Minuman Anggur, Alat Investasi Alternatif yang Menjanjikan
Anggur perlu dirawat agar tidak rusak selama disimpan. Waktu penyimpanan juga perlu diperhatikan agar jangan sampai melewati masa kedaluwarsa. Investasi pada anggur, seperti juga pada properti atau saham, bisa rugi.
Koleksi ratusan botol anggur dan sampanye kerap menjadi lambang kejayaan. Membuka sebotol anggur kerap menjadi bagian dari perayaan kejayaan. Selain itu, hanya orang kaya mampu menyimpan anggur dalam jumlah besar dan waktu lama. Namun, bagi sebagian orang, anggur adalah alat investasi.
Kebangkrutan Silicon Valley Bank serta sejumlah bank Amerika Serikat dan Eropa pada Maret 2023 membuat investor berusaha mencari intrumen investasi alternatif. Laporan pada akhir 2022 menyebutkan, perusahaan riset pasar Pregrin menaksir nilai pasar investasi alternatif akan menyentuh 18,3 triliun dollar Amerika Serikat (AS) pada 2023-2028. Pada 2021, nilai ceruk pasar itu 9,3 triliun dollar AS.
Knight Frank Luxury Investment Index (KFLII) mendata sejumlah sarana investasi alternatif. Benda seni, mobil, hingga anggur dipantau dalam KFLII. ”Anggur unggulan adalah salah satu cara mendiversifikasi portofolio. Kalaupun tidak akan dijual, bisa diminum,” kata CEO Cult Wine Investment Tom Gearing kepada majalah Forbes.
Baca Juga: Demam Mobil Kuno Saat Antusiasme Mobil Listrik Meningkat
Mengacu pada Knight Frank Wealth Report 2023, 39 persen orang superkaya mempertimbangkan anggur sebagai alat investasi. Untuk masuk kelompok superkaya, menurut Knight Frank, seseorang harus punya aset bersih minimal 30 juta dollar AS atau Rp 435 miliar.
Para peminat itu, Knight Frank melanjutkan, terutama berada di Amerika, Asia, dan Eropa ”Ketertarikan pada investasi alternatif terus meningkat,” ujar laporan itu. Mengacu pada catatan balai lelang Sotheby, usia rata-rata kolektor anggur unggulan semakin muda. Dari 60 tahunan, kini para peserta lelang anggur unggulan berada di kisaran 40 tahunan.
Ada banyak faktor yang mendorong orang berinvestasi pada minuman anggur. Harga jual kembali yang tinggi menjadi salah satu pertimbangan. Pada 2022, sebotol Screaming Eagle Cabernet Sauvignon buatan 1992 dilelang seharga 500.000 dollar AS. Pada kurs Rp 14.500 per dollar AS, harganya setara Rp 7,25 miliar.
Imbal hasil
Dalam KFLII 2023, imbal hasil investasi pada anggur naik 162 persen selama satu dekade. Sementara untuk imbal hasil tahunan pada 2022, investor mendapat kenaikan 10 persen dari berinvestasi di anggur.
Selama masa pandemi, minuman anggur menjadi salah satu alat investasi yang tetap tumbuh. Pada Februari 2020-Juli 2022, imbal hasil investasi anggur mencapai 41 persen, sementara pasar saham hanya 17 persen dan obligasi secara umum malah minus 7,89 persen. Uang kripto juga terpangkas parah.
”Anggur unggulan sebagai sarana investasi hampir bisa disebut kebalikan dari uang kripto. Uang kripto adalah aset virtual yang tidak nyata, sedangkan anggur unggulan ada bentuk dan kegunaannya,” kata Gearing.
Baca Juga: Menikmati Malam di ’Kebun Anggur Abruzzo’…
Bersama ayah dan kakaknya, Gearing mendirikan Cult Wine Investment pada 2007. Pada 2022, perusahaan mengelola dana 320 juta dollar AS dan punya 1,2 juta botol anggur. Seluruh botol itu disimpan dalam berbagai gudang di 83 negara.
Koleksi Gearing antara lain Emidio Pepe Montepulciano d’Abruzzo. Dalam tiga tahun, investor meraih kenaikan investasi 78 persen dari anggur buatan Italia itu. Sementara investasi pada Chateau Rayas from Chateauneuf de Pape buatan Rhone, Perancis, naik 198 persen.
Keluarga Gearing bukan satu-satunya penyedia jasa investasi yang menjadikan anggur sebagai instrumen pengembangan dana. ”Portofolio kami berdasarkan botol. Investor bisa menanamkan modal pada berbagai botol dari beragam area. Periode investasi rata-rata tiga hingga lima tahun. Sebagian lagi sampai 15 tahun,” kata pendiri dan pemimpin Vinovest, Anthony Zhang.
Uang kripto adalah aset virtual yang tidak nyata, sedangkan anggur unggulan ada bentuk dan kegunaannya.
Bersama sejumlah koleganya, Zhang mendirikan Vinovest pada 2020. Ia menyusul sejumlah lembaga lain yang lebih dulu menyediakan layanan investasi khusus pada anggur. Sejumlah perusahaan manajemen keuangan juga membidik segmen itu.
Novack Capital, misalnya, adalah salah satu lembaga investasi yang baru melirik ceruk pasar ini. Manajer Pengelola Utama Novack Capital CJ Follini menyebut bahwa pasar itu semakin membesar.
Menitipkan uang di lembaga investasi merupakan salah satu cara menanamkan uang di anggur. Cara lain dengan membeli saham perusahaan pembuat anggur atau pengelola kebun anggur. Kalau punya uang lebih banyak, malah bisa sekalian membeli kebun anggurnya.
Pembeliannya bisa mengijon atau membeli anggur sebelum masuk di botol, membeli saat sudah dibotol, atau membeli di lelang.
Cara lain, seperti dilakukan sebagian manajer investasi khusus anggur, membeli anggur dalam botol. Pembeliannya bisa mengijon atau membeli anggur sebelum masuk di botol, membeli saat sudah dibotol, atau membeli di lelang.
Pembelian dengan cara ijon lebih murah. Namun, unsur spekulasinya lebih besar. Sebab, kualitas anggur sama sekali belum diketahui.
Follini mengatakan, seperti semua instrumen investasi, anggur juga perlu dipelajari. Meski berbagai pihak menggolongkan anggur dalam kelompok investasi risiko rendah, tetap saja ada risiko kala menanamkan uang di anggur.
Persiapan
Calon investor segmen ini, menurut Follini, perlu memeriksa dinamika harga anggur selama setahun. Sebab, sekarang sumbernya semakin banyak. Pada saat yang sama, pemeriksaan juga semakin mudah. ”Setiap calon investor dan investor harus benar-benar mempelajari hal ini,” katanya.
Kepala Divisi Anggur Sotheby Jamie Ritchie menganjurkan calon investor membaca berbagai literatur soal anggur. Semua itu untuk memahami kondisi pasar dan apa yang memengaruhi pasokan serta permintaannya. ”Beberapa anggur akan terus naik harganya karena kapasitas produksinya memang rendah,” tuturnya.
Sejumlah produsen hanya mampu memproduksi 450 botol per tahun, sementara beberapa produsen lain bisa memproduksi lebih dari 1.000 botol per tahun. ”Kelangkaan menjadi salah satu faktor pendorong harga. Semakin sedikit produksinya, semakin tinggi harganya,” ujarnya.
Baca Juga: Produsen Anggur Australia Keluhkan Langkah China
Oleh karena itu, berinvestasi pada anggur bisa dimulai dengan membeli anggur di toko. Sebab, anggur di rak-rak toko adalah anggur produksi massal dan karenanya jarang dikoleksi orang untuk rentang waktu investasi saat ini. Kalaupun ada peluang naik, anggur produksi massal harus disimpan dalam rentang waktu di atas 50 tahun.
Selain mengenal pasar, penting untuk mengenal anggur itu sendiri. ”Penting untuk tahu cara mengenali kualitas anggur,” ujarnya. Lokasi, waktu panen, dan cara pemrosesan adalah sebagian faktor yang memengaruhi kualitas anggur. Meski dari kebun dan waktu panen yang sama, kualitas anggur di setiap botol bisa berbeda akibat metode pengolahan berbeda.
Reputasi produsen juga berpengaruh. Anggur dari produsen terkenal cenderung berpeluang menghasilkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan dengan yang belum punya nama. Dengan demikian, penting mempelajari produsen dan daerah asal produksi anggur.
Seperti disampaikan Follini, anggur sebagai instrumen investasi jelas punya risiko. Investasi pada anggur, seperti juga pada properti atau saham, bisa rugi. Selain itu, anggur termasuk jenis instrumen investasi yang tidak mudah diuangkan. Berbeda dengan obligasi, saham, atau emas yang bisa dicairkan hampir setiap saat.
Padahal, butuh modal berskala ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk membangun aset berupa anggur unggulan. Jika membeli dari balai lelang, ada biaya jasa hingga 25 persen dari harga jual. Jika membeli anggur dalam status sebagai aset kelolaan lembaga investasi, ada biaya jasa hingga 2 persen.
Anggur termasuk jenis instrumen investasi yang tidak mudah diuangkan. Berbeda dengan obligasi, saham, atau emas yang bisa dicairkan hampir setiap saat.
Mengingat botol anggur itu barang berharga, pengangkutan, penyimpan, dan perawatannya tidak bisa sembarangan. Perlu metode khusus sehingga memerlukan biaya khusus pula.
Guna penyimpanan, hanya ada dua cara, yakni membuat atau menyewa gudang penyimpanan. Apa pun pilihannya, butuh uang banyak untuk menyimpan anggur dalam jangka waktu panjang.
Anggur perlu dirawat agar tidak rusak selama disimpan. Waktu penyimpanan juga perlu diperhatikan agar jangan sampai melewati masa kedaluwarsa. Untuk itu, penting mengetahui perkiraan periode kedaluwarsa dan masa puncak rasa terbaik anggur. Pengetahuan ini menjadi salah satu dasar memutuskan kapan koleksi anggur dijual.
Baca Juga: Mengembalikan Masa Keemasan Anggur Bali
Tidak kalah penting memiliki asuransi. Seperti halnya barang berharga lain, minuman anggur koleksi juga perlu diasuransikan. Biayanya bisa beragam.
”Mayoritas yang serius berinvestasi pada anggur adalah orang superkaya. Mereka berhasrat pada anggur dan lama belajar di berbagai tempat produksi sehingga bisa memutuskan bagaimana menjadikan anggur sebagai aset investasi yang bagus. Kesenangan dari investasi pada dasarnya memiliki anggur secara langsung,” kata Presiden Empyrion Wealth Management Kimberly Foss. (AFP/REUTERS)