Dari Mobil Listrik menuju Pengembangan Ekonomi Kreatif Model “K-Pop”
Target kerja sama kedua negara memperkuat sektor ekonomi industri kreatif Indonesia, seperti Korea mengembangkan K-Pop.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Selain memprioritaskan pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai, Indonesia dan Korea Selatan kini membidik sektor industri kreatif. Kerja sama itu diarahkan untuk menunjang kinerja ekonomi nasional. Seperti Korsel yang sukses dengan K-pop, Indonesia pun berharap dapat mendulang devisa dari pengembangan budaya pop.
Isu tersebut menjadi benang merah Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomasi Indonesia-Korsel, Kamis (30/11/2023), di Jakarta. Tema acara ”Bersama untuk Masa Depan, K-Wave dan I-Wave” mencerminkan upaya untuk meletakkan arah kerja sama Indonesia dan Korsel di masa depan.
K-Wave, merujuk pada Korean Wave, adalah fenomena budaya pop yang kian populer di dunia. Geliat industri kreatif itu mampu mendongkrak ekonomi Korsel. Bahkan, saat ini K-Pop mampu menjadi penopang utama ekonomi negeri itu.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Gandi Sulistiyanto, mengatakan, Korsel merupakan bukti bahwa industri kreatif bisa menjadi tulang punggung ekonomi sebuah negara. Forum ini diharapkan mempertemukan para pelaku industri ekonomi digital berbasis budaya antara Korsel dan Indonesia.
”Indonesia perlu belajar pada Korea Selatan yang mampu mengembangkan industri kreatif dan ekonomi digital berbasis budaya,” kata mantan Duta Besar RI di Seoul itu.
Kiprah dan prestasi industri kreatif Korsel di dunia antara lain ditandai dengan film Parasite yang memenangi Piala Oscar pada 2020 dan beragam kelompok musik, seperti BTS dan Blackpink. Terkait industri kreatif, dibandingkan Korsel, Indonesia baru menjadi pasar.
Profesor Tamu di Universitas Indonesia sekaligus Peneliti Tamu di Asosiasi Korea Indonesian dan Korean Culture Study Eom Gang-sim mengungkapkan, jumlah penggemar fanatik BTS terbanyak di dunia ada di Indonesia. Sekitar 20 persen Army, fans BTS, ada di Indonesia. Selain itu, kelompok musik K-Pop lainnya, Seventeen, mempunyai pemutaran di platform musik digital terbanyak di Indonesia.
Untuk ”mempelajari” latar belakang kesuksesan ini, fungsi penerangan budaya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul lantas diubah menjadi fungsi ekonomi kreatif dan digital, start up (perusahaan rintisan) dan diplomasi publik. Gandi mengatakan, fungsi ini bertugas menjembatani kolaborasi antara para pelaku industri kreatif dan digital. ”Mungkin ini KBRI satu-satunya yang melakukan fungsi ini,” katanya.
Mitra strategis
Dalam sambutan yang ditayangkan melalui rekaman video, Presiden Joko Widodo dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengapresiasi pengembangan kerja sama Indonesia-Korsel. Presiden mengatakan, pada 2022 Korsel menempati peringkat ketujuh negara-negara dengan jumlah investasi terbesar di Indonesia.
”Saya berharap di masa depan akan lebih banyak kerja sama yang kita lakukan sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat kedua negara,” kata Presiden.
Sementara itu, Presiden Yoon menegaskan tentang betapa penting Indonesia untuk Korsel. Indonesia merupakan negara pertama yang menjadi tujuan investasi langsung asing Korea dan negara tujuan ekspor manufaktur. Saat ini, Indonesia juga merupakan negara satu-satunya yang menjalin hubungan kemitraan strategis spesial dengan Korsel di kawasan Asia Tenggara.
”Sekarang Korsel-Indonesia menuju fase kemitraan strategis emas,” katanya.
Saat ini, salah satu sektor prioritas kerja sama Indonesia-Korsel adalah pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik. Posisi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia memiliki peran penting dalam pembangunan industri baterai kendaraan listrik.
”Di Indonesia, sepanjang periode 2019 hingga 2022, untuk sektor di luar migas dan keuangan, realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia terbesar adalah di sektor kendaraan listrik, mencapai sekitar 20 persen,” kata Ketua MPR Bambang Soesatyo yang hadir sebagai salah satu pembicara.
Kerja sama Indonesia-Korsel dalam ekosistem kendaraan listrik dimulai pada 2019. Nota kesepahaman kerja sama itu ditandatangani Presiden Jokowi dengan Hyundai Motor Company pada 26 November 2019. Pada Desember 2020, Hyundai memulai pembangunan pabrik seluas 77,6 hektar di Cikarang, Jawa Barat. Lalu, pada September 2021 PT HLI (Hyundai, LG, Indonesia) Green Power mulai membangun pabrik sel baterai untuk memaksimalkan penggunaan material mentah dari Indonesia. Pembangunan pabrik itu telah rampung pada Mei 2023.
Dalam acara peringatan itu, harian Kompas menandatangani kerja sama dengan media Korea, The Korea Herald. Selain itu juga ditandatangani kerja sama antara PT Hutama Karya (Persero) dan Daewoo Engineering & Construction, Ltd.
Meskipun hubungan diplomatik formal antara Indonesia dan Korsel dimulai pada tahun 1973, pertukaran ekonomi antara pengusaha Korsel dan Indonesia telah terjadi sejak lama. Pada tahun 1968, Korsel memilih Indonesia sebagai tujuan investasi luar negeri pertamanya.
Dalam 50 tahun, perdagangan antara kedua negara telah meningkat 140 kali lipat. Dan dalam 10 tahun terakhir, kerja sama investasi kedua negara meningkat 20 persen. Untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan, Seoul dan Jakarta lantas mematrikannya dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Strategis Korea-Indonesia (IK-CEPA).