Uni Eropa-Arab Upayakan Terobosan Israel-Palestina
Perdamaian langgeng dan berkelanjutan hanya akan tercapai apabila Palestina merdeka dan berdaulat terwujud.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
BRUSSELS, SENIN — Para menteri luar negeri Uni Eropa dan koleganya di Jazirah Arab mencoba mencari terobosan perdamaian Israel-Palestina. Solusi Dua Negara tetap jadi fokus upaya itu.
Upaya itu dilakukan dalam pertemuan para menlu UE pada Senin (22/1/2024) di Brussels, Belgia. Menlu dari Arab Saudi, Jordania, Mesir, dan perwakilan Liga Arab juga hadir dalam pertemuan itu.
Para menlu UE juga menemui Menlu Palestina Riyad Al-Maliki dan Menlu Israel Israel Katz. Maliki dan Katz ditemui secara terpisah sebelum pertemuan para menlu UE dengan para menlu dari Arab.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borell mengatakan, target Israel dalam perang Gaza tidak bisa dijadikan acuan. Sebab, berdasarkan perkembangan perang hampir empat bulan ini, penghancuran Hamas tidak kunjung tercapai. ”Cara itu tidak bisa dipakai lagi,” ujarnya.
Karena itu, Solusi Dua Negara yang disepakati komunitas internasional perlu didorong. UE akan mendorong isu itu lewat konferensi perdamaian. Konferensi tersebut akan tetap diselenggarakan sekalipun Israel-Palestina tidak mau ikut.
Borell menegaskan, perdamaian langgeng dan berkelanjutan hanya akan tercapai apabila Palestina merdeka dan berdaulat terwujud. Karena itu, Solusi Dua Negara harus diwujudkan.
Brussels tahu, kini banyak pejabat Israel menolak gagasan Palestina merdeka dan berdaulat. Di sisi lain, sejumlah kelompok di Palestina juga menolak berdampingan dengan Israel.
Penolakan terbuka
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menegaskan, tidak akan membiarkan negara Palestina berdiri. Ia rela berseberangan dengan Amerika Serikat, sekutu terpenting Israel, demi mempertahankan pendapat itu.
Bahkan, ia menyanggah pernyataan terpisah dari Presiden AS Joe Biden. Menurut Biden, Israel di masa Netanyahu sekalipun pada akhirnya menerima Solusi Dua Negara. Menurut Netanyahu, Biden salah.
Karena itu, Netanyahu menolak menghentikan perang Gaza. Padahal, sebagian anggota kabinet dan keluarga sandera Hamas menolak perang dilanjutkan.
Keluarga sandera terutama gelisah karena tidak ada lagi pembebasan sejak November 2023. Upaya pembebasan dalam dua bulan terakhir tidak kunjung terwujud.
”Sama sekali tidak logis, pemerintah terus menyatakan perang harus berlanjut. Dengan tekanan militer, Hamas akan membebaskan sandera. Akan tetapi, kami tidak juga melihat ada sandera yang dibebaskan (lagi) dengan tekanan militer,” kata Gilad Korengold, ayah dari Tal Shoham yang masih disandera sampai sekarang.
Mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata sekaligus anggota kabinet perang Israel, Gadi Eisenkot, menegaskan, gencatan senjata hanya satu-satunya cara membebaskan sandera. Sebaliknya, kelompok sayap kanan di pemerintahan Netanyahu mendesak perang dilanjutkan. Bahkan, mereka mendorong seluruh warga Palestina diusir dari Gaza. (AFP/REUTERS)