Serangan Kapal Niaga Meluas dari Laut Merah ke Samudra Hindia
Serangan terhadap kapal-kapal niaga meluas dari sebelumnya di Laut Merah kini juga terjadi di Samudra Hindia.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Negara-negara Barat berusaha mengamankan jalur pelayaran niaga yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah. Sejauh ini, serangan dari kelompok pemberontak Houthi di Yaman terhadap kapal-kapal niaga belum berhenti. Menurut Barat, Iran terlibat di belakangnya. Tuduhan ini pun dibantah oleh Teheran.
Laporan terakhir yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) adalah Iran menerbangkan pesawat nirawak menuju Samudra Hindia dan menabrakkannya ke kapal MV Chem Pluto milik Jepang. Kejadiannya berada 370 kilometer dari pesisir India dan masih masuk dalam perairan di bawah Delhi.
Tidak ada laporan awak kapal yang terluka akibat serangan itu. Ini adalah pertama kali AS secara terbuka menuduh Iran terlibat di dalam aksi penyerangan kapal niaga.
Di Teheran, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menampik semua tuduhan Barat. Menurut dia, seperti dikutip oleh kantor berita nasional Iran, IRNA, Teheran sama sekali tidak memiliki proksi di Yaman, Suriah, Lebanon, dan Irak, seperti yang dituduhkan Barat. Ia menegaskan agar Barat jangan membawa-bawa nama Iran ketika berurusan dengan krisis keamanan di Laut Merah.
Walaupun begitu, Amirabdollahian memperingatkan Barat, terutama AS, akan semakin banyak krisis jika gencatan senjata di Gaza tidak segera dilaksanakan. ”AS jangan berpikir negara-negara lain akan diam saja melihat tragedi kemanusiaan di Gaza,” ujarnya.
Kapal MV Chem Pluto, menurut firma keamanan pelayaran Ambrey, mengangkut bahan kimia dari Arab Saudi menuju India. Walaupun dimiliki perusahaan Jepang, kinerja sehari-hari di bawah pengelolaan perusahaan Belanda yang memiliki hubungan dengan pengusaha Israel, Idan Ofer.
Militer India mengungkapkan, MV Chem Pluto meminta bantuan kepada mereka setelah diserang. India pun menurunkan satu unit pesawat dan satu unit kapal Angkatan Laut untuk membersihkan jalur. Kapal MV Chem Pluto akhirnya merapat ke India.
Walaupun dimiliki perusahaan Jepang, kinerja sehari-hari di bawah pengelolaan perusahaan Belanda yang memiliki hubungan dengan pengusaha Israel, Idan Ofer.
Laporan Pentagon itu turut mengungkapkan dugaan serangan Pasukan Garda Revolusi Iran terhadap kapal kargo milik Israel di Samudra Hindia bulan November 2023.
Tuduhan terhadap Iran juga dilemparkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron pada Minggu (24/12/2023). ”Iran ini pengaruh jahat di kawasan Timur Tengah ataupun pada tataran global. Mereka memiliki banyak proksi─perpanjangan tangan─yang bertindak atas perintah Teheran. Termasuk dalam penyerangan kapal-kapal di Laut Merah sehingga tidak bisa memasuki Terusan Suez,” katanya, seperti dikutip surat kabar Inggris, Sunday Telegraph.
Sebelumnya, kelompok Houthi di Yaman menembakkan rudal maupun pesawat nirawak pengebom ke arah kapal-kapal niaga yang melewati Selat Bab al-Mandab. Selat itu merupakan pintu masuk dari Laut Merah menuju Terusan Suez dan kemudian menyeberang ke Laut Tengah.
Gara-gara persoalan ini, kapal-kapal Asia yang hendak ke Eropa harus melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Ini menambah waktu berlayar lebih lama 30 hari dan otomatis biaya operasional juga membengkak. Jika dibiarkan, harga barang akan naik dan dunia bisa terseret ke dalam krisis ekonomi lebih parah.
Sabtu (23/12/2023), kapal militer AS, Laboon, yang berpatroli di Laut Merah menembak jatuh empat pesawat nirawak. Wahana-wahana itu diterbangkan dari Yaman dan diduga kuat berasal dari markas pemberontak Houthi dengan niat menyerang kapal-kapal niaga. Mereka menguasai pelabuhan terbesar Yaman, Hodeidah.
AS, Inggris, Norwegia, dan Belanda bergabung di dalam Operasi Pengawal Kemakmuran. Dari Timur Tengah, Bahrain turut serta. Mereka mengirim kapal-kapal militer untuk berpatroli mengamankan Laut Merah dari serangan-serangan Houthi, dan sekarang juga Iran.
Dari pihak Houthi, perkembangan terbaru ialah pihak-pihak yang bertikai, yaitu Houthi dan Pemerintah Yaman menyetujui gencatan senjata. Kabar ini diumumkan oleh Hans Grundberg, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman. Perang saudara di Yaman ini sudah berlangsung selama sembilan tahun.
Grundberg bertemu dengan perwakilan Pemerintah Yaman, Rashad al-Alimi di Arab Saudi. Riyadh mendukung Pemerintah Yaman dan menampung para pejabat teras Yaman yang mengungsi di Arab Saudi.
Di Oman, Grundberg bertemu dengan kepala delegasi perundingan Houthi, Mohammed Abdul Salam. Kelompok pemberontak ini didukung oleh Iran.
Gencatan senjata sebelumnya, yang juga dimediasi PBB, berakhir pada Oktober 2023 setelah berlangsung sejak April 2022. Secara umum, pertempuran pasukan pemerintah dengan Houthi berkurang drastis. Akan tetapi, tidak ada keterangan, apakah gencatan senjata ini berpengaruh kepada penghentian serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.