Topan Khanun Datang, Jambore Pramuka Digelar di Dalam Ruangan
Semua kegiatan jambore di luar ruangan akan dilarang hingga badai berlalu. Saat ini semua peserta Indonesia dalam keadaan aman dan tetap bersemangat.
SEOUL, RABU —Hujan lebat dari topan Khanun mulai mengguyur Pulau Kyushu, Jepang. Dari Jepang, Khanun melaju ke Semenanjung Korea dan menyapu wilayah selatan dan tengah Korea Selatan pada Rabu (9/8/2023). Topan kategori dua ini membawa angin dengan kecepatan 118-154 kilometer per jam dan akan sampai di ibu kota Korsel, Seoul, Kamis.
Khanun mengguyur wilayah selatan dan tengah Korsel dengan curah hujan 10-40 sentimeter dan 60 sentimeter di timur hingga Jumat. Bagi Jepang, ini badai tropis yang parah serta menimbulkan banjir dan tanah longsor. Bersamaan dengan Khanun, topan lain bernama Lan sedang terbentuk di Pasifik dengan kecepatan angin hingga 108 kilometer per jam menuju ke Jepang.
Baca juga : Topan Khanun Berbalik Kembali ke Jepang, China dan Taiwan Waspada
Untuk mengantisipasi bencana akibat Khanun yang menerjang Jepang dan Korsel, pekan lalu, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol meminta semua pihak untuk segera menjalankan upaya pencegahan bencana dan evakuasi warga. Berpacu dengan waktu, Pemerintah Korsel telah memindahkan 36.000 pramuka peserta Jambore Pramuka Sedunia ke-25 yang sedang berlangsung di Bumi Perkemahan Sae Man-Geum, Buan. Proses pemindahan besar-besaran dilakukan sejak Selasa (8/8/2023) sebelum Khanun diperkirakan sampai di lokasi perkemahan.
Pemerintah membantu panitia penyelenggara jambore untuk memindahkan peserta dari 156 negara ke tempat yang lebih aman di sekitar Seoul seperti ke asrama universitas, pusat pelatihan pemerintah, gedung perusahaan, dan hotel. Sekitar 1.000 bus dikerahkan dan mulai berangkat pukul 10.00. Evakuasi selesai dalam waktu 14 jam.
Proses pemindahan akan mendahulukan peserta jambore yang mayoritas berusia remaja. Setelah selesai, barulah orang dewasa yang ikut dalam jambore sebagai anggota tim manajemen dan tim layanan internasional yang dipindahkan. Informasi dari kontingen Indonesia di jambore menyebutkan, KBRI Seoul juga menyiapkan bantuan dengan mengerahkan mahasiswa Indonesia yang bisa berbahasa Korea ke lokasi-lokasi pemindahan peserta.
Pemimpin Kontingen Gerakan Pramuka, Yuniar Ludfi, memastikan terus mengarahkan para pembina pasukan Indonesia sehingga 1.569 peserta Indonesia bisa dipindahkan sesuai jadwal. Saat ini, semua peserta Indonesia dalam keadaan aman dan tetap bersemangat. Mereka masih tampil dengan pertunjukan kesenian di panggung utama pada Senin malam bersama 15 negara lain yang lolos seleksi untuk tampil di panggung utama jambore.
Penyelenggara jambore mengatakan, jambore akan tetap berlanjut dalam bentuk acara dan kegiatan budaya, termasuk konser K-pop di Seoul yang akan digelar pada Jumat sebagai acara penutupan. Semua kegiatan di luar ruangan akan dilarang mulai Kamis hingga badai berlalu. Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korsel Lee Sang-min berharap konser K-pop akan bisa diadakan sesuai rencana di stadion sepak bola Seoul pada Jumat malam ketika Khanun sudah melewati wilayah itu.
Akan tetapi, ia mengakui, Khanun mungkin akan mempersulit pengaturan panggung dan persiapan lainnya. ”Jika topan masih berbahaya pada saat itu dan kondisinya tidak mendukung pelaksanaan konser, kami harus mempertimbangkan untuk membatalkannya,” kata Lee.
Baca juga : Topan Khanun, Puluhan Ribu Pramuka Diungsikan
Wakil Menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan pada Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Kim Sung-ho dalam pernyataan tertulis menyebutkan, rencana evakuasi darurat ini mempertimbangkan keprihatinan dan permintaan Organisasi Gerakan Pramuka Dunia dan negara-negara peserta. Bus yang digunakan untuk proses evakuasi dialokasikan berdasarkan negara dan penerjemah disediakan untuk memudahkan komunikasi. Untuk menjamin keselamatan, ketertiban, dan kelancaran transportasi, proses pemindahan didukung instansi pemerintah terkait seperti kementerian pertanahan, infrastruktur dan transportasi, kepolisian, dan pemadam kebakaran.
”Melalui kerja sama dengan otoritas pemerintah daerah di seluruh negeri, fasilitas administrasi dan fasilitas pendidikan swasta di luar zona dampak langsung topan, khususnya di wilayah ibu kota, akan diamankan untuk menyediakan akomodasi yang nyaman dan aman bagi para peserta. Pemerintah akan melakukan persiapan matang untuk memastikan para peserta disediakan akomodasi yang sesuai dan program jambore selama empat malam lima hari yang tersisa,” sebut Kim.
Direktur Komunikasi Global untuk Organisasi Gerakan Pramuka Dunia David Venn, Senin, mengatakan, masih menunggu Pemerintah Korsel untuk memberikan rencana terperinci. Seorang pejabat dari Provinsi Gyeonggi, provinsi terbesar Korsel di pinggiran Seoul, mengatakan, mereka sedang mengupayakan akomodasi berdasarkan potensi relokasi sekitar 15.000 pramuka ke wilayah itu. Tempat yang mungkin digunakan, antara lain, Pusat Pameran Internasional Korea, fasilitas konvensi utama di Goyang.
Baca juga : Sejarah dan Tantangan Gerakan Pramuka di Indonesia
Terkait dengan 1.500 pramuka peserta dari Swedia, Norwegia, dan Denmark yang disebutkan akan dipindahkan ke pangkalan militer utama Amerika Serikat di Korsel, Kamp Humphreys, belum ada konfirmasi dari AS. Pangkalan AS itu sudah menampung ratusan pramuka asal AS yang dipindahkan sejak pekan lalu karena cuaca panas ekstrem.
Ratusan peserta jambore sudah mendapat perawatan medis karena cuaca panas. Jauh sebelum acara dimulai, banyak yang mengemukakan kekhawatiran tentang program jambore yang membawa begitu banyak anak muda ke daerah terbuka tanpa pohon yang bisa melindungi mereka dari panas terik.
Pemimpin kontingen Norwegia, Geir Olav Kaase, yang membawa 700 orang mengatakan, para peserta dari Norwegia sudah mulai meninggalkan perkemahan sejak Senin malam untuk menghindari kekacauan pada proses evakuasi. Apalagi evakuasi dilakukan secara besar-besaran. ”Kami hanya mau memastikan semua anak aman dan sehat serta proses pemindahan berjalan mulus,” ujarnya.
Baca juga : Cuaca Ekstrem Pengaruhi Kesehatan Anak
Sekretaris Jenderal Jambore Pramuka Sedunia Choi Chang-haeng mengatakan, penyelenggara telah mengamankan lebih dari 340 tempat evakuasi, termasuk pusat komunitas dan pusat kebugaran di daerah dekat Buan. Sekitar 40.000 pramuka datang ke jambore itu dan 4.500 orang di antaranya berasal dari Inggris yang menjadi kontingen terbesar. AS mengirimkan kontingen terbesar kedua dengan 1.000 pramuka. (REUTERS/AFP/AP)