Perdagangan Intra-Asia Perluas Kesempatan Bisnis
”Dalam jangka panjang, ketidakpastian geopolitik akan menjadi pendorong perdagangan regional,” demikian Fidelity Australia, 2 Mei 2023.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F23%2Ff95c141b-955f-4bf8-9834-1ca8a4871e1c_jpg.jpg)
Kapal kontainer berada di terminal peti kemas Tanjong Pagar, Singapura, Rabu (21/9/2022). Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dan ekspor di kawasan Asia pada 2022 dan 2023 melambat di tengah lonjakan inflasi.
Nilai perdagangan dunia pada 2022 mencapai 32 triliun dollar AS. Nilai perdagangan barang global, tak termasuk jasa, sebesar 25 triliun dollar AS. Kontribusi Asia sebesar 39,4 persen terhadap total ekspor barang global dan 35,8 persen terhadap impor global. Dari sisi tujuan ekspor dan asal impor, perdagangan Asia mengarah ke sesama Asia. Faktor geopolitik turut meningkatkan pola perdagangan intra-Asia.
Sebanyak 59 persen ekspor-impor Asia tertuju ke Asia dibandingkan dengan total ekspor-impor Asia ke seluruh dunia berdasarkan data tahun 2021. Fenomena ini melanjutkan prospek abad Asia. Mesin pertumbuhan global juga berpusat di Asia. Kontribusi Asia terhadap pertumbuhan global diperkirakan sebesar 67,4 persen pada 2023, dengan kontribusi China mencapai 34,9 persen.
Kenaikan jumlah kelas menengah Asia akan menopang prospek Asia dari sisi permintaan. Diperkirakan jumlah warga kelas menengah Asia menjadi 3,5 miliar jiwa pada 2030, naik dari 2 miliar jiwa pada 2020, seperti dilansir laman World Economic Forum.
Baca juga: Konflik Geopolitik Intensifkan Integrasi Ekonomi Asia
Pertumbuhan Asia juga didorong reformasi yang dilakukan pemerintahan, kemajuan teknologi digital, serta kolaborasi ekonomi di kawasan dalam kerja sama ekonomi. Perdagangan intra-Asia akan melejit dari 6 triliun dollar AS pada 2020 menjadi 13 triliun dollar AS pada 2030, melebihi nilai perdagangan intrakawasan mana pun di dunia.
Perdagangan intra-Asia yang meningkat memberi hal positif karena berperan mengurangi kemiskinan. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva dan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala menuliskan di laman IMF bahwa perdagangan pasca-Perang Dunia terbukti memakmurkan dunia. Perdagangan akan meningkatkan efisiensi lewat pembagian kerja yang turut menaikkan produktivitias.

Data kinerja ekspor Maret-Mei 2021 dibandingkan dengan triwulan keempat 2019, di negara-negara Asia Pasifik. Sumber: hasil analisis Moody’s Analytics
Para investor antusias
Para pebisnis hingga kaliber raksasa multinasional semakin menancapkan kuku bisnis di Asia. ”Perusahaan perkapalan dan logistik melihat perdagangan intra-Asia yang meningkat sebagai kesempatan besar,” demikian dituliskan di situs TAPA pada 27 April 2023. TAPA singkatan dari Transported Asset Protection Association, forum perusahaan manufaktur, penyedia jasa logistik, jasa angkutan barang global, dan jasa terkait.
Akan ada naik turun dalam perdagangan global, tetapi faktor fundamental Asia sangat kuat. Asia adalah pendorong utama perdagangan global, demikian pernyataan ING, perusahaan jasa keuangan Belanda, 4 Februari 2022. Bahkan, ”Pandemi Covid-19 tidak memperlambat pendalaman perdagangan intra-Asia,” demikian dituliskan Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam laporan 2022 berjudul ”Asian Economic Integration: Advancing Digital Services Trade in Asia and The Pacific”.
Para pelaku dari sektor jasa keuangan akan diuntungkan. Seperti dituliskan Bloomberg, 23 Juli 2023, OCBC menargetkan kenaikan pendapatan dari kekuatan jaringan perekonomian Asia, khususnya ASEAN-China. ”Tren makro menunjukkan kita berada di pasar yang tepat,” kata Pemimpin Eksekutif OCBC Helen Wong.
Perdagangan intra-Asia menjadikan saham-saham perusahaan-perusahaan Asia sangat prospektif dalam beberapa tahun ke depan.
Pertumbuhan perdagangan intra-Asia turut menjadikan kawasan sebagai lokasi investasi portofolio yang menarik. Era kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa telah mengubah lanskap investasi portofolio. Situasi itu mendorong layanan bank privat dipaksa mencari sarana investasi dengan keuntungan lebih tinggi.
Kolaborasi ekonomi intra-Asia, termasuk lewat perdagangan, menjadi kesempatan bagi investasi portofolio. Ada kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan bisnis atau mendirikan usaha baru, kata Alvin Lee, Kepala Grup Wealth Management dan jasa keuangan komunitas Maybank, kepada finews.asia, 22 Juni 2023.
”Perdagangan intra-Asia menjadikan saham-saham perusahaan-perusahaan Asia sangat prospektif dalam beberapa tahun ke depan,” demikian Yoojeong Oh, Direktur Investasi di Aberdeen Standard Investments, yang berbasis di Singapura, seperti dikutip Reuters, 27 Februari 2019.

Kontainer terlihat di Pelabuhan Nanjing, Provinsi Jiangsu, China, 27 Oktober 2022.
Berkat tersembunyi
Ketegangan geopolitik turut membuat perdagangan intra-Asia dan aliran investasi meningkat serta akan ada potensi kemakmuran yang lebih besar. Awalnya integrasi perekonomian dimulai secara alamiah, khususnya didorong relokasi industri dari China ke ASEAN. Hal serupa dilakukan investor Asia lainnya. Pemanfaatan upah buruh murah menjadi alasan utama pada awalnya dan kedekatan ke pasar.
Perseteruan dagang AS-China, terutama pengenaan tarif impor asal China oleh AS, semakin mendorong relokasi untuk menghindari tarif AS. Perseteruan justru menjadi berkat tersendiri bagi Asia. Pola relokasi atau diversifikasi lokasi produksi juga pernah terjadi saat Jepang dan AS terlibat friksi perdagangan pada dekade 1980-an silam.
Dalam kasus China, sebagaimana dituliskan Chi Hung Kwan, peneliti dari Nomura Institute of Capital Markets Research, pilihan relokasi China dipastikan mengarah ke kawasan Asia dan beberapa negara di dunia. ”Peningkatan signifikan perdagangan intra-Asia telah menjadi jangkar bagi perekonomian dan membuat Asia bisa terhindar dari penurunan perekonomian global,” demikian BNP Paribas.
Dalam jangka panjang, ketidakpastian geopolitik akan menjadi pendorong perdagangan regional.
Dengan perdagangan intra-Asia yang meningkat, pemerintahan di Asia tidak harus mengandalkan stimulus. Hal itu sekaligus menjadi alternatif bagi Asia, termasuk China, yang bisa meningkatkan perekonomian lewat integrasi ekonomi ketimbang fokus ke pasar Barat dengan pertumbuhan rendah.
Fidelity Australia melihat perdagangan intra-Asia turut mengubah lanskap investasi. Perusahaan besar global telah mendiversifikasi basis produksi di Asia. India, Vietnam, dan Indonesia sedang menjadi incaran investasi asing. ”Dalam jangka panjang, ketidakpastian geopolitik akan menjadi pendorong perdagangan regional,” demikian Fidelity Australia, 2 Mei 2023.
Ada banyak efek positif lain dari peningkatan perdagangan intra-Asia. Pendalaman aktivitas keuangan regional Asia diperkirakan akan meningkat dan hal ini sudah diamati jauh sebelumnya. ”Kesempatan meraih sukses sangat tinggi,” kata Jonathan Garner, Chief Asia and Emerging Market Equity Strategist for Morgan Stanley Research, 9 April 2018.
”Berdasarkan skenario kami, Asia akan mendominasi pertumbuhan kapitalisasi pasar dalam 10 tahun mendatang. Kami juga memperkirakan peningkatan pinjaman perbankan di kawasan, peningkatan perdagangan valuta, dan pasar kredit lainnya,” lanjut Garner.

Perkembangan nilai perdagangan barang intra dan inter-ASEAN pada 2008-2021.
Dominasi 12 negara
Akan tetapi, tidak semua negara Asia merupakan pedagang signifikan. Sebanyak 88 persen perdagangan yang melibatkan Asia ini hanya dilakoni oleh 12 negara, Indonesia termasuk di dalamnya. Porsi China merupakan yang terbesar di antara 12 negara tersebut, seperti dituliskan dalam laporan UPS, Oktober 2022. Uniknya lagi, integrasi perekonomian di Asia tidak terbatas antara ASEAN dan China, tetapi juga keseluruhan Asia. Australia masuk jadi bagian integrasi Asia.
Hal menarik dari perdagangan intra-Asia ini, pola barang yang diperdagangkan bukan merupakan produk akhir, tetapi didominasi produk setengah jadi. Perdagangan barang setengah jadi cenderung meningkatkan volume perdagangan.
Pemicunya adalah dinamika yang terus berlanjut dalam industri retail, manufaktur otomotif, teknologi tinggi (high-tech), dan layanan kesehatan (healthcare), menurut laporan UPS. Empat sektor ini memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan perdagangan intra-Asia walau sektor lainnya turut berperan.
Hal ini sekaligus menunjukkan jaringan produksi Asia semakin terintegrasi. Hanya, dominasi China sebagai pemasok barang setengah jadi dalam perdagangan intra-Asia sangat menonjol.
Baca juga: Asia Rapatkan Barisan, Tensi Geopolitik Jangan Korbankan Pemulihan Ekonomi
Potensi ancaman
Ada potensi ancaman terhadap kelangsungan perdagangan intra-Asia. Faktor geopolitik pendorong perdagangan intra-Asia sekaligus menjadi ancaman. Ancaman ini terpusat pada persaingan geopolitik AS-China.
Ancaman paling besar adalah sengketa wilayah di Asia, diikuti pancingan-pancingan AS yang mencoba menarik beberapa negara di kawasan sebagai sekutu. Tentu ancaman juga datang dari China yang terkesan semakin hegemonik di kawasan.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mencoba melihat sisi positif. Ia mengatakan bahwa ancaman itu relatif bisa diatasi dengan diplomasi dua arah, negosiasi ke pihak AS dan juga ke pihak China. Hal serupa disampaikan mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown di Geneva, Swiss, 12 September 2023. ”Dunia memerlukan era baru kerja sama internasional dan mengkaji multilateralisme,” kata Brown.
Ia mengingatkan kisah pendirian lembaga multilateralisme pada 1940-an yang justru bertujuan menentang keanehan lama. Dari situ dunia tumbuh bersama dan selama beberapa dekade menolak faktor pengacau multilateralisme. Hal serupa dibutuhkan sekarang ini, kata Brown, terutama saat dunia menghadapi perlawanan dari berbagai sudut.

Kepala Ekonomi dan Direktur IMF Pierre-Olivier Gourunchas (tengah) dan Kepala Divisi Penelitian Daniel Leigh (kanan) menghadiri taklimat media tentang Pandangan Perekonomian Dunia di Singapura, 31 Januari 2023.
Asia harus cemat
Asia harus cermat mengamati ancaman geopolitik ini. Laporan IMF berjudul ”Global Financial Stability Report”, April 2023, memperlihatkan efek negatif akibat ketegangan geopolitik. Dalam penelusuran tentang efek ketegangan gepolitik, IMF menyimpulkan ketegangan geopolitik di antara negara-negara besar telah meningkatkan kekhawatiran akan fragmentasi ekonomi dan keuangan global.
Peristiwa invasi Rusia ke Ukraina menjadi contoh jelas dari pertikaian geopolitik. Fragmentasi keuangan berimplikasi terhadap stabilitas keuangan global dengan memengaruhi alokasi modal lintas negara, sistem pembayaran internasional, dan harga aset-aset. Ketegangan geopolitik sangat berpengaruh terhadap alokasi portofolio lintas batas negara.
Oleh karena itu, IMF merekomendasikan agar para pembuat kebijakan perlu menyadari potensi risiko stabilitas keuangan dan mencurahkan sumber daya untuk identifikasi, kuantifikasi, pengelolaan, dan mitigasinya. Mengingat adanya risiko signifikan terhadap stabilitas makro-keuangan global, negara-negara harus melakukan upaya maksimal untuk memperkuat keterlibatan dalam dialog guna menyelesaikan ketegangan geopolitik secara diplomatis dan mencegah fragmentasi ekonomi dan keuangan. (AFP/AP/REUTERS)