Mundurnya Rupert Murdoch dan Ancaman "Perang Keluarga" di Kerajaan Bisnisnya
Konglomerat media, Rupert Murdoch, mengumumkan mundur diri dari imperium bisnis media. Ia menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada anaknya, Lachlan Murdoch. Ada 3 anak lain yang punya posisi sama dalam kepemilikan saham.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·5 menit baca
NEW YORK, JUMAT – Pemilik kerajaan bisnis media, Rupert Murdoch, membuat keputusan mengejutkan. Melalui surat yang ditujukan kepada koleganya dan dirilis Fox Corporation dan News Corp, Kamis (21/9/2023), ia mengumumkan mundur sebagai pemimpin imperium global bisnis medianya. Ia menunjuk anaknya, Lachlan, sebagai pengganti dirinya.
Dalam surat tersebut, Murdoch (92) menyebut dirinya akan mundur mulai pertengahan November mendatang. Mulai saat itu, ia menjadi ”Pemimpin Umum Emeritus (Chairman Emeritus)”. ”Saya dapat memastikan bahwa saya akan terus terlibat setiap hari dalam pertarungan ide-ide,” tulis Murdoch dalam surat pengumuman pengunduran dirinya.
”Perusahaan-perusahaan kami adalah komunitas-komunitas dan saya akan tetap menjadi anggota aktif dalam komunitas kami. Saya akan menyaksikan siaran-siaran televisi dengan pandangan kritis, membaca koran kami dan situs serta buku-buku dengan penuh minat,” lanjut Murdoch.
Meski usianya sudah lanjut, dengan cengkeraman pada imperium bisnis medianya, pengunduran diri Murdoch tetap dirasa mengejutkan bagi sebagian pihak. ”Saya benar-benar melihat (pengunduran diri) itu mengejutkan karena saya perkirakan Rupert masih akan terus aktif hingga dia tidak bisa bernapas,” ujar penulis Claire Atkinson yang saat ini menggarap biografi Murdoch.
Sepanjang tujuh dekade terakhir, Murdoch membangun kerajaan bisnis medianya, melampaui tanah kelahirannya di Australia, menjangkau berbagai sudut di tiga benua. Saat Murdoch mengumumkan mundur, Kamis (21/9/2023), Forbes menaksir kekayaannya sekitar 17,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 265 triliun.
Murdoch memulai langkah bisnis media pada 1952, mewarisi media lokal di Adelaide, Australia, dari ayahnya. Berbagai skandal mengiringi sepak terjangnya dalam mengelola bisnis media.
Di bawah nahkoda Murdoch, media-media yang dikelolanya kerap menuai kritik terkait pilihan editorial mengambil posisi abu-abu antara jurnalisme dan kumpulan opini. Beberapa media di bawah jaringannya, termasuk New York Post dan Fox, dituding menebar pandangan-pandangan konservatif dan—dalam skala tertentu—dituduh ikut andil mempertajam keterbelahan di kalangan publik AS.
”Dia telah membuat kerusakan besar bagi dunia demokrasi dan khususnya di Amerika Serikat,” ujar mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Jumat (22/9/2023), menanggapi kabar pengunduran diri Murdoch.
Turnbull menyebut Fox News telah membuat AS terbelah. Bahkan, kata Turnbull dalam wawancara dengan televisi Australia, ABC, Fox News juga ”menebar kebohongan”, salah satunya lewat pemberitaan terkait kekalahan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilu AS tahun 2020.
Turnbull menambahkan, media-media grup di bawah cengkeraman Murdoch juga yang paling kencang ”menolak realitas pemanasan global dan menyebabkan langkah penanganan (isu itu) tertunda”.
”Melalui Fox News, Murdoch menciptakan pasukan penghancur demokrasi Amerika dan kehidupan publik, yang mengantarkan pada era keterbelahan di mana para pendukung rasisme dan politik pascakebenaran (post-truth) tumbuh berkembang,” ujar Angelo Carusone, CEO Media Matters for America, kelompok liberal, salah satu pengritik Murdoch. ”Dunia semakin buruk gara-gara Rupert Murdoch.”
Terlepas dari itu, dengan memegang kendali atas tabloid-tabloid dengan pemberitaan yang agresif, seperti The Sun dan New York Post, serta koran-koran dalam kategori media berkualitas, semacam The Times dan Wall Street Journal, ataupun jaringan televisi, seperti Fox dan Sky, keluarga Murdoch menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di dunia.
Kekuatan pengaruh
Dengan jaringan media yang dikelola di bawah komandonya, misalnya lewat Fox News Channel, Murdoch diakui memiliki kekuatan pengaruh di ranah politik Amerika Serikat. Ia belum pernah menduduki atau maju untuk mendapatkan jabatan politik. Namun, para politisi di AS maupun Inggris berupaya memperoleh ”restu”-nya.
Di Australia, para politisi dari berbagai lintas ideologi berupaya menjalin hubungan baik dengan media grup di bawah Murdoch. Sekitar 60 persen koran, termasuk koran nasional The Australian, bernaung di bawah kepemilikan News Corp. Ketika pola konsumsi publik pada media mulai bergeser dari jalur media-media tradisional, terutama di kalangan anak muda, pengaruh Murdoch masih menancap pada ekosistem informasi di negara itu berkat jangkauan media grupnya yang masif.
Dengan jaringan media yang dikelola di bawah komandonya, Murdoch diakui memiliki kekuatan pengaruh di ranah politik Amerika Serikat.
Televisi kabel Sky News Australia miliknya mengambil model dan gaya partisan ala Fox News di AS. ”Apa yang dipublikasikan di The Australian dipantulkan kedua kalinya melalui Sky, lalu dipantulkan ketiga kalinya melalui koran-koran daerah di negara bagian,” ujar Shane Homan, Kepala Sekolah Media, Film, dan Jurnalisme Universitas Monash, Australia.
Selama bertahun-tahun Murdoch menguasai bisnis media, sorotan juga tertuju keluarganya dan pertarungan di antara mereka dalam mengendalikan bisnis. Murdoch menikah empat kali dan memiliki enam anak dari tiga istrinya.
Lachlan Murdoch adalah salah satu putranya dari istri kedua, Anna. Kini, setelah ayahnya mundur, Lachlan tampil menjadi orang nomor satu News Corp. dan Fox Corp. Ia menjadi CEO Fox Corp sejak 2019.
Lachlan tampil di jajaran eksekutif perusahaan bisnis keluarganya, yang dikenal sebagai News Corp, pada era 1990-an dan awal tahun 2000-an. Jabatannya kala itu adalah wakil Chief Operating Officer (2000-2005), merangkap Pemimpin Umum Televisi Fox dan New York Post.
Babak baru sesungguhnya
Lachlan memiliki pandangan serupa, sama konservatifnya, dengan ayahnya. Menurut Michael Wolff, penulis biografi Murdoch berjudul The End of Fox News yang akan diterbitkan pekan depan, menilai bahwa tidak akan banyak perubahan saat tongkat komando News Corp, dan Fox Corp beralih ke tangan Lachlan.
Situasi dan babak baru akan berubah saat kelak Murdoch meninggal. Ketika Murdoch meninggal, kendali kerajaan Fox akan dialihkan pada empat anaknya. Masing-masing dari mereka menempati posisi sama. ”Itulah saat babak baru yang sebenarnya dimulai,” ujar Wolf kepada Associated Press.
Wolf memperkirakan, James Murdoch—adik Lachlan—yang kelak akan mengendalikan Fox News atau Fox News akan dijual. ”Saat itulah tidak ada lagi Saluran Fox News yang selama ini kita kenal dan kita sukai atau kita benci selama 25 tahun terakhir,” kata Wolf.
Dokumen Murdoch Family Trust memaparkan skenario yang mungkin terjadi jika kelak Murdoch meninggal. Saat Murdoch meninggal, saham-saham News Corp dan Fox Corp akan dialihkan Murdoch kepada empat anaknya: Prudence, Elisabeth, Lachlan, dan James. Hal ini berpotensi mencuatkan pertarungan di antara mereka dalam memperebutkan kendali atas imperium bisnis mereka, meski saat ini Lachlan Murdoch akan memimpin Fox Corp dan News Corp.
Kepala Riset pada lembaga Enders Analysis, Alice Enders, menyebutkan bahwa keempat anak Murdoch dari istri pertama dan kedua memiliki saham yang sama pada Murdoch Family Trust. Selain empat anak dari dua istri pertamanya, Murdoch mempunyai dua anak perempuan, yakni Chloe dan Grace, dari istri ketiganya, Wendi Deng. Namun, berdasarkan dokumen Murdoch Family Trust, Chloe dan Grace tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan di imperium bisnis keluarga Murdoch. (AP/AFP/REUTERS)