Roket SpaceX Antar Perempuan Arab dan Bahasa Arab Bergema dari Antariksa
Barnawi menunjukkan, perempuan Arab Saudi bukan lagi orang-orang berbaju hitam dan muka tertutup cadar. Perempuan Arab Saudi kini dan masa depan adalah orang-orang yang berkiprah di berbagai hal dan sampai antariksa.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
Berselang hampir 38 tahun dan setelah tertunda dua pekan, astronot Arab Saudi akhirnya kembali ke ruang angkasa. Diangkut roket Falcon 9 milik SpaceX, mereka menuju Stasiun Antariksa Internasional pada Minggu (21/5/2023) malam waktu Florida, Amerika Serikat.
Astronot dalam misi yang dinamai Axiom 2 itu, antara lain, Ali Alqarni dan Rayyanah Barnawi, astronot Arab Saudi. Alqarni, pilot Angkatan Udara Arab Saudi, dan Barnawi, periset yang fokus pada kanker payudara, dijadwalkan tinggal di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama delapan hari mulai Senin (22/5/2023).
Misi itu dipimpin mantan astronot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Peggy Whitson. Axiom, perusahaan yang disewa Riyadh untuk memberangkatkan Alqarni dan Barnawi, juga menyewa John Shoffner sebagai pilot. Di dalam Dragon, pesawat ulang alik milik perusahaan pimpinan Elon Musk, mereka berempat menuju ISS.
Dalam penerbangan menuju ISS, Alqarni dan Barnawi bergantian menyapa warga Bumi. ”Assalaamu 'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh. Allaahumma lakalhamdu wa syukr. Alhamdulillah(Ya Allah, bagi-Mu segala puji dan segala syukur. Segala puji bagi Allah),” kata Alqarni dalam siaran langsung dari Dragon, pesawat ulang alik yang terpasang di ujung Falcon 9.
Ia menyebut misi itu sebagai saat bersejarah bagi dirinya dan seluruh orang Arab Saudi. ”Semua ini tidak akan terjadi tanpa dukungan dan cinta anda semua. Terima kasih kepada Raja Salman dan Pangeran Mohammed bin Salman untuk dukungan tanpa henti mereka,” tuturnya.
Sementara Barnawi secara khusus menyapa Maryam Firdaus. Bersama Ali Algamdi, Firdaus dipersiapkan Riyadh sebagai astronot cadangan. Adapun Alqarni dan Barnawi menjadi astronot utama. Selama beberapa bulan terakhir, mereka sama-sama berlatih di kompleks milik Axiom dan SpaceX. ”Halo dari luar angkasa. Luar biasa melihat Bumi dari pesawat ini. Masa depan sangat cerah. Tetap bermimpi besar. Percaya pada diri sendiri dan kemanusiaan,” ujar Barnawi dalam siaran langsung dari Dragon.
Tertunda
Penerbangan Barnawi dan Alqarni dilakukan setelah mereka berlatih selama sembilan bulan di kompleks Axiom, SpaceX, dan NASA. Firdaus dan Algamdi juga terus berlatih bersama mereka selama enam bulan itu.
Awalnya, penerbangan mereka dijadwalkan pada 8 Mei 2023. Walakin, pada 3 Mei 2023, SpaceX dan Axiom mengumumkan misi Axiom 2 tidak mungkin dimulai pada 8 Mei 2023. Sampai sekarang tidak diungkap alasan penundaan itu. Pada 10 Mei 2023, Arab Saudi mengumumkan Alqarni dan Barnawi dalam masa karantina wajib. Mereka harus dikarantina selama dua pekan sebelum berangkat ke luar angkasa. Karantina dimulai setelah seluruh proses latihan mereka selesai.
Komisi Antariksa Arab Saudi pimpinan Pangeran Sultan bin Salman mengumumkan, kedua astronot itu sudah menguasai cara mengoperasikan aneka peralatan di pesawat dan stasiun antariksa. Karena itu, sebagaimana disiarkan Arab News dan Alarabiya, mereka dianggap siap menjalankan misi.
Sultan merupakan muslim Arab pertama yang mencapai antariksa. Ia ke luar angkasa dengan pesawat dan roket yang mengangkut sejumlah satelit ke orbitnya. Salah satu satelit itu dimiliki Arab Saudi. Berselang hampir empat dekade setelah penerbangannya, Alqarni dan Barnawi menyusul ke luar angkasa.
Di dalam daftar bawaannya, Alqarni memilih membawa kurma dan bubuk kopi versi Arab Saudi. Bagi dia, kedua hal itu bagian penting dalam rutinitas harian. Warga Arab Saudi dan negara lain di Timur Tengah terbiasa minum kopi dan memakan kurma dalam berbagai kesempatan. Berbeda dari kopi di Indonesia atau sejumlah negara lain, kopi Arab Saudi bercampur aneka rempah.
Adapun di bawaan Barnawi ada anting-anting milik neneknya. Karena itu, dalam sapaan perdana dari Dragon, Barnawi secara khusus berterima kasih kepada neneknya. Selama persiapan misi, sebagaimana dilaporkan Alarabiya dan Arab News, Barnawi menyebut neneknya berperan penting dalam hidupnya.
Biaya
Barnawi merupakan perempuan Muslim ketiga yang mencapai antariksa. Sebelum dia, ada Anouseh Ansary dan Sara Sabry. Ansary, warga AS yang lahir di Iran, menaiki roket Soyuz milik Rusia dalam misi NASA menuju ISS pada 2006. Sementara Sabry, warga Mesir, menaiki roket Blue Origin menuju antariksa pada 2022.
Salah satu astronot yang ditemui Ansary di ISS dan pulang bersama ke Bumi dengan Soyuz, Michael López-Alegría, awalnya mengecam kehadiran Ansary. Bukan karena Ansary pribadi, melainkan karena alasan perjalanan yang dilakukan Ansary. Berbeda dengan puluhan orang lain, Ansary bisa ke luar angkasa karena membayar ongkosnya. Ia merupakan orang ke-4 yang ke antariksa dalam status sebagai pelancong. Sejumlah pihak menyebut, Ansary menghabiskan paling sedikit 20 juta dollar AS untuk menaiki Soyuz dan tinggal di ISS selama beberapa hari.
Belakangan, López-Alegría mengubah pendapatnya karena memandang konstribusi Ansary dan orang kaya lain penting untuk perjalanan antariksa. Karena itu, López-Alegría bergabung dengan Axiom dan memimpin misi Axiom-1 pada 2022. Misi itu sepenuhnya dibiayai swasta. Selain López-Alegría, anggota Axiom 1 terdiri dari pebisnis Israel, AS, dan Kanada.
Sementara Axiom 2 dibiayai sebagian oleh Pemerintah Arab Saudi. Misi itu mengantar Barnawi sebagai perempuan pertama Arab Saudi yang mencapai antariksa. Barnawi menyebut penerbangannya sulit terjadi jika Pangeran Mohammed bin Salman tidak punya visi jauh ke masa depan. Pangeran yang dikenal dengan inisial MBS itu membuat aneka terobosan sejak praktis menjadi penguasa faktual Arab Saudi. Awalnya, ia mencabut larangan perempuan memiliki SIM. Selanjutnya, ia menghapus kewajiban perempuan didampingi kerabat pria jika bepergian jauh dari rumah. Kini, ia mendukung Barnawi ke luar Bumi.
Dalam baju astronot, Barnawi menghadirkan citra baru perempuan Arab Saudi. Barnawi menunjukkan, perempuan Arab Saudi bukan lagi orang-orang berbaju hitam dan muka tertutup cadar. Perempuan Arab Saudi masa kini dan masa depan adalah orang-orang yang berkiprah di berbagai hal dan sampai ke antariksa.
Peran Barnawi di Axiom 2 amat penting. Ia dan Alqarni ditugasi melakukan 14 penelitian selama di ISS. Risetnya, antara lain, soal sel punca, psikologi, dan teknologi informatika. ”Saya merasa sangat terhormat dan berbahagia mewakili mimpi dan harapan warga Saudi, semua perempuan di tanah air dan kawasan,” tutur Barnawi menjelang penerbangannya. (AFP/RAZ)