Rusia Kuras Artileri Ukraina-NATO dengan ”Drone” dan Rudal Lawas yang Lebih Murah
Rusia memakai pesawat nirawak untuk menguras ketahanan arhanud Ukraina. Selain mahal, amunisi arhanud Ukraina butuh waktu untuk dipasok ulang. Sebagian malah semakin sulit didapatkan.

Prajurit Ukraina dari satuan Pangeran Roman The Great Great 14th Mechanized Brigade Fire, menembakkan peluncur roket buttan zaman Soviet di Kharkiv Ukraina, Sabtu (25/2/2023).
KYIV, SENIN — Sejumlah pihak cemas dengan keberlanjutan pertahanan udara Ukraina. Rusia meningkatkan penggunaan rudal lama dan pesawat nirawak dalam serangan ke Ukraina. Untuk setiap rudal dan pesawat yang ditangkis, Ukraina harus menembakkan sedikitnya dua rudal dan sejumlah peluru artileri pertahanan udara.
Akumulasi harganya lebih mahal dibandingkan dengan pesawat nirawak yang dijatuhkan. Setiap butir peluru Gepard berharga rata-rata 4.000 euro. Harga rudal yang ditembakkan IRIS-T dan Patriot malah mencapai masing-masing 380.000 euro dan 1 juta dollar AS per unit.
Sementara harga setiap unit pesawat nirawak yang dilepaskan Rusia paling mahal 20.000 dollar AS. Dibandingkan dengan sejumlah rudal Ukraina ataupun NATO, pesawat-pesawat nirawak buatan Iran dan dilepaskan Rusia itu jauh lebih murah.
Hal yang lebih mencemaskan NATO adalah Rusia memakai pesawat nirawak untuk menguras ketahanan arhanud Ukraina.
Kepada CNN, sejumlah perwira NATO menyebut bahwa penghancuran sasaran di Ukraina hanya salah satu tujuan penggunaan pesawat nirawak oleh Rusia. Tujuan lain adalah menguras pertahanan udara (arhanud) dan menyebar ketakutan di Ukraina.
”Bagaimana bisa tenang kalau sepanjang malam ada serangan udara dan harus masuk lubang perlindungan? Perang psikologis ini mungkin tujuan utama Rusia lewat penggunaan pesawat-pesawat nirawak itu, ” kata seorang perwira menengah NATO yang menolak identitasnya diungkap CNN.
Hal yang lebih mencemaskan NATO adalah Rusia memakai pesawat nirawak untuk menguras ketahanan artileri arhanud Ukraina. Selain mahal, amunisi arhanud Ukraina butuh waktu untuk dipasok ulang. Sebagian malah semakin sulit didapatkan.

Ahli militer Ukraina tengah menjelaskan kepada sejumlah perwakilan diplomatik negara sahabat soal drone milik Rusia yang digunakan untuk menyerang berbagai wilayah Ukraina di Kyiv, Kamis (15/12/2022).
Rudal untuk S200 dan S300 tidak dibuat lagi, kecuali oleh Rusia. Selain cadangan internal, Ukraina kini memakai rudal S200 dan S300 yang dibeli AS dan sekutunya dari sejumlah negara lain di Afrika dan Asia.
Cadangan di berbagai negara terus menipis dan semakin sedikit negara mau menjualnya kepada AS dan sekutunya. Saat akhirnya rudal itu habis, Ukraina hanya mengandalkan arhanud standar NATO.
Padahal, tidak ada yang bisa memastikan kapan gelombang serangan pesawat nirawak diakhiri Rusia. Moskwa dilaporkan masih terus membeli pesawat nirawak, terutama dari Iran dan diduga pula dari China. Selain itu, Moskwa juga memproduksi sendiri sebagian pesawat nirawak itu.
Baca juga: Rusia Hujani Kota-kota Ukraina dengan Rudal
Belakangan, Ukraina dan Rusia sama-sama mengklaim berhasil menangkis serangan udara pihak lawan. Artileri pertahanan udara setiap negara disebutkan efektif menangkis hampir semua rudal dan pesawat nirawak berpeledak pihak lawan. Meski demikian, tetap saja ada kerusakan akibat rangkaian serangan itu.
Pada Minggu (28/5/2023) malam hingga Senin dini hari, berbagai penjuru Ukraina menjadi sasaran pesawat nirawak dan rudal Rusia. Angkatan Udara Ukraina menyebut, 59 pesawat nirawak Rusia diterbangkan dari Bryansk dan Krasnodar.

Panser Gepard milik Jerman di tempat perawat dan latihan di Oldenburh, Jerman, pada Agustus 2022. Panser itu sebagian dari senjata antiserangan udara yang diberikan Amerika Serikat dan sekutunya kepada Ukraina.
Arhanud Ukraina mengklaim menjatuhkan setidaknya 56 pesawat itu. Sementara dua lagi meledak di Zhytomyr, provinsi di barat Kyiv. Sebanyak 36 dari semua pesawat yang dijatuhkan itu hancur di langit Kyiv. Sisanya ditangkal di sejumlah provinsi lain.
Wali Kota Kyiv Vitalii Klitshcko mengumumkan, serangan ke Kyiv berlangsung sampai pukul 03.00 Senin. Selama beberapa jam, peringatan serangan udara di Kyiv terus menyala. Ledakan-ledakan terus terdengar di berbagai penjuru Kyiv. ”Angkatan bersenjata Ukraina menangkis semua serangan brutal ini,” tulisnya di media sosial.
Baca juga: Iran Akhirnya Akui Kirim ”Drone” ke Rusia
Sementara Penguasa Darurat Militer Kyiv Sergei Popko menyebut, total 40 pesawat nirawak dan rudal diarahkan ke Kyiv. Semuanya bisa ditangkis artileri arhanud Ukraina. Hingga Senin pagi waktu Kyiv, tidak ada laporan korban tewas akibat rangkaian serangan itu. Adapun untuk korban cedera, sejauh ini dilaporkan dua orang dewasa menderita luka bakar.
Rangkaian serangan 28-29 Mei 2023 terjadi beberapa hari setelah serangan sejenis pada 25-26 Mei 2023. Kyiv memantau 17 rudal dan 31 pesawat nirawak berpeledak dilancarkan Mokswa ke sejumlah penjuru Ukraina. Dari seluruh serangan itu, 25 pesawat nirawak dan 10 rudal ditangkis di udara. Sisanya mencapai sasaran di berbagai wilayah Ukraina.

National Advanced Surface to Air Missile System (NASAMS) buatan Rayteon Techologies. Setiap baterai NASAMS terdiri atas 12 peluncur rudal. Setiap peluncur bisa memuat sampai enam rudal darat ke udara AIM-120 AMRAAM. NASAMS juga dilengkapi delapan radar dan satu unit kendali operasi. NASAMS salah satu arhanud yang dihibahkan Amerikat Serikat dan sekutunya ke Ukraina.
Panglima Pasukan Gabungan Ukraina Letnan Jenderal Sergei Naiev menyebut, ketangguhan arhanud di Kyiv dan sekitarnya sudah teruji. Ukraina menjadi satu-satunya negara yang benar-benar teruji bisa menggabungkan persenjataan Barat dan Uni Soviet-Rusia.
Langit Kyiv dilindungi oleh SAMP/T Italia-Perancis, rudal IRIS-T dan panser arhanud Gepard Jerman, hingga NASAMS dan Patriot Amerika Serikat. Selain artileri standar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu, Kyiv juga masih mengoperasikan arhanud S200 dan S300 warisan Uni Soviet. Ukraina punya itu karena dulu bagian dari Uni Soviet dan Pakta Warsawa.
Moskwa, antara lain, menangkis roket dari peluncur HIMARS AS. Moskwa mengklaim pula menangkis rudal ’stormshadow’ yang dihibahkan Inggris kepada Ukraina beberapa waktu lalu.
Adapun Rusia masih terus mempertahankan S200-S300 ditambah S400. Sebagian arhanud Rusia kini ditempatkan di sejumlah wilayah Ukraina yang diduduki Moskwa. Pada Minggu, setidaknya lima ledakan terdengar di sebagian wilayah pendudukan itu.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut, Moskwa antara lain menangkis roket dari peluncur HIMARS AS. Moskwa mengklaim pula menangkis rudal stormshadow yang dihibahkan Inggris kepada Ukraina beberapa waktu lalu.
Rusia terus menyiarkan keberhasilan menangkis persenjataan Barat. Hal itu bagian dari upaya menunjukkan ketangguhan arhanudnya. Rusia menjadi salah satu negara yang memiliki sistem pertahanan udara terkuat di dunia.
Meski bisa menangkis, tidak berarti Ukraina bisa mencegah kerusakan. Sebab, puing-puing pesawat nirawak dan rudal itu dilaporkan merusak sejumlah rumah susun dan rumah tapak di berbagai penjuru Kyiv. Sebagian puing itu jatuh ke rusun dan rumah tapak dalam kondisi terbakar. Karena itu, sejumlah kebakaran terjadi.
Baca juga: Dua Pesawat Nirawak Masuk ke Kremlin
Selain di Kyiv, serangan, antara lain, dilaporkan terjadi di Mykolaiv yang berada di selatan Kyiv. Wali Kota Mykolaiv, Vitaly Kim, menyebut, sejumlah ledakan terdengar di langit kota itu. Setelah itu, ada laporan beberapa bangunan tertimpa puing pesawat nirawak. ”Tidak ada korban jiwa,” ujarnya.
Klitshcko mengatakan, tim penyelamat masih fokus mencari kemungkinan sisa korban di berbagai lokasi puing rudal dan pesawat nirawak jatuh. Oleg karena itu, nilai kerugian akibat serangan belum bisa ditaksir. (AFP/REUTERS)