itu tersimpan rapi di markas John Birch Society di Wisconsin. Kantor berita The Associated Press (AP), Senin (22/1/2024), menggambarkan, begitu membuka pintu markas yang sempit dan dulu selalu penuh orang itu, serasa kembali ke AS pada 1950-an.
Dekorasi interiornya didominasi bendera AS dan potret-potret zaman perang. Komunitas itu masih hidup dan aktif sampai sekarang. Mereka memercayai ada jaringan konspirasi sangat kuat yang tentakelnya ada di mana-mana dan sudah beroperasi di AS sejak abad ke-19 hingga sekarang.
”Kami punya reputasi yang buruk karena selalu dianggap gila. Namun, semua hal yang kami tulis akan terjadi,” kata Wakil Presiden John Birch Society Wayne Morrow, yang menemani kantor berita AP melihat ruang perpustakaan Birch dengan rak-rak buku setinggi 3 meter.
Baca juga: Covid-19 dan Teori Konspirasi
Kepercayaan pada teori konspirasi seperti ini juga yang diyakini generasi baru yang mirip komunitas Birch, yakni QAnon. Gerakan itu meyakini, teori konspirasi benar adanya. Pada 2020, QAnon pernah membanjiri media sosial dengan informasi palsu tentang Covid-19, protes Black Lives Matter, dan pemilihan presiden.
Jajak pendapat pada Desember 2020 oleh NPR dan Ipsos menemukan, 17 persen warga AS percaya ada sekelompok elite pemuja setan yang menjalankan jaringan seks anak-anak serta mencoba mengendalikan politik dan media AS. QAnon meyakini itu sebagai kebenaran. Para pendukung QAnon juga terlibat dalam kerusuhan Gedung Capitol, Januari 2021, karena meyakini surat suara Donald Trump dicurangi sehingga Joe Biden menang.
Hilang kepercayaan
Dulu, ketika Perang Dingin mulai terjadi dan sebagian besar layar televisi masih berwarna hitam putih, peran dan posisi komunitas Birch relatif penting. Mereka sering makan malam di Hotel Waldorf-Astoria, hotel bintang lima di Park Avenue, Manhattan, New York, untuk bertemu dengan para politisi yang berpengaruh.
Komunitas itu juga membuka kantor-kantor pusat di seluruh negara bagian AS, ratusan kantor cabang lokal dan jaringan toko buku. Mereka menyiarkan program khusus di stasiun radio dan mengadakan perkemahan musim panas untuk anak-anak para anggota.
Bagi sebagian besar kaum konservatif, komunitas yang terorganisasi dengan baik dan tak pernah ada masalah dana itu dianggap sebagai pahlawan. Mereka kerap menyebarkan peringatan keras tentang rencana rahasia komunis untuk mengambil alih AS. Perkataan mereka dipercaya karena para pendiri komunitas Birch adalah orang-orang kaya, tokoh bisnis yang sudah berkuasa dan berpengaruh, serta penerbit surat kabar.
Baca juga: Misteri Asal Muasal Virus Covid-19, dari Teori Konspirasi hingga Racun Politik
Mereka adalah tokoh-tokoh mapan dalam perekonomian paling dinamis di dunia. Akan tetapi, mereka melihat diri mereka sebagai pembangkang yang memberontak terhadap tren dominan dalam kehidupan AS. ”Mereka menciptakan tradisi politik alternatif ini,” kata sejarawan di Universitas George Washington, Matthew Dallek, yang juga penulis buku Birchers: How the John Birch Society Radicalized the American Right (2023).
Ide-ide dan keyakinan komunitas itu kemudian membentuk budaya sayap kanan yang pada awalnya jauh di luar arus utama politik Partai Republik.
Teori konspirasi memiliki sejarah panjang di AS, setidaknya sejak tahun 1800 ketika pasukan rahasia dikatakan mendukung pencalonan Thomas Jefferson sebagai presiden. Itu masa ketika pembicaraan tentang teori konspirasi itu belum segencar sekarang. Dulu isu-isu seperti itu disebarkan melalui khotbah di gereja, surat, dan obrolan-obrolan di kedai minuman.
Kini, semua berubah ”berkat” media massa dan selebritas yang menyebarkan konspirasi. Dalam 20 tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah warga AS yang kehilangan kepercayaan pada segala hal, mulai dari institusi pemerintah hingga jurnalisme. Seiring waktu, ide-ide yang tadinya hanya tersebar di buletin pinggiran, laman yang kurang dikenal, atau sesekali di stasiun radio AM, kini menjadi arus utama.
Saat ini, teori konspirasi dikutip oleh banyak senator AS dan jutaan warga AS yang meyakini pandemi Covid-19 itu akal-akalan elite yang berkuasa. Nama John Birch Society sebenarnya sudah agak terlupakan meski kabarnya masih aktif. Yang jelas banyak idenya yang masih hidup dan diyakini benar oleh sebagian rakyat AS, seperti ketakutan bahwa musuh utama AS sebenarnya justru bersembunyi di dalam negeri.
Gerakan-gerakan ”generasi baru” yang muncul dinilai Dallek lebih cerdas secara politik. Mereka mengambil ide-ide komunitas Birch lalu memperbaruinya dan menjadi politik kontemporer. Bagi sebagian orang, gerakan kelompok pinggiran kanan sudah sampai di dalam Gedung Putih dan Trump dianggap sebagai perwakilan mereka. ”Sebagian besar kampanye Trump itu beride Birch,” kata pensiunan CEO John Birch Society, Art Thompson.
Komunitas Birch selama puluhan tahun menyerukan presiden populis mengajarkan patriotisme, menentang imigrasi, menarik diri dari perjanjian internasional, dan membasmi kekuatan-kekuatan yang mencoba melemahkan AS. Keyakinan mereka mengabaikan kebenaran. Fakta, rumor, dan fantasi menyatu menjadi mitologi yang kompleks.
Harian The Hill, 28 Juni 2022, menyebutkan, Trump mungkin tidak menyadarinya, tetapi dia menyebarkan ide-ide komunitas Birch ketika dia memperingatkan akan adanya ”Deep State” atau komplotan rahasia birokrat yang diam-diam mengendalikan kebijakan AS.
Baca juga: Facebook Inc Hapus Akun Pendukung Gerakan QAnon
Trump memanfaatkan lanskap politik konservatif yang sudah dibentuk kelompok sayap kanan selama puluhan tahun, ketakutan akan pergeseran budaya AS yang seismik, dan penyebaran informasi yang salah secara daring. ”Kelompok konspirasi kini menjadi arus utama konspirasi. Konspirasi sayap kanan sudah melampaui komunitas Birch,” kata sejarawan dan peneliti di Cato Institute, Paul Matzko.
Kekerasan
Welch menjadi terkenal ketika dia mengklaim Presiden AS Dwight D Eisenhower, jenderal pahlawan Perang Dunia II, adalah ”agen konspirasi komunis yang setia” dan berada di bawah kendali Rusia. Semua pejabat tinggi pada waktu itu, seperti menteri luar negeri, kepala CIA, dan Milton, adik laki-laki Eisenhower, bahkan juga terlibat.
Selama beberapa dekade, teori konspirasi komunitas Birch berkembang hingga mencakup pembunuhan Presiden John F Kennedy, pendidikan publik, Perserikatan Bangsa-Bangsa, gerakan hak-hak sipil, The Rockefeller Foundation, program luar angkasa, pandemi Covid-19, pemilihan presiden tahun 2020, dan perubahan iklim. Hal-hal ini yang tidak disukai keluarga besar Bircher.
Baca juga: Sering Unggah Kabar Kibul, 150.000 Akun Terkait QAnon Dihapus Twitter
Orang yang dituduh sebagai pemimpin plot itu mulai dari raja kereta api Cornelius Vanderbilt hingga mantan Presiden AS George HW Bush dan Bill Gates yang advokasi vaksinnya, menurut mereka, merupakan bagian dari rencana untuk mengendalikan populasi global. Meski fokus utamanya selalu pada komunisme, Welch akhirnya percaya akar konspirasi bermula dari Illuminati atau perkumpulan rahasia Bavaria pada abad ke-18.
Sepeninggal Welch pada 1985, aura komunitas Birch memudar meski masih menjadi kekuatan di kalangan kaum konservatif. Anggota-anggota komunitas Birch masih aktif berbicara di konferensi-konferensi sayap kanan hingga di kios-kios di pekan raya daerah. Mereka juga masih memiliki kantor mencakup studio televisi bawah tanah yang canggih dan gencar mengirimkan laporan berita secara daring.
Para ahli memperkirakan jumlah anggotanya kini jauh berkurang dibandingkan dengan tahun 1960-an dan awal 1970-an yang 50.000-100.000 orang. Komunitas Birch kini sudah melunakkan retorikanya dan sedikit lebih berhati-hati dalam melontarkan tuduhan konspirasi. Meski begitu, anggota-anggotanya masih sangat percaya kepada Birch. Seperti yang dikatakan Welch dulu, ada konspirasi di sini. Hari ini pun diyakini masih ada. (AP)