Jet Tempur Swedia Mengubah Jalannya Perang Ukraina?
Gripen dirancang untuk menghadapi kekuatan Uni Soviet. Jet tempur Swedia itu cocok untuk perang daratan Eropa. Saab Gripen juga dapat menjalani perawatan berat di medan operasi.
Oleh
IWAN SANTOSA
·4 menit baca
KOMPAS/DAHONO FITRIANTO
Pesawat tempur Saab JAS39 Gripen D berkursi tandem unjuk kemampuan dalam demo terbang khusus di hadapan wartawan Indonesia di fasilitas khusus Saab di kota Linkoping, Swedia, Rabu (11/3/2015).
STOCKHOLM, SENIN — Setelah berulang kali berusaha mendapatkan jet tempur F-16 Falcon dari Amerika Serikat dan NATO, Ukraina mungkin dalam waktu dekat mendapatkan pasokan jet tempur dari Swedia. Stockholm mempertimbangkan memberikan jet Saab Gripen ke Kyiv.
Laporan berbagai media di Swedia mengungkap, Swedia sedang mempertimbangkan mengirim jet tempur Saab Gripen untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia. Ini menambah dimensi konflik yang melibatkan kawasan Nordik-Baltik dalam perang Rusia-Ukraina.
Pada zaman Gustav IV Adolf (1778-1837), Swedia pernah bersekutu kemudian berperang melawan Rusia. Akhirnya Swedia kehilangan wilayah Finlandia dalam konflik zaman Perang Napoleon tersebut.
Dalam laporan euronews.com, Senin (18/9/2023), disebutkan, para penerbang Swedia sudah melatih pilot-pilot Ukraina untuk mengoperasikan jet tempur Saab Gripen. Keputusan itu mirip seperti dilakukan para anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sampai sekarang, keanggotaan Swedia di NATO masih menanti persetujuan Hongaria dan Turki.
Dalam konferensi pers di Stockholm, akhir Agustus 2023, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut, jet tempur Gripen sebagai kebanggaan Swedia. ”Gripen akan membuat kemerdekaan kami semakin terjamin,” kata Zelenskyy.
Setelah upaya berkepanjangan untuk memperoleh jet tempur F-16 dari Amerika Serikat dan NATO belum membuahkan hasil, rencana mendapatkan jet tempur Saab Gripen lebih menjanjikan bagi Ukraina. Kini, Ukraina sedang berusaha menekan posisi Rusia di medan tempur sebelah tenggara Ukraina.
KOMPAS/DAHONO FITRIANTO
Jet tempur Saab JAS 39 Gripen D (berkursi tandem) baru saja mendarat setelah melakukan demo terbang di hadapan wartawan Indonesia di Linkoping, Swedia, 10 Maret 2015.
Meskipun berpuluh tahun menjadi negara netral antara NATO dan Uni Soviet semasa Perang Dingin, menghadapi kemungkinan konflik di kawasan Baltik, membuat Swedia serius dalam membangun kemampuan pertahanan. Stockholm juga mau jadi pengekspor senjata.
Produk legendaris
Jet tempur Saab Gripen adalah salah produk militer andalan Swedia. Selain itu, Swedia juga punya produk legendaris seperti S Tank (Stridsvagn 103) dan pabrik meriam Bofors.
Saab Gripen disebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan F-16 Fighting Falcon yang dianggap cocok untuk medan perang daratan stepa Eropa di Ukraina. Gripen dirancang semasa Perang Dingin terutama untuk menghadapi kekuatan Uni Soviet.
Lembaga kajian Inggris, RUSI, menjelaskan, Saab Gripen dirancang untuk menghadapi rudal permukaan udara (SAM) Uni Soviet. Mampu terbang rendah dalam kecepatan tinggi, kelengkapan perang elektronik, perawatan mudah, dan dapat dioperasikan dari pangkalan darurat dengan tim pendukung dengan mobilitas tinggi.
Saab Gripen dapat tinggal landas dari landasan pendek (short take off and landing), landas pacu yang rusak, dan di jalan raya biasa. Saab Gripen juga dapat menjalani perawatan berat di medan operasi. Biasanya pesawat tempur menjalani tiga tahap perawatan, yaitu ringan, sedang, dan berat.
Perawatan berat biasanya dilakukan di pangkalan induk dengan fasilitas lengkap. Saab Gripen dirancang untuk dioperasikan dengan singkat oleh kekuatan tempur yang tersebar dalam kondisi cuaca dan medan operasi yang sulit.
Misi promosi Saab Gripen juga pernah datang ke Indonesia dan mengundang wartawan mencoba simulator Saab Gripen. Saat itu sejumlah jurnalis mencoba simulator Saab Gripen yang dapat dioperasikan dengan mudah seperti mengoperasikan pesawat latih ringan Cessna.
Ketika itu, Saab juga mengundang rombongan wartawan dari Indonesia berkunjung ke Swedia menyaksikan produksi dan berbagai hal terkait jet tempur Saab Gripen. Biaya operasional Saab Gripen per jam terbangnya 4.600 dollar AS. Sementara biaya F-16 Fighting Falcon per jam terbangnya 7.000 dollar AS.
Cocok di Ukraina
Kemampuan operasional Saab Gripen tersebut cocok dengan medan operasi di Ukraina. Kini, sebagian besar pangkalan militer Ukraina di garis depan dan garis belakang hancur akibat serangan artileri dan peluru kendali Rusia.
Selain itu, dampak dari penggunaan jet tempur Saab Gripen adalah efek gentar. Terlebih begitu banyak pemberitaan di Amerika Serikat dan Eropa Barat tentang serangan balasan Ukraina sepanjang musim panas tahun ini tidak mencapai harapan dan belum mampu menekan Rusia.
Ukraina berusaha meyakinkan Blok Barat untuk memberikan aneka senjata yang dibutuhkan untuk berperang. Dukungan itu, menurut Ukraina, turut menentukan keberhasilan serangan terhadap kapal selam dan kapal perang Rusia di pelabuhan Sebastopol di Semenanjung Crimea.
Militer Ukraina mengklaim serangan tersebut menggunakan peluru kendali Storm Shadow buatan Inggris yang membuat kapal perang Rusia rusak total. Rezim Kyiv berusaha mendapat dukungan semakin kuat dari Blok Barat dari segi persenjataan untuk dapat melumpuhkan serangan Rusia.
Jika berhasil mendapat dukungan jet tempur dari negara yang sedang berusaha menjadi anggota NATO, hal itu akan mengukuhkan citra Ukraina didukung Blok Barat secara utuh. Walau realitas perang di lapangan belum tentu sesuai klaim yang diajukan Ukraina. (AP/REUTERS)