Skandal Perselingkuhan dan Korupsi Politisi Mengguncang Singapura
”Tidak ada sistem yang benar-benar sempurna. Anda mengangkat orang, kadang-kadang ada yang salah,” kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Rangkaian skandal perselingkuhan dan korupsi mengguncang sejumlah politisi utama Singapura dalam beberapa pekan terakhir. Guncangan ini terjadi kala Singapura sedang dalam proses transisi dari kendali keluarga Lee ke tangan politisi lain yang belum jelas namanya.
Senin (17/7/2023), Singapura dikejutkan dengan dua isu perselingkuhan. Ketua DPR Singapura Tan Chuan-jin dan anggota DPR Singapura, Cheng Li Hui, mengumumkan pengunduran diri. Alasannya, mereka berselingkuh sejak beberapa tahun lalu.
”Tidak ada sistem yang benar-benar sempurna. Anda mengangkat orang, kadang-kadang ada yang salah,” kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong soal Tan dan Cheng.
Lee mengaku telah mendengar isu hubungan dua rekan separtainya itu sejak sebelum pemilu 2020. Tan dan Cheng sama-sama telah diperingatkan oleh pengurus Partai Aksi Rakyat (PAP) agar menghentikan perselingkuhan mereka. Karena mereka masih meneruskan, PAP meminta mereka berhenti. Lee membenarkan ikut meminta Tan dan Cheng mengundurkan diri.
Sebelum mengumumkan pengunduran diri, Tan dikecam kubu oposisi. Ia dinilai telah melontarkan kata-kata kasar kepada anggota parlemen lain dalam salah satu sidang pada akhir tahun lalu.
Di tengah kecaman itu, kubu oposisi juga diguncang isu perselingkuhan. Pengurus inti Partai Pekerja, Leon Perera dan Nicole Seah, terekam sedang makan malam dalam suasana intim. Lokasi dan waktu kejadian tidak diungkap. Hal yang jelas, mereka bukan pasangan. Partai Pekerja menyatakan, video itu tengah diselidiki sebelum diputuskan tindakan lebih lanjut.
Kasus korupsi
Guncangan pada PAP, partai penguasa di Singapura sejak negara itu berdiri, bukan hanya soal masalah pribadi kadernya. Beberapa pekan ini, partai itu diguncang skandal korupsi dan suap.
Badan pemberantasan korupsi Singapura, CPIB, telah menetapkan Menteri Transportasi dan Penjabat Menteri Perdagangan Singapura S Iswaran sebagai tersangka. Kasus itu juga menyeret miliarder yang membawa balapan Formula 1 ke Singapura, Ong Beng Seng. CPIB belum memberi penjelasan rinci tentang kasus yang menjerat mereka.
Hal yang jelas, Ong dan Iswaran sama-sama telah diminta menyerahkan paspor. Iswaran malah dibebastugaskan selama proses penyelidikan.
Nasib berbeda dialami Lee Hsien Loong dan dua politisi senior PAP, Tharman Shanmugaratnam dan Vivian Balakrishnan. Bersama ayahnya, Lee Kuan Yew, Lee Hsien Loong pernah dituding menerima diskon puluhan ribu dollar Singapura untuk membeli apartemen yang dibangun perusahaan Ong.
Kasus pada 1995 itu tidak diberitakan secara luas di Singapura. Pemberitaan hanya ada kala Lee memberi penjelasan atas kasus tersebut di parlemen. Selain itu, kedua Lee tetap menduduki jabatan masing-masing.
Lee juga tidak membebastugaskan Shanmugaratnam dan Balakrishnan selama diperiksa CPIB. Pemeriksaan dilakukan karena mereka diduga menyewa rumah negara dengan harga murah. Balakrishnan kini menjadi menteri luar negeri. Sementara Shanmugaratnam menjabat menteri koordinator kesejahteraan sosial. Ia juga sudah mengumumkan akan mengikuti pemilihan presiden Singapura.
Shanmugaratnam dan Balakrishnan sama-sama menyewa rumah milik negara di kawasan Queenstown. Rumah yang mereka sewa berjarak 1 kilometer dari Singapore Zoo.
Lee memerintahkan CPIB memeriksa dugaan itu. CPIB menyimpulkan tidak ada pelanggaran oleh kedua politisi senior tersebut.
Kasus itu menghadirkan dua sisi sekaligus. Di satu sisi, kasus itu menegaskan kesiapan Singapura memeriksa dugaan korupsi tanpa pandang bulu. Di sisi lain, kasus itu menunjukkan warga Singapura semakin berani bersuara pada PAP. Kritik pada PAP semakin kerap terdengar seiring pengurangan jumlah kursi partai itu di parlemen hasil pemilu 2020.
PAP sedang berusaha menjaga citra menjelang pemilu 2025. Selingkuh dan korupsi tidak membantu PAP mempertahankan citranya. (AFP/REUTERS)