Meksiko Ekstradisi Anak El Chapo Si Gembong Narkotika
Ovidio Guzman Lopez atau El Raton, putra gembong kartel Meksiko, Joaquin Guzman Lopez, ditangkap dan diekstradisi ke Amerika Serikat. Dia diduga menjadi otak penyelundupan hampir 1.000 ton narkotika.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
CHICAGO, SABTU – Setelah lebih dari empat tahun mencari keberadaannya, Pemerintah Meksiko menemukan Ovidio Guzman Lopez. Pada Jumat (15/9/2023), putra mantan pemimpin kartel perdagangan narkoba Joaquin ”El Chapo” Guzman itu diekstradisi ke Amerika Serikat. Bersama saudara dan komplotannya, Ovidio mengirimkan hampir 1.000 ton narkotika ke AS.
Jaksa Agung AS Merrick Garland mengumumkan ekstradisi itu. ”(Ekstradisi) ini adalah hasil kerja sama penegak hukum AS dan Meksiko. Departemen Kehakiman akan terus meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab memicu epidemi opioid yang telah menghancurkan banyak kelompok warga di seluruh negeri,” ujarnya.
Dari Meksiko, Ovidio diterbangkan ke Chicago, AS. Selain di Chicago, Ovidio juga akan didakwa di New York dan Washington DC. Dalam dakwaan pada April 2023 di Washington, ia dan setidaknya 20 orang lain didakwa mengedarkan narkotika di AS.
Tidak tanggung-tanggung, total narkotika yang dikirimkan Ovidio dan komplotannya ke AS diduga mendekati 1.000 ton. Bentuknya beragam, mulai dari kokain hingga obat bius sintesis.
AS menuding kelompok Ovidio salah satu komplotan importir bahan baku dari China. Dengan bahan baku itu, mereka membuat obat bius sintesis dan mengedarkannya ke AS. China berulang kali menyangkal terkait sindikat perdagangan obat bius sintesis yang diselendupkan ke AS.
Pengacara AS yang mewakili keluarga El Chapo sejak 2019, Jeffrey Lichtman, menolak berkomentar mengenai penangkapan itu. Sementara itu, pejabat Kementerian Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrad, membantah keterlibatan lembaga AS dalam penangkapan Ovidio. Dilaporkan ABC News, Ebrad menyangkal ada informasi dari AS soal penangkapan itu.
Ia juga menyangkal penangkapan dan ekstradisi itu terkait rencana pertemuan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dan Presiden AS Joe Biden. ”Operasi ini dijaga kerahasiaannya oleh pihak berwenang yang bertugas dan tidak ada intermediasi atau konsultasi politik. Tidak ada kaitan antara operasi tersebut dan pertemuan puncak tersebut,” katanya.
Buruan lama
Ovidio diburu penegak hukum AS dan Meksiko sejak 2018. Sebab, ia diduga menjadi sosok yang paling bertanggung jawab atas peredaran narkoba di AS. Namun, tidak mudah menangkap sosok ini.
Dengan kekayaan dan kerajaan bisnisnya, ia diduga bisa mengendalikan aparat di Meksiko, negara tempat Ovidio berasal dan tinggal. Sesuai julukannya, ”El Raton” atau ”Si Tikus”, ia pandai lari dan bersembunyi.
Upaya penangkapan El Raton menjadi sensasi pada 2019. Setelah diintai enam bulan, ia bisa ditangkap di luar kota Culiacan. Ovidio kemudian ditahan di rumah yang dijaga ketat oleh aparat keamanan bersenjata.
Informasi mengenai penangkapan dan lokasi penahanannya lalu tersebar, sehingga seluruh anggota kartel dan pendukungnya bergerak mengepung rumah yang diduga menjadi lokasi penahanannya. Aparat didesak membebaskan Ovidio. Permintaan itu ditolak dan berujung pada penyerbuan besar-besaran terhadap rumah tersebut.
Setidaknya 29 orang tewas dalam baku tembak itu. Anggota kartel dan para pendukungnya membakar bus dan mobil serta memblokir akses jalan ke kota untuk mencegah bala bantuan bagi aparat keamanan tiba. Untuk mencegah kerusakan lebih jauh, aparat kemudian memindahkan Ovidio ke ibu kota dengan helikopter.
Tekanan terhadap aparat keamanan dan Pemerintah Meksiko tak berhenti pascapemindahan Ovidio ke ibu kota. Anggota kartel Sinaloa melakukan teror dengan membakar bus, kendaraan umum dan pribadi, serta terlibat baku tembak dengan polisi dan tentara di ibu kota. Pada Juni 2020, Presiden Lopez Obrador memerintahkan aparat keamanan melepaskan Si Tikus agar tidak membahayakan penduduk.
El Chapo
Sang ayah, Joaquín Archivaldo Guzmán Loera alias El Chapo, dikutip dari laman Departemen Luar Negeri AS, terlibat dalam perdagangan narkoba sejak 1980-an. Ia menjadi penyelundup dan ahli logistik udara untuk Miguel Angel Felix-Gallardo. Guzman-Loera akhirnya menjadi pemimpin kartel Sinaloa.
Foto yang diambil pada 22 Februari 2014 ini memperlihatkan Joaquin Guzman Lopez, bos kartel Sinaloa, bersiap naik ke helikopter di ibu kota Meksiko, Mexico City. Dia pernah meloloskan diri pada 2011, 2015, dan 2016. Kini dia menjalani hukuman seumur hidup di AS.
El Chapo, yang kini dipenjara seumur hidup di AS, pernah ditangkap oleh aparat Meksiko pertengahan tahun 1993. Kala itu, ia dihukum 20 tahun penjara terkait pembunuhan pesaing bisnisnya dan perdagangan narkoba. Ia lari kala baru dihukum 8 tahun di penjara federal di Jalisco, Meksiko.
Lolos dari penjara, ia kembali menjadi pemimpin tertinggi kartel Sinaloa dan mengendalikan bisnis narkotika. Ulahnya membuat ia menjadi salah satu buron utama sekaligus salah seorang terkaya dunia.
Dia ditangkap kembali pada 22 Februari 2014. Ia ditangkap dalam kompleks sangraloka di Mazatlan, Sinaloa, Meksiko. Hampir 1,5 tahun kemudian, ia kembali melarikan diri. Pada akhir 2015, ia ditangkap di Los Mochis, kota kecil di utara Sinaloa. Pada Oktober 2017, ia diekstradisi ke AS dan dipenjara di sana sampai sekarang.
Dalam dakwaan pada 2019, ia dinyatakan bersalah atas sejumlah kejahatan. Ia, antara lain, memimpin serta terlibat penyelundupan narkotika, pembunuhan, penggunaan senjata api tanpa izin, dan pencucian uang.
Bukan hanya dia, Emma Coronel Aispuro yang merupakan istri kedua El Chapo juga dipenjara oleh AS. Pada November 2021, Aispuro dihukum 36 bulan penjara dan denda 1,5 juta dollar AS. Hukuman itu sebagai ganjaran terlibat pencucian uang dan penjualan aneka jenis narkotika ke AS. (AP)